Harga Batu Bara Pecah Rekor, Indeks Saham Sektor Energi Melonjak 6,3%

Image title
28 September 2021, 13:18
Saham, Batu Bara, Bursa
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/wsj.
Sebuah truk pengangkut batu bara melintasi jalan tambang batu bara di Kecamatan Salam Babaris, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Rabu (7/7/2021).

Harga batu bara berada dalam tren kenaikan dan memecahkan rekor harga tertinggi, dan mempengaruhi kenaikan harga saham emiten sektor pertambangan batu bara di pasar modal. Terbukti, indeks sektor energi naik 6,36% pada sesi pertama perdagangan saham hari ini.

Pada perdagangan 27 September 2021, harga batu bara ICE Newcastle (Australia) mencapai US$ 202,95 atau setara Rp 2,8 juta (asumsi kurs Rp 14.201/US$) per ton untuk pengiriman Oktober atau tertinggi sejak 2009.

Harga batu bara naik 7,21% dibanding akhir pekan lalu, 23 September, sebesar US$ 189,3 per ton. Jika dibandingkan sejak awal tahun (year to date), harga batu bara melonjak hingga 148,26% dari US$ 124,25 per ton. Dalam perhitungan tahunan (year on year), harga batu bara moreket hingga 245,15% dari US$ 58,8 per ton.

Kenaikan harga batu bara juga terlihat dari penetapan harga batu bara acuan (HBA) oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada September 2021 sebesar US$ 150,03 per ton. Angka tersebut naik 14,54% dibandingkan HBA Agustus 2021 sebesar US$ 130,99 per ton.

Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan, kenaikan harga emas hitam tersebut membuat investor akan tertarik pada saham-saham berbasis batu bara untuk perdagangan Selasa (28/9). Hal tersebut terlihat dari kenaikan signifikan harga saham batu bara pada perdagangan hari ini.

"Perdagangan Selasa (28/9) semua mata investor tertuju kepada super tajamnya kenaikan harga batu bara sehingga pastinya akan mendorong naik harga saham berbasis batu bara," kata Edwin dalam riset tertulisnya.

Edwin menjagokan empat emiten batu bara. Harga saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menguat hingga 13,91% menjadi Rp 1.720 pada perdagangan sesi pertama hari ini. Lalu, harga saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) naik 4,72% menjadi Rp 19.400. Saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 5,28% jadi Rp 2.590. Terakhir, PT Harum Energy Tbk (HRUM) yang naik 4,23% menjadi Rp 8.000.

Tidak hanya saham-saham jagoan Edwin yang naik, semua harga saham emiten batu bara hari ini kompak berada di zona hijau. Saham PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS) melonjak 28,26% menjadi Rp 118. Lalu saham PT Indika Energy Tbk (INDY) juga naik 22,62% menjadi Rp 1.870.

Saham PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) hari ini melesat hingga 14,58% menjadi Rp 550 per saham. PT Bayan Resources Tbk (BYAN) naik hingga 12,7% menjadi Rp 20.625. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) naik 12,5% menjadi Rp 63 per saham. Termasuk PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) yang meningkat 4,72% menjadi Rp 2.220.

Secara umum, indeks sektor energi hingga sesi pertama perdagangan hari ini menjadi sektor dengan kenaikan paling signifikan yaitu 6,36%. Meski begitu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 0,04% menjadi di level 6.119.

Ketua Umum Indonesian Mining Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo mengatakan, harga batu bara saat ini memang dalam kondisi prima. Pasalnya terjadi kenaikan kebutuhan dari Tiongkok dan Australia, serta dampak kenaikan biaya kargo.

Selain itu, kondisi cuaca di beberapa tambang yang diproyeksikan mengganggu produksi juga menjadi faktor yang mendongkrak harga. Namun, menurut Singgih, laju kenaikan harga batu bara tahun ini tak akan sama seperti pertengahan Desember 2020 lalu.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...