Mengenal Sejarah Hari Pers Nasional yang Diperingati Setiap 9 Februari

Annisa Fianni Sisma
9 Februari 2023, 16:41
Sejarah Hari Pers Nasional
pwi.or.id
Ilustrasi, logo Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Hari Pers Nasional diperingati setiap tanggal 9 Februari. Tanggal tersebut bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Persatuan Wartawan Indonesia. Berkaitan dengan itu, menarik membahas sejarah Hari Pers Nasional.

Hari Pers Nasional awalnya diputuskan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1985 tentang Hari Pers Nasional. Pada Pasal 1 ayat (1) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1985 tentang Hari Pers Nasional tercantum bahwa 9 Februari ditetapkan sebagai Hari Pers Nasional. Hari Pers Nasional bukan ditetapkan sebagai hari libur.

Keputusan terkait Hari Pers Nasional yang ditetapkan pada 9 Februari ini disahkan pada 23 Januari 1985 oleh Presiden Republik Indonesia Soeharto. Berkaitan dengan penetapan ini, berikut penjelasan terkait sejarah Hari Pers Nasional.

Sejarah Hari Pers Nasional

Sejarah Hari Pers Nasional
Sejarah Hari Pers Nasional (DEWANPERS.OR.ID)
 

Latar belakang adanya penetapan bahwa Hari Pers Nasional pada 9 Februari adalah bahwa pers nasional Indonesia memiliki sejarah perjuangan dan peranan yang penting dalam melaksanakan pembangunan sebagai pengamalan Pancasila. Selain itu, 9 Februari merupakan tanggal terjadinya peristiwa bersejarah bagi kehidupan pers nasional Indonesia.

Tanggal 9 Februari 1946, telah terbentuk organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang mendukung dan memberi kekuatan pers nasional. Untuk terus mengembangkan kehidupan pers nasional Indonesia sebagai pers yang bebas dan bertanggung jawab berdasarkan Pancasila, maka perlu ditetapkan Hari Pers Nasional.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, wartawan Indonesia menjadi aktivis pers dan politik. Peran dan kedudukan wartawan khususnya, pers pada umumnya memiliki makna strategis sendiri untuk melanjutkan cita-cita kemerdekaan.

Wartawan hadir sebagai patriot bangsa bersama perintis pergerakan berbagai pelosok tanah air. Mereka berjuang menghapuskan penjajahan. Aspirasi perjuangan wartawan dan pers Indonesia memperoleh wadah dan wahana pada 9 Februari 1946. Pada saat itu, lahirlah PWI di tengah perjuangan bangsa mempertahankan Republik Indonesia dari ancaman penjajahan.

Momen itu yang juga termasuk dalam sejarah Hari Pers Nasional juga melambangkan kebersamaan dan kesatuan wartawan Indonesia dalam membela kedaulatan, kehormatan dan integritas bangsa. Dengan semangat dan tekadnya untuk bangsa, wartawan Indonesia memberikan upaya semaksimal mungkin.

Selain itu sejarah Hari Pers Nasional juga karena saat itu dengan adanya PWI, wartawan Indonesia menjadi semakin teguh dan hadir sebagai ujung tombak perjuangan nasional. Wartawan juga menentang kembalinya kolonialisme dalam menggagalkan negara boneka yang hendak meruntuhkan Republik Indonesia.

Lahirnya PWI beserta surat kabar dan pers tentu selalu terkait dengan sejarah lahirnya idealisme perjuangan Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. Pers sangat berperan saat zaman revolusi fisik dan perkumpulan di Yogyakarta pada 8 Juni 1946. Pada saat itu, tokoh-tokoh surat kabar, tokoh pers nasional mengikrarkan berdirinya Serikat Penerbit Suratkabar (SPS).

Pendirian SPS yang menjadi sejarah Hari Pers Nasional saat itu bertolak dari pemikiran bahwa barisan penerbit pers nasional perlu ditata dan dikelola dalam segi idiil dan komersialnya. Saat itu, pers penjajah dan pers asing hidup dan berusaha mempengaruhi Indonesia.

Sesungguhnya SPS telah lahir bersamaan dengan lahirnya PWI di Surakarta, Jawa Tengah pada 9 Februari 1946. Peristiwa itu terkadang mengibaratkan PWI dan SPS sebagai kembar siam.

Pada balai pertemuan Sono Suko di Surakarta pada 9 hingga 10 Februari, wartawan seluruh Indonesia berkumpul dan bertemu. Ada yang datang dari pemimpin surat kabar, majalah, wartawan pejuang dan lain sebagainya.

Dalam pertemuan tersebut terdapat beberapa hal yang diputuskan. Berikut ini hasil keputusan pertemuan 9 hingga 10 Februari 1946:

1. Disetujui membentuk organisasi wartawan Indonesia dengan nama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), diketuai Mr. Soemanang Soerjowinoto dengan sekretaris Sudarjo Tjokrosisworo.

2. Disetujui membentuk sebuah komisi beranggotakan:

  • Sjamsuddin Sutan Makmur (Harian Rakjat, Jakarta)
  • B.M. Diah (Merdeka, Jakarta)
  • Abdul Rachmat Nasution (Kantor Berita Antara, Jakarta)
  • Ronggo Danukusumo (Suara Rakjat, Modjokerto)
  • Mohammad Kurdie (Suara Merdeka, Tasikmalaya)
  • Bambang Suprapto (Penghela Rakjat, Magelang)
  • Sudjono (Berdjuang, Malang)
  • Suprijo Djojosupadmo (Kedaulatan Rakjat, Yogyakarta)
Berita Hari Pers Nasional
Berita Hari Pers Nasional (Unsplash)

Sejarah Hari Pers Nasional berikutnya terkait dengan delapan orang di atas. Delapan orang tersebut dibantu oleh Sudarjo Tjokrosisworo dan Mr. Sumanang untuk merumuskan hal terkait persuratkabaran nasional saat itu serta usaha mengkoordinasikannya ke dalam satu barisan pers nasional.

Satu barisan pers nasional itu berisi ratusan penerbitan harian dan majalah diterbitkan hanya untuk satu tujuan yakni “Menghancurkan sisa-sisa kekuasaan Belanda, mengobarkan nyala revolusi, dengan mengobori semangat perlawanan seluruh rakyat terhadap bahaya penjajahan, menempa persatuan nasional, untuk keabadian kemerdekaan bangsa dan penegakan kedaulatan rakyat”.

Komisi dengan 10 orang itu disebut Panitia Usaha yang dibentuk Kongres PWI pada 9 – 10 februari 1946 di Surakarta. Kemudian, para pihak bertemu lagi bertepatan dengan para anggota bertugas menghadiri sidang Komite Nasional Indonesia Pusat yang berlangsung pada 28 Februari hingga maret 1946. Komisi membicarakan masalah pers kemudian sepakat perlu membentuk wadah untuk mengkoordinasikan persatuan pengusaha surat kabar dan disebut dengan SPS.

Editor: Agung

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...