Memahami Gejala Leptospirosis hingga Cara Pencegahannya

Anggi Mardiana
8 Maret 2023, 18:40
Gejala Leptospirosis
Unsplash
Ilustrasi, pemeriksaan sampel Leptospirosis.

Pada awal tahun 2023 ini, gejala Leptospirosis dipertanyakan setelah wabah bakteri Leptospira melanda Jawa Timur dan menyebabkan 9 warganya meninggal dunia. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa wabah Leptospira sudah terdeteksi di beberapa titik Jawa Timur.

Memasuki musim hujan, masyarakat Indonesia diminta untuk mulai waspada seiring dengan datangnya banjir. Hal ini perlu dilakukan agar masyarakat bisa terhindar dari kemungkinan terburuk akibat banjir seperti kehilangan barang berharga dan risiko terserang penyakit penyerta banjir.

Penyakit Leptospirosis bisa melanda saat musim hujan dan banjir. Penyakit Leptospirosis ditularkan melalui kencing tikus berupa bakteri yang masuk melalui kulit lecet atau selaput lendir saat kontak dengan genangan air sungai, banjir, selokan hingga lumpur.

Gejala Leptospirosis dan Cara Pencegahannya

Gejala Leptospirosis dan Cara Pencegahannya
Gejala Leptospirosis dan Cara Pencegahannya (Unsplash)

Melansir dari Upk.kemkes.go.id, penyakit Leptospirosis menimbulkan beberapa gejala yang biasanya timbul 1-2 minggu setelah terpapar bakteri Leptospira. Orang yang mengalami gejala Leptospirois biasanya menganggap sebagai penyakit lain, berikut beberapa gejala di antaranya:

  1. Mendadak demam.
  2. Tubuh terasa lemah.
  3. Mata tampak merah.
  4. Kulit berwarna kekuningan.
  5. Sakit kepala.
  6. Nyeri otot pada betis.
  7. Terasa mual seperti ingin muntah dan tidak nafsu makan.
  8. Diare.
  9. Sakit perut.
  10. Muncul bintik-bintik merah di kulit dan tidak hilang saat ditekan.

Selain gejala Leptospirosis, Anda juga penting untuk mengetahui beberapa tindakan pencegahan yang juga jadi hal penting untuk diketahui, berikut di antaranya:

  • Ketika membersihkan rumah atau selokan sebaiknya menggunakan sarung tangan dan sepatu boots.
  • Setelah selesai beraktivitas segera cuci tangan menggunakan sabun.

Dengan memahami beberapa hal di atas, diharapkan masyarakat bisa untuk bersiap dan terus berhati-hati terhadap penyakit penyerta banjir seperti Leptospirosis. Jika mengalami beberapa gejala Leptospirosis di atas, segera dapatkan penanganan sedini mungkin dari petugas kesehatan.

Faktor Risiko Penyakit Leptospirosis

Wabah penyakit Leptospirosis banyak ditemui di sejumlah negara subtropis dan tropis, salah satunya Indonesia. Ini karena kondisi iklim Indonesia yang panas dan lembab sehingga membuat bakteri Leptospira bertahan hidup lebih lama. Penyakit ini lebih sering terjadi pada orang dengan kondisi berikut:

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement