Kenali Penyakit Strabismus, IDI Gunung Mas Berikan Informasi Pengobatan
Menurut informasi dari idigunungmas.org, mata juling, atau dalam istilah medis disebut strabismus, adalah kondisi ketika kedua mata tidak sejajar dan tidak dapat bekerja sama untuk melihat.
Kondisi ini cukup serius dan umumnya terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Mata juling dapat menyebabkan gangguan penglihatan, seperti kesulitan memfokuskan pandangan ke satu tempat. Ini sangat mengganggu dan dapat menjadi lebih serius jika tidak ditangani dengan baik.
IDI merupakan singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. Organisasi ini merupakan wadah profesi bagi para dokter di Indonesia.
IDI Kabupaten Gunung Mas adalah cabang dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang berfungsi sebagai organisasi profesi bagi dokter.
Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, mendukung pengembangan profesi kedokteran, serta memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai kesehatan.
IDI Kabupaten Gunung Mas melaksanakan berbagai program kesehatan, termasuk pemberian makanan bergizi untuk pencegahan stunting, seminar kedokteran, cek kesehatan, donor darah, dan kegiatan sosial lainnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
IDI Kabupaten Gunung Mas melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengobatan terhadap penyakit mata juling dengan tepat.
Apa Saja Penyebab Terjadinya Penyakit Mata Juling?
Dilansir dari laman https://idigunungmas.org, penyakit strabismus, atau yang lebih dikenal sebagai mata juling, adalah kondisi di mana kedua mata tidak sejajar dan tidak fokus pada titik yang sama. Penyebab terjadinya strabismus meliputi:
1. Faktor genetik atau riwayat keluarga
Riwayat keluarga memainkan peran penting dalam risiko terjadinya mata juling. Anak-anak yang memiliki anggota keluarga dengan kondisi serupa lebih mungkin mengalami mata juling
2. Adanya ketidakseimbangan pada otot mata
Mata juling sering terjadi akibat ketidakseimbangan pada otot-otot yang menggerakkan bola mata. Ketika otot-otot ini tidak bekerja secara harmonis, posisi dan gerakan mata menjadi tidak normal, sehingga menyebabkan satu atau kedua mata terlihat tidak sejajar
3. Kelahiran prematur
Anak-anak yang lahir prematur memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah penglihatan, termasuk mata juling, terutama jika mereka mengalami retinopati prematuritas.
4. Gangguan refraksi yang tidak diperbaiki
Kelainan refraksi seperti rabun jauh (miopia), rabun dekat (hipermetropia), dan astigmatisme yang tidak dikoreksi dapat menyebabkan otot mata bekerja lebih keras, meningkatkan risiko terjadinya mata juling.
Apa Saja Obat yang Direkomendasikan untuk Mengatasi Mata Juling?
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Gunung Mas menjelaskan bahwa mata juling biasanya tidak melibatkan obat-obatan dalam bentuk pil, tetapi lebih kepada intervensi medis. Berikut adalah beberapa pendekatan yang umum digunakan untuk mengatasi mata juling meliputi:
1. Kacamata lensa prisma
Kacamata dapat membantu mengoreksi masalah penglihatan dasar, seperti rabun jauh atau dekat, yang dapat menyebabkan mata juling. Dalam beberapa kasus, kacamata dengan lensa prisma juga dapat digunakan untuk menyelaraskan pandangan.
2. Obat tetes mata
Dokter mungkin meresepkan tetes mata yang mengandung atropin untuk mengaburkan penglihatan di mata yang lebih kuat dalam upaya untuk membuat kedua mata bekerja secara seimbang, terutama pada anak-anak.
3. Suntik botox
Suntikan botox dapat digunakan untuk melemahkan otot mata yang terlalu kuat, sehingga membantu menyeimbangkan pergerakan kedua mata.
4. Operasi
Dalam kasus yang lebih parah, operasi mungkin diperlukan untuk mengendurkan atau mengencangkan otot-otot di sekitar bola mata untuk memperbaiki posisi dan kesejajaran mata.
Pengobatan untuk mata juling harus dilakukan di bawah pengawasan dokter spesialis mata, yang dapat menentukan metode terbaik berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan kondisi pasien.
Jika Anda atau anak Anda mengalami gejala mata juling, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan rencana perawatan yang tepat.