Alasan Arab Saudi Borong Pemain Bintang Hingga Beli Klub Elite Eropa

Syahrizal Sidik
29 Juli 2023, 20:10
Alasan Arab Saudi Borong Pemain Bintang Hingga Beli Klub Elite Eropa
Cristiano Ronaldo Official Instagram
Cristiano Ronaldo resmi menjadi pemain baru Al Nassr pada 31 Desember 2022.

Sepakbola Arab Saudi makin gegap gempita usai mendatangkan eks bintang Real Madrid dan Manchester United, Cristiano Ronaldo dari liga primer Inggris ke negeri minyak tersebut. 

Ronaldo, pemain veteran Manchester United yang habis masa kontraknya kemudian bergabung dengan Al Nassr FC akhir Desember 2022 dengan bayaran sekitar $200 juta per tahun. Itu menjadikannya pemain sepak bola dengan bayaran tertinggi di dunia.

Tak lama setelah penandatanganan kontrak pemain peraih Ballon d'Or berusia 37 tahun itu dengan Al Nassr, halaman Instagram klub mendapat 5,3 juta pengikut baru. Situs web resminya tidak dapat diakses setelah melampaui batas bandwidth karena lonjakan lalu lintas yang tiba-tiba, dan tagar #HalaRonaldo menggema berhari-hari. 

Itu baru dari Ronaldo. Tak berselang lama, striker Real Madrid, Karim Benzema juga ikut diboyong ke Arab Saudi dan bergabung dengan klub Al Ittihad dengan nilai kontrak mencapai US$ 643 juta selama tiga tahun. 

Yang tak kalah fantastis, pada Oktober 2021 lalu, konsorsium Public Investment Fund Arab Saudi juga membeli klub liga primer Inggris, Newcastle United seharga 305 juta poundsterling atau setara Rp 5,9 triliun. 

Konsorsium ini diketuai oleh Mohamed bin Salman, yang juga merupakan Pangeran Arab Saudi cum Perdana Menteri Kerajaan. Melalui PIF pula, Arab Saudi mengakuisisi empat klub di negaranya, termasuk Al Ittihad dan Al Nassr.  

Apa pasal gencarnya Arab Saudi menggelontorkan dana jutaan dolar di bidang olahraga tersebut?

Mengutip CNN International, analis berpendapat upaya perekrutan pemain bintang Eropa ke Arab Saudi untuk mengerek pamor olahraga di negara tersebut. Di sisi lain, upaya ini merupakan strategi mendiversifikasi sumber pendapatan selain dari minyak dan menjadi pemain serius di kancah olahraga internasional.

Itu juga dilihat sebagai langkah kerajaan untuk menopang citranya setelah ternoda oleh kasus pembunuhan kolumnis Washington Post Jamal Khashoggi pada 2018 di tangan agen Saudi, dan perang dahsyat yang dimulai di Yaman pada 2015.

“Saya pikir Arab Saudi telah mengakui beberapa tahun yang lalu bahwa untuk menjadi negara yang kuat secara internasional, Anda tidak bisa hanya mengandalkan hard power,” Danyel Reiche, peneliti tamu dan profesor di Georgetown University Qatar. 

“Anda juga perlu berinvestasi dalam soft power, dan kasus Qatar menunjukkan bahwa ini dapat bekerja dengan baik,” katanya.  

Arab Saudi mengikuti pendekatan Qatar dengan olahraga, tetapi dengan penundaan sekitar 25 tahun. Namun, Saudi juga punya target ambisius menjadi tuan rumah Piala Dunia di tahun 2030 mendatang. 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...