Contoh Naskah Drama Pendek 5 Orang sebagai Referensi

Ghina Aulia
28 November 2023, 09:00
Naskah drama pendek 5 orang.
ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/hp.
Naskah drama pendek 5 orang

Drama merupakan salah satu bentuk seni peran yang berkembang hingga sekarang. Contohnya yang umum ditemui yaitu drama televisi. Singkatnya, drama bisa diartikan sebagai permainan peran yang dilakukan oleh sejumlah tokoh.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), drama adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan. Drama juga didefinisikan sebagai cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater.

Drama adalah penggambaran peristiwa fiksi atau non-fiksi melalui kinerja dialog tertulis (baik prosa atau puisi). Drama dapat dilakukan di atas panggung, di film, atau radio. Untuk membuat drama agar dramatis, penulis naskah berusaha untuk secara progresif membangun perasaan ketegangan dan antisipasi penonton saat cerita berkembang.

Contoh Naskah Drama Pendek 5 Orang

Pada kesempatan ini, Katadata.co.id akan memberikan sejumlah contoh naskah drama pendek 5 orang yang berhasil dirangkum dari berbagai sumber. Selengkapnya, simak tulisan berikut ini.

1. Naskah Drama Pendek 5 Orang: Arti Persahabatan

Pemain: Mimi, Ami, Linda, Jovan, Dion

Prolog

Pada suatu hari, Mimi mendapati Ami sedang terlihat sangat gelisah. Mimi tertanya-tanya dalam hatinya, ada apa gerangan dengan si Ami. Tak ingin menyaksikan Ami terus menampilkan raut yang menyedihkan, maka Mimi langsung mencari tahu permasalahannya.
Mimi: Ami, kamu kenapa? Kok wajahmu terlihat sangat gelisah sekali? Kamu ada masalah apa?
Ami: Enggak kok, aku enggak ada apa-apa. Aku cuma enggak cukup tidur aja, makanya mukaku terlihat pucat.
Mimi: Masalahnya, muka kamu enggak cuman terlihat pucat, tapi kamu seperti orang yang sedang kebingungan. Ami pun berusaha mengelak.
Ami: Ah, kamu bisa aja sih! Aku enggak kenapa-kenapa kok. Bener aku cuma nggak cukup tidur aja. Mimi pun terdiam, dan tidak lama kemudian datanglah Linda.
Linda: Hai, kalian lagi pada ngapain di sini? Oww… kamu kenapa, Ami? Kok kamu kelihatan pucat amat?
Mimi: Nah, benarkan, kalau kamu tuh terlihat enggak kayak biasanya. Udahlah, kamu ngomong aja, ada apa sebenarnya?
Linda: Iya Ami, kita ini kan sahabat. Kalau kamu ada masalah, coba cerita ke kami berdua. Kami pasti akan berusaha untuk membantu.
Ami tetap berusaha menutupi masalah yang dihadapinya, karena tidak ingin merepotkan kedua temannya itu.
Ami: Udahlah, aku enggak kenapa-kenapa kok. Kan tadi aku udah bilang, aku enggak cukup tidur.
Linda dan Mimi pun hanya bisa terdiam, dan lima menit kemudian datanglah Jovan dan Dion.
Mimi: Hi, guys... Kalian dari mana?
Jovan: Emm... Kami abis main dari rumah tante aku.
Dion: Iya, tadi aku sama Jovan main sebentar ke rumah tante si Jovan.
Linda: Oh... emang kalian pada ngapain di sana?
Jovan: Enggak papa, cuman silaturahmi aja, cuma udah lama enggak ke sana.
Linda: Oh... gitu, baguslah!
Sama seperti Linda dan Mimi, Jovan dan Dion pun langsung menanyakan sesuatu kepada Ami yang dilihatnya tidak seperti biasanya.
Jovan: Eh... Ami, kamu kenapa?
Ami: Aku kenapa emang?
Dio : Yah... Kamu, orang ditanya bener-bener malah jawabnya gitu lagi!
Linda: Enggak tahu sih Ami nih... aku yakin dia pasti lagi ada masalah, tapi enggak tahu kenapa dia enggak mau ngomong, padahal kita nih kan sahabat. Jadi, gimana gitu kalau ada seorang sahabat yang enggak terbuka gini.
Mendengar ucapan Linda, Ami pun akhirnya tak kuasa untuk menutupi apa yang sedang dihadapinya.
Ami: Sebenarnya aku enggak mau ngomong masalah aku karena aku enggak mau kalian ikut terlibat dalam masalah aku, tapi karena kalian memaksa aku untuk ngomong, maka aku enggak punya pilihan.
Mimi: Iya, enggak apa-apa, kamu ngomong aja!
Ami: Aku akan berhenti sekolah.
Jovan: Ha… Berhenti sekolah? Maksud kamu apaan?
Dion: Iya, maksud kamu berhenti gimana, Ami?
Ami: Aku enggak mau menambah beban orang tuaku. Mereka bekerja siang-malam demi bisa menyekolahkan aku. Pas aku lihat ibuku sakit semalam, aku enggak mungkin lagi bergantung kepada ibuku.

