Bank Raya Perlu Kolaborasi dengan Fintech untuk Jangkau Desa

Cahya Puteri Abdi Rabbi
9 Februari 2022, 16:13
Bank Raya
Arief Kamaludin|KATADATA
Logo di Gedung Bank Rakyat Indonesia

Kementerian BUMN mengimbau Bank Raya untuk berkolaborasi dengan perusahaan finansial berbasis teknologi atau financial technology (fintech). Dengan begitu, anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ini diharapkan dapat menjadi bank digital yang andal bagi wilayah pedesaan.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, perusahaan fintech yang belum memiliki akses ke perdesaan akan terbantu dengan adanya kerja sama ini.

Perusahaan fintech itu juga dapat memperoleh manfaat dari kemitraannya dengan Bank Raya untuk mengakses jaringan masif bank BRI, termasuk lewat jaringan BRILink dan agen-agen BRI yang saat ini berjumlah 500 ribu dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

"Bank Raya akan berkolaborasi dengan fintech, di mana beberapa fintech tersebut juga diinvestasi oleh BRI ventures. Bank Raya akan menjadi mitra distribusi bagi fintech yang belum memiliki layanan di wilayah terpencil," kata Kartika dalam acara Mandiri Investment Forum 2022, Rabu (9/2).

Sebagai informasi, Bank Raya merupakan transformasi dari PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk atau BRI Agro. Nama baru itu disetujui dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) September 2021 lalu.

Dalam paparan publik akhir September lalu, Direktur Utama BRI Agro Kaspar Situmorang mengatakan, perubahan nama menjadi Bank Raya dikarenakan BRI Agro ingin mengubah wajah atau image perusahaan. Nama BRI Agro dinilai sangat lekat dengan agrikultur dan perkebunan sawit. Sehingga dengan nama Bank Raya, perusahaan diharapkan bisa sepenuhnya berorientasi menjadi bank digital.

"Arah transformasi tersebut akan menyasar segmentasi pasar yang baru yaitu untuk memberikan layanan terhadap sektor gig economy (sektor pekerja informal)," kata Kaspar.

Ia mengatakan, perkembangan yang tengah terjadi ke arah digital pekerja informal akan menjadi pilar penting yang memperkuat dan memajukan perekonomian bangsa.

Adapun, transformasi digital BRI Agro sebenarnya sudah dimulai sejak 2019 dengan meluncurkan produk digital bernama Pinang yang bisa menyalurkan kredit secara digital. Dalam proses transformasi, BRI Agro menjalankan bisnis model yang baru dan membenahi bisnis yang sudah ada.

"Harapan kami perubahan ini dapat memaksimalkan penciptaan nilai yang kami berikan kepada pemangku kepentingan kami, memperoleh nasabah yang lebih luas lagi, dan memberikan manfaat ekonomi kepada mitra bisnis dan pekerja," ujar dia.

Tren digitalisasi di dunia perbankan juga semakin masif, banyak bank-bank besar yang mengakuisisi bank kecil untuk ditransformasikan menjadi bank digital, salah satunya PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

BNI telah meneken kesepakatan awal untuk mengambil alih PT Bank Mayora. Akuisisi ini dilakukan BNI untuk menyusul bank-bank besar lainnya yang telah berekspansi di bisnis bank digital.  Nantinya, Bank Mayora akan menghadirkan solusi digital berbasis ekosistem khususnya untuk membantu usaha kecil dan menengah (UKM) dalam mengakomodir kebutuhan layanan perbankan dan bisnis UKM.

Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga mengakusisi Bank Royal pada 2019 dan merampungkan transformasinya menjadi BCA Digital pada Juli 2021. BBCA telah melakukan penamaan ulang (re-branding) PT Bank Royal Indonesia menjadi Bank Digital BCA.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Lavinda

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...