MNC Energy (IATA) Kantongi Kontrak Penjualan Batu Bara Rp 1,62 Triliun

 Zahwa Madjid
19 September 2022, 18:31
IATA
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.
Ilustrasi batu bara

Emiten pertambangan milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo, PT MNC Energy Investments Tbk (IATA), melalui anak usaha di bidang batu bara, PT Bhakti Coal Resources (BCR) telah meraih kontrak penjualan batu bara dengan tiga pembeli senilai total US$ 108,42 juta atau setara Rp 1,62 triliun.    

Perusahaan telah menandatangani Perjanjian Jual Beli dengan ketiga pihak pembeli tersebut, yakni SAII Resources Pte Ltd dengan nilai kontrak sebesar US$ 27,105 juta untuk 500,000 metrik ton, Visa Resources Pte Ltd sebesar US$ 27,105 juta untuk 500,000 metrik ton, dan CPTL Pte Ltd sebesar US$ 54,210 juta untuk 1,000,000 metrik ton.

"Kontrak pembelian jangka panjang ini menunjukkan kepercayaan pembeli atas operasional tambang IATA. Perseroan akan terus mengantisipasi lebih banyak kontrak di masa depan, seiring dengan peningkatan produksi, ” tulis manajemen MNC Energy dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Senin (19/09).

Berdasarkan rencana, CPTL Pte Ltd juga akan berinvestasi dalam pembangunan jalan angkut dan konveyor pelabuhan PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal (BSPC), salah satu anak perusahaan BCR. Nilai investasi pembangunan infrastruktur tersebut diperkirakan mencapai US$ 10 juta. Hal itu dilakukan untuk mendorong efisiensi produksi dan transportasi.

Berdasarkan laporan keuangan, MNC Energy mencatat laba bersih sebesar US$ 9,43 juta atau setara Rp 135,32 miliar (Rp 14.351/US4) pada kuartal I 2022, dari sebelumnya rugi bersih US$ 1,3 juta atau setara Rp 18,65 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Entitas Grup MNC ini akhirnya meraup keuntungan, setelah mengalami kerugian bertahun-tahun sebelumnya.

Peningkatan kinerja awal tahun ini dikontribusi oleh langkah perusahaan mengakuisisi PT Bhakti Coal Resources (BCR), perusahaan pemilik sembilan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. BCR baru tercatat dalam laporan keuangan IATA mulai 1 Desember 2021.

Berdasarkan keterangan perusahaan, pada kuartal I 2022, IATA mencatat pendapatan sebesar US$ 40,41 juta, atau meroket 2.543% dibanding US$ 1,52 juta pada kuartal yang sama tahun lalu.

Seiring dengan kenaikan pendapatan, EBITDA perusahaan juga meroket tajam dari sebelumnya negatif US$ 260 ribu menjadi positif US$ 23,47 juta. "Kinerja kuartal I 2022 bahkan lebih unggul dari kinerja keuangan sepanjang 2021," ujar manajemen IATA dalam keterangan tertulis, Kamis (21/4).

Reporter: Zahwa Madjid
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...