Mengenal Hukum Bacaan Idgham Bilaghunnah dan Contohnya
Hukum bacaan idgham bilaghunnah merupakan salah satu hukum bacaan yang wajib dipahami oleh seorang muslim. Pasalnya ketika membaca Al Quran, seorang muslim wajib membacanya dengan tajwid yang benar agar maknanya tepat.
Hukum bacaan idgham bilaghunnah termasuk salah satu jenis hukum bacaan idgham mimi atau mutamasilain. Jenis lainnya adalah idgham bighunnah yang memiliki ketentuan hampir mirip.
Untuk memahami bacaan idgham bilaghunnah, menarik membahasnya lebih lanjut beserta contoh dan pengertiannya. Simak penjelasannya dalam ulasan berikut ini.
Hukum Bacaan Idgham Bilaghunnah
Idgham adalah hukum bacaan tajwid yang berkaitan dengan nun sukun dan tanwin. Idgham artinya meleburkan atau memasukkan. Bilaghunnah artinya tidak berdengung.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diketahui hukum bacaan idgham bilaghunnah artinya adalah bacaan yang menyembunyikan nun mati serta tanwin dengan memasukkannya pada huruf yang ada di depannya dan dibaca tanpa berdengung.
Perbedaan antara idgham bighunnah dan idgham bilaghunnah adalah pada dengung tersebut. Pada idgham bighunnah, seorang pembaca Al Quran wajib membacanya dalam dengungan selama 3 kali ketukan, sementara idgham bilaghunnah tidak.
Idgham bighunnah terjadi saat nun sukun atau tanwin (نْ atau ــًــ, ــٍــ, ــٌــ) bertemu dengan salah satu huruf idgham bighunnah. Huruf idgham bighunnah adalah mim, nun, wau, ya (م , ن , و , ي.).
Sementara itu, hukum bacaan idgham bilaghunnah terjadi ketika nun mati (نْ) atau tanwin (ــًــ, ــٍــ, ــٌــ) bertemu dengan salah satu huruf idgham bilaghunnah. Huruf tersebut adalah lam (ل) dan ra (ر).
Namun, terdapat pengecualian yakni nun mati ketika berhadapan dengan ra’ di Surat Al Qiyammah ayat 27. Alasannya yakni karena berlaku hukum saktah. Berikut lafal dan terjemahan QS Al Qiyammah ayat 27:
وَقِيْلَ مَنْ ۜرَاقٍۙ
Dibaca: wakii la man rak
Artinya: “dan dikatakan (kepadanya), “Siapa yang dapat menyembuhkan?”
Contoh Hukum Bacaan Idgham Bilaghunnah
Setelah memahami pengertian hukum bacaan idgham bilaghunnah, perlu juga mengetahui contohnya. Berikut beberapa contoh bacaan idgham bilaghunnah agar memperdalam pemahaman mengenai ketentuan bacaan tersebut:
1. Al-Alaq ayat 15
كَلَّا لَئِن لَّمْ يَنتَهِ لَنَسْفَعًا بِالنَّاصِيَةِ (kalla laillam yantahi lanas fa’an binnasii)
2. Al Balad ayat 5
أَيَحْسَبُ أَن لَّن يَقْدِرَ عَلَيْهِ أَحَدٌ (Ayyahsabu allan yakdiraa ‘alaihi ahadun)
3. Al-Balad ayat 6
يَقُولُ أَهْلَكْتُ مَالًا لُّبَدًا (Ya kuu luu ah laktu malallabadan)
4. Ad Dhuha ayat 4
خَيْرٌ لَّكَ (khairul laka)
5. Al Humazah Ayat 1
وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ (humazatil lumaza)
6. Al-Qari'ah ayat 7
فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ (tir radiyah)
7. At-Takwir ayat 27
إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ لِّلْعَالَمِينَ (In huwa illaa dzikrallal ‘alamiin)
8. Abasa ayat 32
