4 Dampak Kebakaran Hutan bagi Lingkungan yang Patut Diwaspadai
Kebakaran hutan merupakan isu yang tak ada habisnya di Indonesia. Setiap tahun, fenomena ini tidak pernah absen dan terus terjadi.
Hatta melalui penelitiannya yang berjudul Dampak Kebakaran Hutan terhadap Sifat-sifat Tanah di Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat (2008) menjelaskan bahwa kebakaran hutan adalah kebakaran yang terjadi dalam kawasan hutan.
Sedangkan kebakaran lahan di luar kawasan hutan dengan penyebab yang bersifat disengaja mau pun tidak.
Kebakaran hutan menyebabkan kerusakan lingkungan yang dampaknya dirasakan secara langsung mau pun di masa depan. Misalnya polusi udara akibat asap hasil pembakaran. Selain mengganggu lingkungan, asap juga tidak baik untuk sistem pernapasan manusia.
Tak hanya itu, kebakaran hutan menyebabkan berkurangnya persentase hutan di Indonesia. Salah satu yang rentan yaitu di wilayah Kalimantan. Seperti yang terjadi di Sampit (Kalimantan Tengah), per tanggal 3 Oktober 2023, kota tersebut diselimuti kabut asap yang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
Parahnya, kabut asap tersebut juga menjamah negara tetangga, termasuk Malaysia dan Singapura. Kabut asap berasal dari kobaran api yang tak ada habisnya.
Terkait dengan itu, kali ini Katadata.co.id akan membahas tentang apa saja dampak kebakaran hutan bagi lingkungan. Selengkapnya, simak tulisan di bawah ini.
Dampak Kebakaran Hutan bagi Lingkungan
1. Polusi Udara
Dampak kebakaran hutan bagi lingkungan yang langsung dirasakan adalah polusi udara. Asap yang diakibatkan pembakaran material merupakan karbon dioksida yang tidak terlalu bagus untuk pernapasan apabila dihirup secara terus-menerus.
Selain dampak kesehatan yang tidak langsung, asap juga memiliki aroma kuat dan tidak sedap. Volume asap yang berlebihan juga menyebabkan kabut yang bisa membuat aktivitas sehari-hari terganggu.
Di beberapa kawasan di Kalimantan, kabut asap bisa membuat sekolah diliburkan. Selain itu, juga bisa menghalangi pandangan di jalan ketika berkendara. Bahkan, beberapa tahun belakangan kabut asap sampai ke negara tetangga, yakni Malaysia dan Singapura.
2. Berkurangnya Sumber Daya Alam
Karhutla, khusus di hutan, menyebabkan berkurangnya pohon dan tumbuhan lain. Hutan akan menjadi gundul. Hal ini akan berdampak terhadap unsur lingkungan lainnya.
Daya serap lahan dan tumbuhan ketika musim hujan akan menipis. Maka dari itu, bisa berimbas pada meningkatnya peluang tanah longsor dan banjir.
Dampak kebakaran hutan bagi lingkungan ini tidak melulu dirasakan secara langsung. Namun bisa saja di masa mendatang. Namun, SDA yang berkurang akan mengurangi kekayaan hutan.
3. Pemicu Bencana Alam
Sebagaimana yang disebutkan pada poin sebelumnya, kebakaran hutan bisa meningkatkan kemungkinan tanah longsor dan banjir. Pasalnya, hutan yang semakin gundul akan menurunkan daya serap tanah terhadap air dan menyebabkan penggenangan.
Penyebab tanah longsor salah satunya adalah curah hujan yang tinggi. Apabila air tidak terserap dengan baik, genangan akan langsung merambah tanah dan melemahkan kekuatannya. Apabila volume air tidak sebanding dengan ketahanan tanah, bisa menyebabkan ambruk dan terjadilah tanah longsor.
Demikian halnya banjir terjadi karena volume air yang sangat tinggi. Kurangnya penyerapan air di permukaan tanah akan menimbulkan genangan di atas daratan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pepohonan, khususnya di kota-kota besar padat penduduk.
4. Suhu Panas
Dampak kebakaran hutan bagi lingkungan berikutnya adalah suhu panas. Hal ini sempat terjadi di beberapa kawasan di Kalimantan.
Pasalnya, kebakaran hutan yang berlangsung lama dapat berakibat pada perubahan suhu drastis. Naiknya suhu dapat memberikan dampak kurang baik untuk lingkungan mau pun tubuh manusia.
Suhu panas akan memicu pemanasan global. Imbasnya adalah pemanasan bumi dan terjadinya kekeringan. Sementara hal tersebut akan semakin memicu kebakaran hutan.
Faktor Pemicu Kebakaran Hutan
Berikut faktor pemicu kebakaran hutan menurut Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (1998) berdasarkan karhutla yang terjadi sekitar tahun 1982-1998:
1. Kurangnya komitmen institusi di tingkat regional, nasional, provinsi, dan lokal dalam melakukan investasi pada pencegahan kebakaran.
2. Meningkatnya kerentanan lahan hutan terhadap kebakaran karena manajemen lahan hutan yang tidak berkelanjutan dan praktik pembalakan.
3. Konflik dalam peranan dan tanggung jawab di antara institusi-institusi yang terkait dengan pengelolaan hutan dan lahan serta kebakaran hutan, terutama dalam hal mandat, wewenang, sumber keuangan dan akuntabilitas.
4. Ketidakpedulian institusi-institusi yang bertanggung jawab untuk mengelola lahan hutan dan kebakaran hutan terhadap siklus alami kebakaran dan asap di daerahnya dan pengabaian terhadap pengumuman dini kedatangan El-Nino.
5. Kurangnya informasi dan sistem komunikasi, termasuk kurang efektifnya sistem tersebut.
6. Kepentingan terselubung yang membatasi isu-isu yang terkait dengan kebakaran dan asap untuk kepentingan sektor, badan usaha, atau individu tertentu.
Itulah pembahasan lengkap mengenai dampak kebakaran hutan bagi lingkungan. Selain menambah kesadaran terhadap pentingnya menjaga alam, kebakaran hutan juga harus dibarengi dengan pengetahuan mitigasi bencana seperti longsor dan banjir.