Penyakit Antraks, Ciri-ciri, Pengobatan dan Pencegahannya
Sejumlah warga Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terpapar penyakit antraks setelah mengkonsumsi hewan ternak yang sudah mati. Setidaknya, ada 87 pasien positif terpapar dan satu warga meninggal usai terjangkit antraks.
Data itu berbeda dari paparan Kementerian Kesehatan per Selasa (4/7/2023), tercatat ada 93 kasus warga yang diduga terpapar antraks, dengan kasus kematian sebanyak tiga orang.
Sekilas tentang Penyakit Antraks
Dikutip dari laman halodoc.com, antraks adalah penyakit hewan menular yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Antraks umumnya menyerang hewan herbivora seperti sapi, kambing, domba, dan lainnya serta dapat menular ke manusia.
Pada manusia, penyakit antraks biasanya menular dari kontak dengan binatang, daging, wol, atau dengan kulit binatang yang telah terinfeksi. Biasanya bila kamu memiliki luka di kulit, kemudian mengalami kontak dengan penderita antraks, ada kemungkinan akan tertular.
Penyakit antraks sendiri juga sering disebut dengan penyakit sapi gila. Sebenarnya, dalam keadaan normal bakteri penyebab penyakit antraks hanya menghasilkan spora yang tidak aktif.
Namun, saat spora tersebut masuk ke dalam tubuh binatang atau manusia, spora dapat menjadi aktif. Biasanya, manusia yang terjangkiti oleh penyakit antraks tidak menunjukkan tanda-tanda yang signifikan.
Tanda-tanda Penyakit Antraks
Tanda-tanda penyakit antraks akan berkembang dalam waktu enam hari setelah terpapar bakteri. Namun, tanda antraks inhalasi mungkin membutuhkan waktu lebih dari enam minggu untuk muncul.
Berikut ini ada beberapa tanda-tanda penyakit antraks yang dibedakan berdasarkan cara penularannya.
1. Penyakit Antraks Kulit
Seperti namanya, penyakit antraks ini menginfeksi melalui kulit. Bisa dari luka sayatan, atau luka lainnya di tubuh penderita.
Gejala antraks dapat dilihat dengan adanya benjolan seperti gigitan serangga yang muncul di daerah kulit terinfeksi. Benjolan ini nantinya akan pecah dan menjadi bekas luka yang menghitam, sehingga membuat kelenjar getah bening membesar dan kemungkinan terasa sakit.
Jenis antraks kulit ini adalah jenis yang paling sering terjadi. Walaupun begitu dengan pengobatan yang benar, jarang sekali meyebabkan kematian, karena jenis ini adalah yang paling ringan.
2. Penyakit Antraks Gastrointestinal
Gejala antraks gastrointestinal memasuki tubuh melalui konsumsi hewan atau daging yang terinfeksi antraks. Biasanya terjadi bila memasak daging tersebut tidak sampai matang.
Gejala-gejalanya yaitu sakit kepala, demam, mual dan muntah darah, nafsu makan menurun, nyeri perut, diare, pembengkakan leher, serta radang tenggorokan dan kesulitan menelan.
3. Penyakit Antraks Inhalasi
Penyakit antraks inhalasi dapat menyerang paru-paru, di mana sebelumnya penderita menghirup spora antraks. Antraks jenis ini sangat mematikan dan dapat berakibat fatal bila tidak segera diperiksa.
Gejala antraks jenis ini biasanya didahului dengan gejala penyakit flu, seperti demam, nyeri tenggorokan, nyeri otot, dan lelah. Lalu gejala-gejala tersebut memburuk dengan cepat dan mengakibatkan sesak di dada, napas menjadi pendek, mual, batuk darah, nyeri saat menelan, demam tinggi, kesulitan bernapas, serta terjadi meningitis.
Baru-baru ini, ditemukan juga cara penularan dari injeksi obat-obatan terlarang atau narkoba. Penularan melalui injeksi ini juga merupakan jenis yang sangat mematikan.
4. Penyakit Antraks Injeksi
Penularan infeksi antraks yang bari diidentifikasi ini masih ada di Eropa. Penyakit tersebut tertular melalui suntikan obat-obatan terlarang.
Tanda dan gejala awal meliputi:
- Kemerahan pada area penyuntikan (tanpa area yang berubah menjadi hitam)
- Pembengkakan yang signifikan
- Terkejut
- Kegagalan pada organ dalam manusia maupun hewan
- Meningitis
Penyebab Penyakit Antraks
Seperti informasi di atas, penyakit antraks disebabkan oleh bakteri pembentuk spora, Bacillus anthracis yang hidup di dalam tanah. Spora tersebut akan tidak aktif selama bertahun-tahun hingga pada akhirnya ia menemukan jalan untuk mendapatkan inangnya. Biasanya, bakteri tersebut menjangkiti hewan ternak seperti kambing, domba, sapi, kuda, hingga biri-biri.
Sebagian besar, penyakit antraks pada manusia terjadi akibat paparan hewan yang terinfeksi atau daging atau kulitnya yang dikonsumsi. Penularan kepada manusia dapat terjadi melalui 3 cara, seperti kontak kulit, inhalasi, dan daging yang terkontaminasi.
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan kita tertular penyakit antraks. Biasanya pengidap penyakit antraks ini diderita oleh orang-orang yang memang bekerja di bidang yang memerlukan kontak dengan hewan ataupun daging. Beberapa faktor penyebab seseorang terinfeksi Antraks antara lain:
- Bekerja mengolah produk hewan atau daging.
- Melakukan penelitian tentang penyakit antraks.
- Bekerja sebagai dokter hewan yang menangani hewan-hewan yang rentan terkena penyakit antraks.
- Bertugas di daerah yang berisiko terserang penyakit antraks.
Cara Mengobati Penyakit Antraks
Perawatan atau pengobatan untuk penyakit antraks tergantung dari gejala atau tanda-tanda yang dialami oleh pasien terinfeksi. Jika Anda terkena antraks tetapi tidak memiliki gejala, dokter Anda akan memulai pengobatan pencegahan.
Pengobatan pencegahan terdiri dari antibiotik dan vaksin antraks. Jika Anda terinfeksi antraks dan memiliki gejala, dokter akan memberikan Anda obat antibiotik selama 60 hingga 100 hari.
Contoh obatnya adalah ciprofloxacin (Cipro) atau doxycycline (Doryx, Monodox). Namun, apabila terjadi kondisi sesak napas yang berat atau syok, sangat perlu dilakukan perawatan di ruang rawat intensif.
Cara Mencegah Penyakit Antraks
Penyakit antraks bisa dicegah dengan mudah, caranya tentu saja menghindari berbagai faktor yang meningkatkan risiko atau menjadi penyebabnya. Ini termasuk:
- Memastikan daging yang hendak dikonsumsi sudah dibersihkan dan dimasak hingga matang sepenuhnya.
- Melakukan vaksin antraks, terlebih jika berada di kawasan risiko penularan masalah kesehatan ini.
- Menghindari kontak langsung dengan hewan ternak yang terinfeksi penyakit antraks.