Keempat sahabat Ami pun terdiam sambil memikirkan jalan terbaik untuk Ami. Jovan kemudian memberikan usulan untuk Ami.

Jovan: Ok Ami, gimana kalau aku coba tanyakan ke tante aku barang kali dia butuh karyawan part time.
Dion: Iya, tante kamu kan punya supermarket.
Linda: Kayaknya itu ide bagus deh. Kalau tante Jovan emang butuh karyawan part time, kamu kan bisa simpan uang kamu untuk biaya sekolah. Kamu maukan, Ami?
Ami menerima penawaran Jovan.
Ami: Baiklah kalau begitu, aku pasti mau kalau tante Jovan emang butuh karyawan part time.
Jovan: Sip! kamu tenang aja, aku yakin tanteku butuh karyawan tambahan soalnya pas aku main ke sana kemarin ada satu karyawannya yang keluar.

Teman-teman Ami akhirnya dengan semringah melihat Ami kembali bisa tersenyum. Ami pun akhirnya diterima bekerja di supermarket tantenya Jovan, dan dia tidak jadi keluar sekolah.

2. Naskah Drama Pendek 5 Orang: Tentang Kejujuran

Prolog

Nuril, Ahsan, Iba, Sandi, dan Tasya adalah lima orang bersahabat yang sudah berteman sejak mereka kecil. Pada hari itu Nuril kehilangan dompetnya di sebuah taman, kemudian dia menanyakan kepada Ahsan dan Iba apakah mereka menjumpai dompetnya.

Kemudian, Ahsan dan Iba mengatakan ke dia bahwa mereka tidak melihat adanya dompet jatuh pada saat mereka sedang berada di taman.

Nuril: San, kamu kemarin lihat dompet aku, tidak? Soalnya dompet aku hilang, dan sepertinya dompet tersebut jatuh di sekitar taman.
Ahsan: Tidak, aku tidak menjumpai dompet kamu.
Iba: Iya, aku juga tidak melihat dompet. Dompet kamu ada uangnya banyak?
Nuril: Tidak banyak, tapi kan ada banyak barang berharga dalam dompet tersebut.
Sandi yang merasa seperti ada yang tidak beres menaruh rasa curiga kepada Ahsan dan Iba karena pada saat itu tidak ada orang lain di taman kecuali mereka berdua.
Sandi: Apa benar kalian tidak melihat dompetnya Nuril? Bukankah kemarin yang terakhir di taman itu cuma ada kalian berdua.
Ahsan: Jadi kamu menuduh aku?!
Sandi: Tentu saja aku tidak menuduhmu! Aku kan cuma mau memastikan apakah kamu melihat atau tidak.
Iba: Kalau kamu tidak menuduh, ya nadanya jangan seperti itu! Kamu kan bisa nanya baik-baik.
Melihat Ahsan, Iba, dan Sandi sedang tegang, Nuril pun mencoba mencairkan suasana.
Nuril: Ya sudah... sudah... tidak usah dibahas lagi, mungkin dompetku memang tidak jatuh di taman. Lagian kalau Ahsan dan Iba yang menemukannya pastinya mereka juga kan ngasih tahu aku.
Ahsan dan Iba: Iya, benar itu!

Waktu sudah terlihat makin senja. Mereka berempat pun segera pulang ke rumah masing-masing di mana mereka tinggal satu kampung.

Nuril: Sudah mau malam... Ayo kita pulang.
Sandi: Ya, mari kita pulang.

Ketika mereka beranjak melangkahkan kaki untuk pulang, tiba-tiba datanglah Tasya. Tasya pun bertanya kepada teman-temannya itu, apa yang mereka lakukan di situ.