مَتَاعًا لَّكُمْ وَلِأَنْعَامِكُمْ (ma taa ‘allakum wa lian’aa mikum)
9. Al Ikhlas Ayat 4
يَكُنْ لَّهُ (yakul-lahu)
10. Al Ma’un Ayat 4
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَ (fa wai lul-lil mu salliin)
11. Az Zalzalah ayat 6
شۡتَاتًا ۙ لِّيُرَوۡا اَعۡمَالَهُمۡؕ (ash tatal liyuraw)
12. Al Alaq ayat 7
اَنۡ رَّاٰهُ اسۡتَغۡنٰىؕ (ar-ra aahus taghnaa)
13. At-Thariq ayat 4
إِن كُلُّ نَفْسٍ لَّمَّا عَلَيْهَا حَافِظٌ (In kunllunafsillamma ‘alaihaa khafidz)
14. Al Insyiqaq ayat 14
إِنَّهُ ظَنَّ أَن لَّن يَحُورَ (Innahuu dzanna allan yakhur)
15. Al-Muthaffifin ayat 15
كَلَّا إِنَّهُمْ عَن رَّبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَّمَحْجُوبُونَ (Kalla innahum ‘arrabbihim yaumaidzillamah juu buun)
16. Al-Adiyat ayat 11
إِنَّ رَبَّهُم بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَّخَبِيرٌ (Inna rabbahuum bihim yaumaimaidzillakhabiir)
17. An-Nazi'at ayat 26
إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَعِبْرَةً لِّمَن يَخْشَىٰ (Inna fii dzaalika la’ibratallamayyakh syaa)
18. Al-Balad ayat 7
أَيَحْسَبُ أَن لَّمْ يَرَهُ أَحَدٌ (ayakhsabu allam yarahuu akhad)
19. Al-Fajr ayat 5
هَلْ فِي ذَٰلِكَ قَسَمٌ لِّذِي حِجْرٍ (hal fii dzaalikakosamulladzii hijri)
20. Al-Fajr ayat 25
Al Fajr ayat 5 menunjukkan tanwin bertemu dengan lam.
فَيَوْمَئِذٍ لَّا يُعَذِّبُ عَذَابَهُ أَحَدٌ (fayaumaidzillayu’addibu ‘adzabahu akhad)
Keutamaan Mempelajari Tajwid dengan Benar
Fungsi sekaligus keutamaan mempelajari tajwid yang salah satunya adalah hukum bacaan idgham bilaghunnah, adalah kewajiban bagi setiap muslim. Mempelajari tajwid artinya menyempurnakan ibadah membaca Al Quran.
Tajwid menurut Imam al-Suyuthi adalah mengucapkan huruf sesuai hak-haknya dan tertibnya. Membacanya harus mengembalikan ke makhraj dan asalnya, melembutkan cara bacaannya tanpa melebih-lebihkannya maupun tergesa-gesa dan dipaksakan. Adapun pengertian tajwid menurut Sayyid al-murshifi yakni mengucapkan setiap huruf arab dari makhrajnya dan memberikannya sesuai haknya dan hak baru yang timbul.
Ketika seorang muslim memahami tajwid, maka lafalnya pun menjadi benar dan makna atau terjemahannya pun menjadi tepat. Hal ini merupakan bentuk penyempurnaan beribadah sehingga dapat memperoleh pahala yang maksimal.
Kewajiban membaca Al Quran dengan benar tercantum pada Surat Al Furqon ayat 32:
وَقَالَ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا لَوۡلَا نُزِّلَ عَلَيۡهِ الۡـقُرۡاٰنُ جُمۡلَةً وَّاحِدَةً ۛۚ كَذٰلِكَ ۛۚ لِنُثَبِّتَ بِهٖ فُـؤَادَكَ وَرَتَّلۡنٰهُ تَرۡتِيۡلًا
Artinya, "Dan orang-orang kafir berkata, 'Mengapa Al-Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus?' Demikianlah, agar Kami memperteguh hatimu (Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan dan benar)".
Itulah penjelasan mengenai hukum bacaan idgham bilaghunnah berupa contoh dan pengertiannya. Selain itu, ada pula keutamaan membaca tajwid dengan benar yang berkaitan dengan ibadah membaca Al-Quran.