Tujuan Mengeluarkan Zakat Fitrah Adalah Takdis Diri, Ini Penjelasannya
Zakat fitrah adalah ibadah yang dilaksanakan oleh umat muslim di akhir bulan Ramadhan. Demi munculnya motivasi lebih dalam melaksanakan zakat fitrah, perlu diketahui tujuan mengeluarkan zakat fitrah adalah hal yang mulia.
Zakat fitrah yang dilaksanakan hingga maksimal yakni sebelum shalat Idul Fitri ini memiliki sederet manfaat dan keutamaan yang menarik. Keutamaan tersebut baik untuk diri sendiri maupun orang lain yang diwakilkan dan orang yang menerimanya.
Berkenaan dengan hal itu, menarik membahas tujuan mengeluarkan zakat fitrah adalah untuk kebaikan umat muslim. Simak penjelasanya lengkap dalam ulasan berikut.
Tujuan Mengeluarkan Zakat Fitrah
Tujuan mengeluarkan zakat fitrah adalah penyucian diri atau takdis diri, dari berbagai aspek. Untuk memahaminya, berikut ini penjelasan masing-masing tujuan mengeluarkan zakat fitrah.
1. Penyucian diri Orang yang Berpuasa dari Ucapan Sia-sia dan Keji serta Memberi Makan Orang Miskin
Tujuan mengeluarkan zakat fitrah yang pertama adalah untuk membersihkan diri, menyucikan diri orang yang berpuasa atas ucapan yang sia-sia, keji. Selain itu, tujuan lainnya yakni memberi makan orang kurang mampu. Hal ini sesuai dengan hadis berikut:
عن ابن عباس: فرض رسول الله صلّى الله عليه وسلم زكاة الفطر طُهْرةً للصائم من اللغو والرَّفَث، وطُعْمةً للمساكين، فمَنْ أدَّاها قبل الصلاة فهي زكاةٌ مقبولةٌ، ومَنْ أدَّاها بعد الصلاة فهي صدقةٌ من الصَّدَقات رواه أبو داود وابن ماجة وصححه الحاكم
Artinya, “Dari sahabat Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitri sebagai penyucian bagi orang yang berpuasa dari ucapan sia-sia dan ucapan keji, dan sebagai sarana memberikan makanan bagi orang miskin. Siapa saja yang membayarnya sebelum shalat Id, maka ia adalah zakat yang diterima. Tetapi siapa saja yang membayarnya setelah shalat Id, maka ia terhidup sedekah sunnah biasa,” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah).
2. Nilai Faedahnya Menutupi Kekurangan Berupa Dosa Kecil
Selain itu, tujuan mengeluarkan zakat fitrah adalah mampu menutupi kekurangan seorang muslim berupa dosa kecil. Hal ini tersampaikan dalam Surat Hud ayat 114 dalam gagasan yang disampaikan Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-Maliki sebagai berikut:
زكاة الفطر حسنة من الحسنات تكفر السيئات قال تعالى إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ. وإخراج زكاة الفطر قبل الصلاة أفضل. والحكمة في ذلك أن لا يشتغل الفقير بالسؤال عن الصلاة
Artinya, “Zakat fitrah merupakan salah satu bentuk kebaikan yang dapat menghapus dosa. Allah berfirman dalam Surat Hud ayat 114, ‘Sungguh, kebaikan itu dapat menghilangkan keburukan.’ Pembayaran zakat fitrah sebelum shalat Id lebih utama. Hikmah di balik itu bertujuan agar orang fakir yang menerimanya tidak melalaikan shalat Id karena sibuk mengemis untuk mencukupi kebutuhannya.”
3. Mendidik Manusia Mengikis Penyakit Pelit
Berikutnya, ada pula tujuan mengeluarkan zakat fitrah adalah untuk mengikis penyakit pelit dalam manusia. Berikut ini penjelasan Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-Maliki yang dilansir dari islam.nu.or.id.
فرض الرسول زكاة الفطر من صوم رمضان طهرة للصائم من اللغو والفحش الذي يقع منه أثناء الصوم فهي جابرة للخلل الواقع في الصيام كما يجبر سجود السهو الخلل الواقع في الصلاة وأنها في ذلك اليوم غنى للفقراء عن السؤال وإشعار لهم بسرور العيد والسعادة والعزة الإسلامية وكرامة الإجتماع والشعور بالإنسانية والهناء والحبور
Artinya, “Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah sebagai penyucian bagi orang yang berpuasa dari ucapan sia-sia dan ucapan keji yang terlontar di tengah ibadah puasa. Ia menjadi penambal (penyempurna/penggenap) kekurangan ibadah puasa sebagaimana sujud sahwi yang menggenapi kekurangan ibadah shalat. Ia juga menjadi penggenap kebutuhan orang miskin dari tindakan mengemis di samping syiar untuk mereka atas kebahagiaan hari Id, kegembiraan, kemuliaan Islam, kehormatan semangat kebersamaan dan rasa kemanusiaan, yang menyenangkan dan suka cita,”
4. Agar Puasa Ramadan Diterima
Melansir dari Kitab Hasyiyah Jamal alal Minhaj dalam islam.nu.or.id, Syekh Zakaria al-Anshari menyampaikan bahwa tujuan mengeluarkan zakat fitrah adalah agar puasa Ramadhan diterima. Hal ini selaras dengan sabda Rasulullah SAW sebagai berikut:
وأخرج ابن شاهين في ترغيبه والضياء عن جرير (شَهْرُ رَمَضَانَ مُعَلَّقٌ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلاَ يُرْفَعُ إلَى اللهِ إلاَّ بِزَكَاةِ الفِطْرِ)
Artinya, “Ibnu Syahin meriwayatkan hadits dalam kitab Targhib wad Dhiya’ dari sahabat Jarir: (puasa pada) bulan Ramadhan digantungkan antara langit dan bumi, tidak diangkat pada Allah kecuali dengan zakat fitrah.”
Syekh Zakaria menjelaskan bahwa meski puasa telah dijalankan, seorang muslim belum dapat memperoleh puasa Ramadhan hingga ia mengeluarkan kewajiban zakat fitrah. Namun menurut Syekh Abi Bakar Syatha ad-Dimyati, bukan menghilangkan seluruh pahala, tetapi sebagian saja dan belum sempurna.
5. Memperoleh Ridha Allah SWT
Selanjutnya, tujuan mengeluarkan zakat fitrah adalah untuk memperoleh ridha Allah SWT. Allah SWT akan melipatgandakan pahala orang tersebut. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yakni sebagai berikut:
وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ زَكَاةٍ تُرِيدُونَ وَجْهَ اللَّهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُضْعِفُونَ
Artinya, “Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan pahalanya.” (QS. Ar-Ruum : 39)
Demikianlah beberapa tujuan mengeluarkan zakat fitrah. Selanjutnya dapat diketahui tujuan mengeluarkan zakat fitrah adalah membersihkan diri, melengkapi kekurangan, memperoleh ridha Allah SWT, dan agar puasa Ramadhannya diterima.