Tasya: Kalian sedang apa? Sepertinya baru ada "pertemuan penting?"
Nuril: Tidak ada, kamu ini ada-ada saja. Ya biasa, sesama teman kan biasa saling kumpul dan mengobrol.

Kemudian Sandi menceritakan duduk permasalahan yang sebenarnya kepada Tasya. Sandi bercerita kepada Tasya tentang dompet Nuril yang hilang.

Sandi: Begini, dompet Nuril itu jatuh. Perkiraan Nuril jatuhnya di taman, dan setahu aku kemarin itu yang terakhir terlihat di taman itu cuma ada Ahsan dan Iba, jadi Nuril menanyakannya kepada Ahsan dan Iba, tetapi mereka tidak melihat dompet tersebut.

Seketika Tasya ingat, bahwa sewaktu dia lewat depan taman itu kemarin dia melihat Ahsan dan Iba sedang memegang sebuah dompet. Tasya pun menanyakan hal tersebut kepada Ahsan dan Iba.

Tasya: Kalian benar tidak melihat dompetnya Nuril?
Ahsan: Tidak, aku tidak melihat. Kan kalau aku melihat pasti aku kembalikan ke dia.
Iba: Iya, benar kami tidak melihatnya.
Tasya: Terus yang kalian pegang dan kalian cek isinya kemarin itu dompet siapa? Setahuku kalian selama ini tidak pernah memakai dompet, iya kan?

Iba dan Ahsan seketika langsung terdiam dan tidak bisa ngomong apa-apa. Dia tidak menyangka kalau ternyata Tasya mengetahuinya.

3. Naskah Drama Pendek 5 Orang: Dimana Letak Ponselku?

Pemain: Ilham, Rian, Ega, Ria, Elsa

Terdapat lima orang sahabat yang sudah mengenal satu sama lain sejak saat mereka SD. Kelima sahabat tersebut diantaranya Ilham, Rian, Ega, Ria, dan juga Elsa.

Setiap hari Sabtu malam, mereka berlima selalu menghabiskan waktu bersama untuk nongkrong di cafe.
Namun di hari itu, Elsa kehilangan HP yang dibawa dan bertanya kepada teman-temannya apakah melihat di mana dirinya terakhir meletakkan barangnya tersebut.

Elsa: “Aduh! Kalian melihat di mana aku menaruh HPku? Aku tidak bisa menemukannya.”
Rian: “Tidak ada yang melihat, Sa. Kamu tadi taruh mana memangnya?”
Ega: “Coba kamu ingat lagi. Tadi turun dari motor yakin sudah kamu bawa ke sini?”
Elsa: “Yakin. Aku sudah cek di motor dan tidak ada di sana. Kalian benar-benar nggak ada yang melihat ya?”
Ilham: “Kalau aku tahu, pasti sudah kasih tahu ke kamu sejak tadi. Buat apa kita menutupi hal penting seperti ini?”

Tanpa Ilham dan Rian sadari, Ria melihat bagaimana keduanya menyembunyikan sebuah kebenaran. Dirinya tidak mengatakan apapun untuk menunggu bagaimana reaksi yang diberikan oleh kedua temannya tersebut.

Ria: “Kita ini sudah lama berteman dan mengenal satu sama lain. Tentunya tidak baik kalau berbohong, bukan?”
Ega: “Maksud kamu apa, Ria?”
Ria: “Aku tidak tahu apakah niat dari yang menyembunyikan HP Elsa hanya bercanda saja. Apakah mereka sebenarnya berniat untuk mengambil barang yang bukan miliknya tersebut. Akan tetapi, Elsa disini panik. Kalau memang niatnya hanya bercanda, ini sudah tidak lucu lagi.”
Ilham dan Rian perlahan mengeluarkan HP yang mereka sembunyikan dari Elsa.
Rian: “Ini, Sa. Tadi kita niatnya hanya bercanda saja.”
Ilham: “Kita mohon maaf ya, Sa. Tadinya tidak terpikiran kalau kamu sampai sepanik ini.”
Elsa: “Lain kali jangan diulangi lagi, ya. Bercanda boleh, tapi tahu batasannya.”
Rian dan Ilham: “Siap!”

