Memahami Hukum Bacaan Idgham Bighunnah
Hukum bacaan mim mati salah satunya adalah idgham mimi atau mutamasilain. Idgham mimi terbagi menjadi idgham bighunnah dan bilaghunnah. Berkaitan dengan itu, menarik membahas hukum bacaan idgham bighunnah lebih lanjut.
Idgham bighunnah wajib dipelajari bagi umat muslim. Alasannya yakni karena membaca Al Quran merupakan amalan yang mulia. Jika salah dalam melafalkan hukum bacaannya, maka maknanya pun berbeda.
Sebagai seorang muslim, mendambakan pahala yang sempurna dari ibadah yang sempurna merupakan sesuatu yang wajar. Berikut ini ulasan mengenai hukum bacaan idgham bighunnah.
Hukum Bacaan Idgham Bighunnah
Idgham bigunnah menjadi salah satu hukum bacaan yang wajib dipahami. Idgham artinya masuk atau melebur, bighunnah artinya berdengung.
Pengertian idgham bighunnah secara keseluruhan yakni memasukkan atau meleburkan suara dengan dengung ke dalam salah satu huruf yang terletak di depannya. Huruf idgham bighunnah yakni mim, nun, wau, dan ya.
Huruf awal sebelum keempat huruf tersebut adalah nun sukun atau tanwin. Tanwin adalah tanda baca dalam bahasa Arab yang berbunyi an, in, dan un.
Contoh Hukum bacaan Idgham Bighunnah
Adapun beberapa contoh hukum bacaan idgham bighunnah yang dapat membantu pemahaman terkait hukum bacaan ini. Berikut contoh bacaan tersebut:
1. Tanwin Bertemu Nun
فَذُوقُوا۟ فَلَن نَّزِ
Fadzuu kuu falannazi
2. Tanwin Bertemu Wa
خَيْرٌ وَأَبْقَىٰٓ
Khairuww wa abkaa
3. Tanwin Bertemu Ya
يَوْمَىِٕذٍ يَّصْدُرُ
Yauma idzinyyasduru
4. Tanwin Bertemu Mim
سِدْرٍ مَّخْضُودٍ
Sidrimmakhdhuudi
5. Nun Mati atau Nun Sukun Bertemu Nun
مِّن نِّعْمَةٍ
Minnn-ni’ matin
6. Nun Mati atau Sukun Bertemu Wa
مِن وَرَآئِهِم
Miwww-wa raa ihim
7. Nun Mati atau Nun Sukun Bertemu Ya
مَن يَقُولُ
Mayyy-yaquulu
8. Nun Mati atau Sukun Bertemu Mim
مِّنْ مَّسَدٍ
Mimmm-masad
Contoh Hukum Bacaan Idgham Bighunnah dalam Al-Quran
Adapun, contoh hukum bacaan idgham bighunnah dalam ayat Al-Quran, adalah sebagai berikut.
1. Surat Al-Bayyinah Ayat 2
رَسُولٌ مِّنَ ٱللَّهِ يَتْلُوا۟ صُحُفًا مُّطَهَّرَةً
Rasụlum minallāhi yatlụ ṣuḥufammm-muṭahharah
2. Surat Al-Fil Ayat 4
تَرۡمِيۡهِمۡ بِحِجَارَةٍ مِّنۡ سِجِّيۡلٍ
Tar miihim bi hi jaaratimmm-min sij jiil
3. Surat Asy-Syura Ayat 14
وَلَهُمۡ عَلَىَّ ذَنۡۢبٌ فَاَخَافُ اَنۡ يَّقۡتُلُوۡنِ
Wa lahum 'alaiya zambun fa akhaafu aiyyy-yaqtuluun
4. Surat As-Syams Ayat 7
وَنَفْسٍ وَّمَا سَوّٰىهَاۖ
Wa nafsiwww-wa mā sawwāhā
5. Surat Al Humazah Ayat 2
ٱلَّذِى جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُۥ
Allażī jama'a mālawww-wa 'addadah
Keutamaan Membaca Al-Quran dan Mempelajari Tajwidnya
Setelah memahami hukum bacaan idgham bighunnah beserta contoh dan cara membacanya, ada pula keutamaan membaca Al Quran dan mempelajari tajwid. Berikut ini sederet keutamaan membaca Al Quran:
1. Penuh Kebaikan Setiap Hurufnya
.عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ »
Artinya, dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah. shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi).
2. Penyempurnaan Pahala dan Menambah Karunia
اِنَّ الَّذِيْنَ يَتْلُوْنَ كِتٰبَ اللّٰهِ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاَنْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَّعَلَانِيَةً يَّرْجُوْنَ تِجَارَةً لَّنْ تَبُوْرَ لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُم مِّن فَضْلِهِ ۚ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ
Artinya, “Sungguh, orang-orang yang selalu membaca kitab Allah, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan tersembunyi dan terang benderang. Mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi agar Allah menyempurnakan untuk mereka pahala mereka dan menambahi mereka dengan sebagian karunia-Nya. Sungguh Allah maha pengampun lagi maha penerima syukur.” (Surat Fathir ayat 29-30).
Selain dua keutamaan di atas, perlu juga memahami keutamaan mempelajari tajwid. Sudah disinggung sebelumnya bahwa keutamaan mempelajari tajwid adalah agar cara membacanya benar.
Namun ada hal lain yang menjadi keutamaan mempelajari tajwid. Mengindahkan bacaan Al Quran, mengetahui tentang wapafnya menjadi hal penting dan jika tidak diusahakan maka ia dapat berdosa.
Hal tersebut selaras dengan gagasan yang disampaikan oleh Syekh Al Jazari dalam Manzhumah al Jazariyyah melansir dari islam.nu.or.id:
وَ الْأَخْذُ بِالتَّجْوِيْدِ حِتْمٌ لَازِمُ # مَنْ لَمْ يُصَحِّحِ القُرآنَ آثِمُ
Artinya, “Dan mempelajari ilmu tajwid adalah sesuatu yang wajib, Siapa yang tak (berusaha) memperbaiki bacaannya maka ia bisa berdosa”
لِأَنَّهُ بِهِ الإلَهُ أَنْزِلا # وَ هَكَذَا مِنْهُ إِلَيْنَا وَصَلَا
Artinya, “Karena demikianlah (beserta cara membacanya) Allah menurunkan Al-Qur’an Dan seperti itu pula (bacaan Al-Quran dan tajwidnya) sampai kepada kita”
Menurut Syekh Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Yusuf bin Al Jazari, Al Quran diturunkan beserta cara membacanya. Selain karena isinya merupakan mukjizat, pembaca Al Quran juga dianjurkan menjaga maknanya.
Menjaga maknanya salah satunya dengan membacanya dengan benar. Hal ini hanya dapat dicapai jika ada kesungguhan dan melanggengkan bacaan.