Investor GOTO Mau Lepas Saham Rp 2,8 Triliun, Cuma Laku 2%
Periode penguncian atau lock up saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) berakhir pada Rabu (30/11) kemarin, sehingga hari ini, pemegang saham mulai bebas menjual saham perdana yang dibelinya saat GOTO Initial Public Offering (IPO) pada April 2022 lalu.
Di hari pertama lock up saham dibuka, investor berbondong-bondong melepas saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dengan total volume mencapai 20,1 miliar saham. Investor menetapkan penawaran pada harga Rp 141, sehingga akumulasinya mencapai Rp 2,8 triliun.
Menurut data RTI, volume saham yang berhasil ditransaksikan sampai penutupan perdagangan hari ini tercatat 461,8 juta saham dengan nilai transaksi Rp 65,1 miliar.
Jika dibandingkan dengan total saham yang ingin dilepas investor, saham yang laku terjual hanya 2% dari total penawaran yang ada. Sementara itu, sisa saham milik investor lain harus mengantre karena terkendala status auto reject bawah (ARB).
Sampai penutupan perdagangan hari ini, harga saham GOTO anjlok 6,62% atau 10 poin ke level Rp 141. Harga saham GOTO juga menyentuh level terendah sepanjang masa, dan kini terkena auto reject bawah (ARB). Saat ini, kapitalisasi pasar emiten teknologi ini tercatat Rp 167 triliun.
Secara akumulasi, harga saham GOTO merosot 29,5% dalam kurun sebulan, dan 53,62% dalam waktu enam bulan terakhir. Pada saat melaksanakan IPO April 2022 lalu, GOTO menyebar 40,62 miliar saham dengan harga Rp 338 per lembar.
Harga saham GOTO terus berakhir di zona merah, tertekan sentimen pemutusan hubungan kerja (PHK) 1.300 karyawan perseroan demi efisiensi. Di sisi lain, sejumlah investor GOTO dikabarkan akan menjual kepemilikan sahamnya terus menjadi sentimen negatif yang menekan harga saham emiten decacorn teknologi ini.
GOTO menerapkan mekanisme kunci saham bagi investor lamanya delapan bulan semenjak penawaran umum perdana saham (IPO) pada 11 April 2022.
Sejumlah korporasi kakap yang tercatat sebagai pemegang saham di GOTO seperti Alibaba, SoftBank, BlackRock, Google, Facebook berpotensi melepas sebagian kepemilikan sahamnya.