Memahami Jenis dan Cara Menghadapi Masa Transisi
Transisi merupakan perubahan kondisi tertentu menjadi kondisi lainnya. Berkaitan dengan perubahan tersebut, setiap orang akan mengalaminya dan wajib memahami cara menghadapi masa transisi.
Transisi dapat dihadapi dengan berbagai cara. Cara-cara tersebut bertujuan untuk agar setiap orang yang mengalami perubahan, tidak menjadi stress atau frustasi karenanya.
Selain itu, cara menghadapi masa transisi dapat disesuaikan dengan jenis transisi yang muncul pula. Berdasarkan hal tersebut, simak penjelasan mengenai pengertian dan cara menghadapi transisi sebagai berikut.
Pengertian Transisi
Menurut Schlossberg, transisi adalah peristiwa atau non peristiwa yang menghasilkan perubahan hubungan, rutinitas, peran, asumsi, dan lain sebagainya. Transisi ini sangat mempengaruhi persepsi dan emosi bagi orang yang merasakannya.
Jenis-jenis Transisi
Terdapat berbagai macam jenis transisi yang perlu diketahui. Hal ini juga yang menjadi pembeda terkait cara-cara dalam menghadapinya. Berikut ini jenis transisi tersebut:
1. Transisi yang Diantisipasi
Transisi yang dapat diantisipasi ini terjadi pada sesuatu yang diduga terjadi. Contohnya yakni lulus perguruan tinggi, masuk kerja, masuk masa pensiun, menikah, memiliki anak, menjadi orang tua, persiapan anak sekolah, dan lain sebagainya.
2. Transisi yang Tidak Diantisipasi
Transisi ini merupakan perubahan dari sesuatu yang tidak diduga, tidak diprediksi, maupun tidak dijadwalkan. Contohnya yakni kematian mendadak dari orang terdekat, kecelakaan, dan bencana alam.
3. Transisi dari Harapan yang Tidak Terjadi
Transisi yang terjadi pada momentum ini adalah efek dari sesuatu yang diharapkan tetapi tidak terjadi. Contohnya yakni gagal menempuh karir yang diinginkan, gagal mendapatkan perguruan tinggi impian, dan lain sebagainya.
Cara Menghadapi Masa Transisi
Masa transisi terkadang menjadi masa sulit karena merupakan masa beradaptasi. Oleh sebab itu, berikut ini cara menghadapi masa transisi selengkapnya.
1. Antisipasi Perubahan
Cara menghadapi masa transisi yang pertama adalah mengantisipasi perubahan. Pertama, identifikasikan beragam faktor penyebab dan susun rencana untuk mengatasi dampak segala perubahan yang muncul.
Kecemasan kerap muncul ketika menghadapi masa transisi. Oleh sebab itu, pengidentifikasian faktor penyebab dan susun rencana untuk mengatasi dampaknya dapat menjadi solusi yang signifikan dan nyata.
2. Tetap Berkomunikasi dengan Teman dan Keluarga
Teman dan keluarga menjadi rekan yang tepat saat menghadapi masa transisi. Memelihara pertemanan dan jaringan sosial dapat membantu untuk mempertahankan atau mengembangkan aktivitas baru.
Cara ini dapat membantu orang yang menghadapi masa transisi lebih tenang. Selain itu, terbangun pula rasa kepercayaan diri, pengetahuan, dan keterampilan.
3. Pemeliharaan Kesehatan Fisik dan Emosional
Pemeliharaan kesehatan fisik dan emosional menjadi salah satu hal penting dalam menghadapi masa transisi. Sebab, kecemasan, kegelisahan, stress, frustasi, dan perasaan lainnya dapat muncul dengan mudah ketika dalam masa transisi.
Caranya yakni lakukan meditasi setiap hari dan cari cara untuk menenangkan diri. Selain itu, sertakan pula olahraga dan konsumsi makanan sehat untuk menjaga tubuh tetap dalam kondisi yang baik.
Pengelolaan stress, rasa cemas, dan gelisah yang muncul akan sangat membantu dalam menghadapi masa transisi. Tubuh dan jiwa yang sehat dan baik akan lebih produktif ketika dalam masa transisi tersebut.
4. Sadari Perubahan akan Selalu Ada
Perubahan akan selalu ada dalam kehidupan, baik direncanakan maupun yang tidak. Perubahan kehidupan ini terkadang sulit diterima bagi sebagian orang. Namun, siap maupun tidak dan ingin ataupun tidak, seseorang harus mampu bertahan sehingga melewati masa sulit yang dihadapinya.
Setiap perubahan kecil tersebut contohnya adalah usia yang semakin dewasa, kebutuhan pokok semakin banyak, tanggung jawab semakin besar, kesempatan yang semakin sedikit, keleluasaan yang semakin terbatas. Setiap orang akan mengalaminya dan karena itulah setiap orang wajib menyadari serta menerimanya dengan lapang dada.
5. Objektif Melihat Kondisi
Cara menghadapi masa transisi yang berikutnya adalah tetap menjaga agar mampu melihat kondisi secara objektif. Jangan sampai hal-hal yang tidak berkaitan justru mempengaruhi pola pikir dan cara pandang seseorang dalam melihat sesuatu.
Hal ini akan berdampak buruk jika tidak segera diatasi. Tidak hanya dampak dalam jangka pendek, tetapi dapat pula berupa dampak jangka panjang.
6. Kumpulkan Informasi untuk Mempelajari Situasi
Ketakutan akan sesuatu dapat disebabkan karena ketidaktahuan yang minim. Hal ini dapat diatasi dengan memahami sesuatu dari berbagai sudut pandang dengan informasi terkait pula.
Cari tahu mengenai sesuatu yang belum diketahui agar dapat menghadapi situasi yang dianggap sulit. Perlahan, diri sendiri akan terbiasa mempelajari sesuatu terlebih dahulu sebelum menghadapinya agar tidak terburu-buru mengambil keputusan.
7. Bergabung dengan Kelompok Pendukung
Cara menghadapi masa transisi lainnya yakni dengan bergabung bersama kelompok pendukung. Kelompok pendukung ini akan membantu setiap orang melihat masalah secara lebih baik.
Alasannya, dalam kelompok ini banyak orang yang saling berbagi cerita yang dapat membantu sesama. Memiliki kelompok pendukung yang memahami satu sama lain dapat membuat seseorang lebih mudah dalam menghadapi masa transisi.