Omzet Holding BUMN Farmasi Meroket 203% jadi Rp 43 T, Ditopang Vaksin

Lavinda
Oleh Lavinda
21 Juni 2022, 15:29
Holding BUMN Farmasi
ANTARA FOTO/Novrian Arbi
Karyawan memeriksa kondisi suhu Envirotainer berisi bahan baku vaksin COVID-19 Sinovac saat tiba di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Minggu (20/6/2021).

Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Farmasi mencatatkan penjualan bersih Rp 43,44 triliun sepanjang 2021, atau melonjak 203,16% dari raihan omzet bersih tahun 2020 yang hanya Rp 14,32 triliun. Holding BUMN Farmasi terdiri dari Bio Farma, Kimia Farma, dan Indofarma.

Bio Farma sebagai induk Holding BUMN Farmasi, mendapatkan penugasan dari pemerintah untuk mendistribusikan 400 juta dosis vaksin Covid-19 di seluruh Indonesia.

Berdasarkan laporan keuangan, laba usaha tahun 2021 meningkat sebesar 668,1% dibandingkan tahun 2020 dengan mencetak laba bersih Rp 1,93 triliun.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, peningkatan kinerja salah satunya merupakan kontribusi pelaksanaan penugasan untuk penyediaan dan pendistribusian vaksin Covid-19. Selain itu, didukung pula oleh penjualan layanan regular Bio Farma berupa vaksin dan serum untuk pasar domestik maupun pasar internasional.

"Selain vaksin dan serum, penjualan holding BUMN Farmasi pun ditopang dari penjualan anak usaha, PT Kimia Farma pada sektor manufaktur," kata Honesti dalam keterangan tertulis, Selasa (21/6).

Tak hanya itu, penjualan holding BUMN Farmasi juga ditopang Indofarma yang berasal peningkatan nilai penjualan dari segmen produk obat dan pengadaan vaksin Covid-19.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...