Gojek-Tokpedia Berambisi IPO di Papan Utama, Apa Untungnya?

Image title
10 Mei 2021, 13:40
Gojek-Tokopedia ingin tercatat di papan utama bursa saham, namun ketentuan BEI, perusahaan yang masih merugi hanya dapat tercatat di papan pengembangan.
Katadata
Gojek-Tokopedia

Merger dua perusahaan rintisan (startup) jumbo, Gojek dan Tokopedia dikabarkan segera diumumkan ke publik. Rencananya, entitas baru bernama GoTo tersebut akan melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan pasar saham luar negeri.

Berdasarkan sumber D-Insights, proses IPO GoTo tersebut terkendala oleh ketentuan BEI terkait klasifikasi papan pencatatan saham. Dalam beleid bursa, perusahaan yang masih rugi akan tercatat di papan pengembangan atau akselerasi, bukan di papan utama.

“Gojek dan Tokopedia sedang melobi otoritas bursa agar bisa tercatat di papan utama,” ujar sumber D-Insights tersebut.

Berdasarkan buku panduan Bursa terkait go public, salah satu syarat untuk masuk ke papan utama adalah membukukan laba usaha pada satu tahun buku terakhir. Sedangkan di papan pengembangan, tidak harus membukukan laba. Namun, berdasarkan proyeksi keuangan, perusahaan harus memperoleh laba pada akhir tahun kedua atau akhir tahun keenam untuk sektor khusus.

Pandemi Covid-19 menekan kinerja Gojek. Sebaliknya, Tokopedia mendapat berkah untuk sektor bisnisnya. Namun, merger kedua perusahaan tersebut diperkirakan membuat laporan keuangan perusahaan masih tidak mampu mencatatkan laba. Sehingga, belum memenuhi syarat pencatatan di papan utama.

Ada syarat lain yang menjadi batu sandungan GoTo dalam proses IPO di papan utama, yaitu memiliki aset berwujud bersih (net tangible assets) minimal Rp 100 miliar. Di papan pengembangan, perusahaan hanya wajib memiliki aktiva berwujud bersih minimal Rp 5 miliar saja.

Dalam hal aset berwujud, Direksi Bursa melihat, unicorn yang besar lebih banyak memiliki aset tidak berwujud (intangible assets). Untuk itu, dalam pembahasan mengenai masuk ke papan utama, Bursa memberikan ruang agar startup besar tersebut tetap bisa masuk ke papan utama.

Caranya, memasukkan juga unsur lain dalam kinerja startup itu, seperti pendapatan dan kapitalisasi pasar. Saat ini, BEI tengah menggodok peraturan agar perusahaan rintisan yang memiliki aset tidak berwujud tetap bisa masuk ke papan utama.

"Jadi, kami tetap menjaga kualitas di papan utama, tapi kami tetap perhatikan karakteristik dari perusahaan-perusahaan itu (startup)," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna.

Menurut CB Insights, saat ini valuasi Gojek mencapai US$ 10 miliar dan Tokopedia US$ 7,5 miliar. Merger Gojek dan Tokopedia disebut-sebut akan menghasilkan perusahaan baru dengan valuasi mencapai US$ 40 miliar atau setara Rp 560 triliun.

Mengutip data BEI per akhir April 2021, emiten dengan market cap terbesar adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 781,68 triliun. Di peringkat berikutnya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 494,55 triliun dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Rp 316,99 triliun.

Dengan kata lain, sebagai pendatang baru, market cap GoTo bisa langsung melesat ke posisi kedua setelah BCA, melibas BRI dan Telkom. Jika BEI menerbitkan regulasi baru, ada kemungkinan keinginan GoTo untuk tercatat di papan utama bisa terpenuhi walaupun rapor keuangannya masih merah.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...