Kenali Gejala Mastitis, IDI Bandung Barat Berikan Solusi Pengobatan
Menurut informasi dari idibandungbarat.org, mastitis adalah salah satu penyakit yang paling umum diderita oleh wanita.
Ini adalah penyakit peradangan pada jaringan payudara, yang dapat terjadi baik pada wanita menyusui maupun wanita yang tidak menyusui.
Secara umum, penyakit mastitis terjadi karena saluran susu yang terhalang atau bakteri yang masuk ke payudara.
IDI Bandung Barat adalah cabang dari organisasi profesi kedokteran yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di wilayah tersebut.
IDI menjelaskan bahwa mastitis terjadi akibat tersumbatnya saluran susu, yang dapat terjadi ketika payudara tidak dikosongkan dengan baik.
IDI Bandung Barat telah berupaya dan berusaha untuk mengedukasi serta memberikan konsultasi gratis untuk mengobati pria atau wanita yang sedang mengalami gangguan kesehatan.
Ikatan Dokter Indonesia saat ini fokus untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait masalah penyakit mastitis serita pengobatan yang tepat bagi penderitanya.
Apa Saja Penyebab Terjadinya Penyakit Mastitis?
Dilansir dari laman https://idibandungbarat.org, mastitis adalah peradangan pada jaringan payudara yang biasanya terjadi pada ibu menyusui, tetapi juga dapat terjadi pada pria dan wanita yang tidak menyusui. Berikut adalah penyebab mastitis meliputi:
1. Infeksi bakteri
Mastitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus aureus, yang dapat masuk ke jaringan payudara melalui luka pada kulit atau puting susu.
2. Saluran ASI yang tersumbat
Penyebab lainnya adalah saluran ASI yang tersumbat. Ini dapat terjadi karena payudara tidak dikosongkan dengan benar, seperti posisi menyusui yang salah atau proses menyusui yang tidak teratur atau tidak efektif.
3. Kekurangan asupan nutrisi
Mengatur dan menjaga kesehatan, terutama payudara adalah dengan mengatur pola makan serta mengonsumsi makanan bergizi sangat penting. Kekurangan nutrisi pada ibu menyusui dapat menyebabkan mastitis.
4. Penggunaan bra yang ketat
Faktor lainnya seperti penggunaan bra yang terlalu ketat, juga dapat berdampak buruk. Bra yang terlalu ketat dapat meningkatkan tekanan pada payudara dan mengganggu aliran ASI, meningkatkan risiko mastitis.
5. Adanya eksim dan penyakit kulit lainnya
Faktor terakhir yang dapat menyebabkan mastitis adalah penyakit kulit seperti eksim atau dermatitis di sekitar puting, yang dapat menyebabkan iritasi dan meningkatkan risiko infeksi.
Apa Saja Obat yang Direkomendasikan untuk Penyakit Mastitis?
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bandung Barat telah merangkum obat yang direkomendasikan untuk mengobati mastitis umumnya meliputi analgesik untuk meredakan nyeri dan antibiotik untuk mengatasi infeksi. Berikut adalah rincian obat yang sering digunakan meliputi:
1. Paracetamol
Paracetamol adalah obat pertama yang dapat mengurangi rasa sakit akibat mastitis dengan dosis 500 hingga 1000 mg, yang dapat diberikan setiap enam jam, dengan dosis maksimal 4 gram per hari. Paracetamol membantu meredakan nyeri serta demam.
2. Dikloksasilin
Obat antibiotik penisilin bernama dicloxacillin digunakan untuk mengobati infeksi tertentu yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus, seperti mastitis. Baik orang dewasa maupun anak-anak harus minum kapsul dicloxacillin setiap enam jam berdasarkan resep dokter.
3. Sanmol
Sanmol adalah obat yang juga mengandung paracetamol, digunakan untuk meredakan nyeri seperti sakit kepala dan nyeri otot.
4. Hufagesic
Obat ini adalah kombinasi analgesik yang membantu menurunkan demam dan meredakan nyeri. Dokter akan memberikan dosis sebanyak 500-1000 mg per hari untuk ibu menyusui.
5. Terapi Suportif
Selain mengonsumsi obat, untuk meredakan nyeri dan meningkatkan aliran ASI, kompres hangat dapat membantu meredakan nyeri dan meningkatkan aliran ASI, sedangkan kompres dingin dapat membantu mengurangi pembengkakan.
Sebelum memulai pengobatan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat untuk kondisi individu. Pengobatan mastitis sering kali terdiri dari beberapa metode untuk mencapai hasil terbaik.