Prospek Saham GOTO usai Harga BBM Naik: Harus Tunggu Momentum
Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) tercatat merosot 2,72% atau 8 poin ke leevel Rp 286 dalam kurun waktu lima hari terakhir. Secara momentum, tak berselang lama sejak pemerintah menerapkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Sabtu (3/9) lalu.
Agustus lalu, harga saham emiten transportasi berbasis teknologi itu bahkan hampir menyentuh level auto reject bawah (ARB) akibat penurunan saham.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta berpendapat, emiten saham teknologi seperti GOTO masih harus bersabar menantikan momentum profitabilitas.
“Dalam hal profitabilitas, nanti akan ada waktu emiten-emiten seperti GOTO untuk menghasilkan kinerja dan profitabilitas yang baik. Namun menurut saya ini perlu waktu,” ujar Nafan, Kamis (8/9).
Meskipun penurunan harga saham dipengaruhi oleh kenaikan BBM, performa nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) GOTO diharapkan bisa bertahan baik.
“Hal yang paling ditekankan GTV dan GMV seharusnya bisa mempertahankan performa karena berkaitan dengan adanya kondisi daya beli walaupun ada faktor kenaikan BBM. Selama tidak terjadi breakdown di level Rp 274 dan memiliki level resistance di Rp 344, GOTO masih bisa naik ke level Rp 344,“ lanjut Nafan.
Direktur Utama Grup GoTo Andre Soelistyo menjelaskan, pada kuartal kedua tahun ini, perseroan terus fokus pada pertumbuhan bisnis yang berkualitas dan berkesinambungan.
"Nilai transaksi bruto (GTV) dan pendapatan bruto perseroan terus tumbuh, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya," kata Andre Soelistyo, Selasa (30/8).
Dalam pedoman kinerja yang disampaikan perusahaan, pada kuartal ketiga tahun ini, GTV akan berada di rentang Rp 151 triliun sampai dengan Rp 156 triliun.
Kemudian, pendapatan bruto kuartalan dalam rentang Rp5,7 triliun hingga Rp6,0 triliun. Sedangkan, margin kontribusi sebagai persentase GTV di kuartal ketiga diperkirakan berada dalam rentang -1,3% hingga -1,2%.