4. Naskah Drama Pendek 5 Orang: Toleransi Keberagaman Agama

Pemain: Edo, Bagas, Novi, Nara, Gita

Edo dan Bagas merupakan dua sahabat yang sudah lama bersama sejak mereka masih kecil. Meskipun menganut agama yang berbeda, hal ini tidak membuat keduanya menjadi jauh.

Keduanya bertemu dengan Gita, Novi, dan Nara saat hari pertama masuk SMA minggu lalu. Mereka masih berusaha untuk saling mengenal satu sama lain dan menjadi teman yang lebih akrab.
Novi: “Kemarin Gita mengirimkan link tempat jualan bakso yang lagi viral. Kalian mau coba bareng atau tidak?”
Nara: “Boleh. Tempatnya lumayan jauh ya. Bagaimana kalau kita berangkat kesana jam 4 sore?”
Gita: “Mau besok saja mencoba baksonya?”
Edo: “Bagus tuh. Lebih cepat justru lebih baik.”
Bagas: “Bukankah besok jadwalmu untuk pergi beribadah ke gereja ya, Do?’
Edo: “Oh iya, aku lupa! Kalian pergi saja dulu kalau begitu.”
Novi: “Kita kan ke sana bersama, Do. Lakukan saja dulu kewajibanmu ke gereja. Kita masih bisa ke sana besok lusa.”
Gita: “Betul. Kalian bisa kan pergi lusa sore?”
Nara: “Bisa kok.”
Bagas: “Kalau begitu lusa ya. Berangkat dari rumahku saja lebih dekat ke sana.”
Edo: “Terima kasih ya. Aku pamit dulu, sampai ketemu hari lusa!”
Nara: “Hati-hati di jalan!”

5. Naskah Drama Pendek 5 Orang: Lima Sekawan

Pemain: Dodi, Bayi, Ehsan, Ilham, Anton.

Suatu hari lima sekawan sedang bermain bola di lapangan desa tempat mereka tinggal. Mereka memang sering bermain bola sore hari di lapangan tersebut. Saat ini, mereka sedang beristirahat di pinggir lapangan.

Bayu: Dod, kamu dibawakan bekal apa oleh ibumu? (sambil membuka kotak bekalnya).
Dodi: Aku dibawakan bekal ayam goreng ini. Kalau kamu, Bay?
Bayu: Aku dibawain bekal udang besar sama bundaku. Soalnya kemarin ayahku menangkap udang bersama ayah Ehsan.
Dodi: Jadi, bekalmu juga juga pakai udang, San?
Ehsan: Iya, Dod. Aku sama dengan Bayu (tersenyum semringah).
Dodi: Waaahhh enaknya… aku juga suka sekali udang. Kalau kamu, Ham?
Ilham: Aku dibawakan sayur daun ubi dengan ikan sambal, Dod. Makanan kesukaanku.
Dodi: Wahhh, itu juga tak kalah enaknya. Kalau kamu, Ton?
Anton: (tersenyum meringis) Aku tidak membawa bekal. Ibuku pagi-pagi sekali sudah bekerja karena abangku akan masuk SMA. Oleh karena itu, ayah dan ibu harus giat mencari uang. Jadi, ibuku tak sempat memasakkan aku dan membawakanku bekal (sedih).
Dodi: Ya sudah, Ton. Kamu masih bisa kok makan bersama kami.
Anton: Maksudnya?
Ehsan : Bagaimana kalo kita ramai-ramai makannya biar Anton juga bisa makan, makanan kita.
Ilham: Bagaimana caranya?
Ehsan : Begini saja, bagaimana kalau kita memakan menggunakan daun pisang? Jadi, makanan kita nantinya dituang ke daun pisang itu. Biar kita semua bisa makan bareng-bareng.
Dodi: Ide bagus tuh. Ayo!
Ilham dan Bayu mengambil daun pisang yang tak jauh dari tempat mereka. Mereka semua menuangkan makanannya di daun pisang tersebut. Mereka makan dengan lahap.
Anton: Terima kasih ya teman-teman. Cuma kalian teman yang mengerti keadaanku.
Bayu: Siap. Santai aja, Ton (tersenyum).

Itulah kumpulan naskah drama pendek 5 orang yang bisa digunakan untuk pertunjukkan di kelas mau pun pementasan seni. Persiapan dapat menjadi lebih matang dengan sering berlatih dan menghafal naskah.

Editor: Agung

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...