Menuntut Ilmu dalam Islam, Keutamaan dan Ketentuannya
Menuntut ilmu dalam Islam merupakan aktivitas yang wajib bagi setiap muslim. Ilmu berasal dari bahasa Arab al’ilmu yang artinya usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia.
Ilmu dapat membuat seseorang lebih paham, tenang, bijaksana, dan adil karena mengetahui sesuatu. Ilmu juga membuat seseorang mampu berpikir karena pikiran adalah anugerah dari Allah SWT.
Manusia yang menggunakan anugerah Allah SWT dengan baik, maka ia termasuk orang-orang yang bersyukur. Berkaitan dengan hal tersebut, menarik melihat gagasan mengenai menuntut ilmu dalam Islam lebih lengkap.
Kewajiban Menuntut Ilmu dalam Islam
Setiap muslim diperintahkan untuk menuntut ilmu. Hal ini selaras dengan sabda Rasulullah SAW yakni: “Tuntutlah ilmu, walau ke negeri China” (Diriwayatkan oleh Imam Al Baihaqi dalam Syu'abul Iman, No. 1612).
Selain itu, ada pula hadis lain yang menyuruh setiap muslim menuntut ilmu hingga ke liang lahat. Artinya, menuntut ilmu tidak mengenal batasan tempat maupun batasan umur.
Keutamaan Menuntut Ilmu dalam Islam
Selanjutnya, terdapat keutamaan menuntut ilmu dalam Islam. Orang yang berilmu merupakan orang yang mampu memberikan manfaat bagi orang lain dan membuat dirinya mampu bertindak secara bijak. Berikut ini keutamaan menuntut ilmu dalam Islam sebagai motivasi:
1. Ilmu Merupakan Warisan Nabi
Ilmu adalah warisan dari para nabi. Hal ini selaras dengan sabda Rasulullah SAW yakni:
إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
“Dan sesungguhnya para nabi tidak pernah mewariskan uang emas dan tidak pula uang perak, akan tetapi mereka telah mewariskan ilmu (ilmu syar’i) barang siapa yang mengambil warisan tersebut maka sungguh ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR Ahmad).
Berdasarkan hadis tersebut, dapat diketahui ilmu itu lebih tinggi dari uang, perak, maupun emas. Ilmu itu abadi dan harta itu hanyalah sementara.
Ilmu tidak akan membuat pemiliknya lelah ketika menjaganya karena ada di pikiran dan hati. Sementara harta memerlukan tempat khusus dan muncul kekhawatiran karena tempat manapun berpotensi adanya bahaya yang muncul.
2. Allah Meninggikan Derajatnya
Allah SWT akan meninggikan derajat orang yang berilmu. Hal ini tercantum pada Q.S. Al Mujadalah ayat 11 dengan terjemahan sebagai berikut:
“Allah mengangkat orang-orang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadalah: 11).
Derajat bagi pemilik ilmu akan lebih tinggi terlebih bagi mereka yang merupakan orang beriman. Oleh sebab itu, menuntut ilmu menjadi hal yang mulia karena dicintai oleh Allah SWT.
3. Ilmu Memberi Manfaat Meski Telah Meninggal
Keutamaan lainnya yakni ilmu dapat memberi manfaat meskipun orang yang memilikinya telah meninggal. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah SAW dengan terjemahan yakni:
“Apabila anak cucu Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali melalui tiga jalur, shadaqah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang senantiasa mendoakannya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Setiap orang yang berilmu dan meninggal dunia tetap mendapatkan pahala. Pasalnya, ilmu tidak hanya bermanfaat untuk dirinya tetapi juga untuk orang lain. Pahala yang diterima orang tersebut menjadi kekal.
4. Dimudahkan Jalannya ke Surga
Adapun keutamaan menuntut ilmu dalam Islam berikutnya yakni akan dimudahkan jalannya ke surga. Surga adalah tempat impian setiap muslim dan Allah SWT berjanji bagi orang yang banyak amal salehnya, maka tempatnya adalah di surga.
Menuntut ilmu dapat menjadi salah satu cara agar masuk ke surga. Rasulullah SAW bersabda:
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju surga.” (HR Bukhari dan Muslim)
Ketentuan Menuntut Ilmu dalam Islam
Menuntut ilmu dalam Islam hendaknya dilakukan bertahap dari dasar. Hal ini karena pengetahuan dari dasar membuat pengetahuan setelahnya lebih mudah dicerna dan berkaitan.
Metode belajar dari dasar ini juga merupakan metode dakwah yang dilakukan Rasulullah. Siti Aisyah RA pernah berkata:
“Sesungguhnya yang pertama-tama kali turun darinya adalah surat Al-Mufasshal yang di dalamnya disebutkan tentang surga dan neraka. Dan ketika manusia telah condong ke Islam, maka turunlah kemudian ayat-ayat tentang halal dan haram. Sekiranya yang pertama kali turun adalah ayat, 'Janganlah kalian minum khamer.' Niscaya mereka akan mengatakan, 'Sekali-kali kami tidak akan bisa meninggalkan khamer selama-lamanya.' Dan sekiranya juga yang pertama kali turun adalah ayat, "Janganlah kalian berzina.' Niscaya mereka akan berkomentar, 'Kami tidak akan meninggalkan zina selama-lamanya.”
Selain itu, menuntut ilmu dalam Islam juga wajib dari orang yang memiliki kadar keilmuan yang tepat. Hal ini selaras dengan Q.S. Al Baqarah ayat 247 dengan terjemahan sebagai berikut:
“Nabi Bani Israil mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu." Mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang dia pun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?" Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberianNya lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah, 2 : 247)
Allah SWT mengangkat seorang pemimpin karena ilmunya, bukan karena hartanya. Ilmu Thalut yang luas membuat Allah memilihnya karena Allah Yang Maha Mengetahui.