BCA Ukir Laba Rp 24,2 Triliun di Semester I 2023, Melesat 34%

Lona Olavia
24 Juli 2023, 16:25
BCA Ukir Laba Rp 24,2 Triliun di Semester I 2023, Melesat 34%
BCA

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan kinerja yang mengesankan pada semester I 2023. Bank swasta nasional terbesar di Tanah Air tersebut berhasil meraih laba bersih Rp 24,2 triliun. Laba tersebut naik 34% secara tahunan.

“Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan volume kredit, perbaikan kualitas pinjaman, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan,“ ujar Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja dalam paparan kinerja semester I 2023 secara virtual, Senin (24/7).

Kenaikan laba didorong kredit yang solid. Pertumbuhan kredit terjadi di seluruh segmen baik kredit untuk bisnis maupun konsumsi. Secara keseluruhan, total kredit BCA naik 9% secara tahunan menjadi Rp 735,9 triliun di Juni 2023.

“Segmen kredit konsumer terus mencatatkan pertumbuhan, ditopang oleh hasil pelaksanaan BCA Expoversary 2023 yang ditutup pada akhir April lalu. Di samping itu, kami melihat momentum permintaan kredit yang kuat dari sektor UMKM, sejalan dengan peningkatan aktivitas bisnis di segmen tersebut,” ucap Jahja.

Secara rinci, hingga Juni 2023, kredit konsumer menjadi segmen dengan pertumbuhan kredit tertinggi, diikuti oleh kredit komersial dan UKM. Peningkatan kredit konsumer ditopang oleh KPR yang tumbuh 12% secara tahunan menjadi Rp 114,6 triliun, serta KKB yang naik 19,2% menjadi Rp 51,4 triliun.

Saldo outstanding kartu kredit juga tumbuh 15,4% menjadi Rp 14,6 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 13,9% menjadi Rp 183,9 triliun. Sementara itu, kredit komersial dan UKM tumbuh 10,9% mencapai Rp 219,2 trilliun. Kredit korporasi juga naik 5,1% mencapai Rp 326 triliun.

Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan naik 6,9% mencapai Rp 181,2 triliun di Juni 2023, berkontribusi hingga 24,3% terhadap total portofolio pembiayaan BCA.

 

Sementara itu, konsisten mendukung perkembangan ekosistem kendaraan listrik, BCA telah menyalurkan pembiayaan konsumsi untuk kendaraan bermotor listrik sebesar Rp 751 miliar per Juni 2023, atau tumbuh 44 kali lipat.

Seiring dengan pemulihan bisnis debitur, portofolio kredit yang direstrukturisasi terus mencatat perbaikan, yang tercermin pada menurunnya rasio loan at risk (LAR) ke 8,7% di semester I 2023 dibandingkan 12,3% di tahun sebelumnya. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) tercatat sebesar 1,9% di semester I 2023, turun dari 2,2% di tahun sebelumnya.

Tambah Jahja, BCA senantiasa memiliki pencadangan yang memadai, dengan rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang kokoh, masing-masing sebesar 257,1% dan 61,6%.

Di sisi pendanaan, CASA naik 5,7% mencapai Rp 864,7 triliun per Juni 2023, berkontribusi hingga 81% dari total dana pihak ketiga. Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga tumbuh 6% menjadi Rp 1.071 triliun, sehingga mendorong total aset BCA naik 7,3% menjadi Rp 1.357 triliun. Total volume transaksi BCA terus tumbuh secara konsisten, mencapai 14,3 miliar di semester I 2023, atau naik 27,2%. 

“Pertumbuhan tersebut ditopang oleh inovasi yang berkesinambungan di ekosistem multi-channels serta basis nasabah yang terus meningkat. Kanal mobile banking mencatat kenaikan volume transaksi tertinggi, tumbuh sebesar 44%, “ kata Jahja.

BCA membukukan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) selama semester I 2023, yakni naik 24,6% menjadi Rp 37,1 triliun. Pendapatan selain bunga tumbuh 9,4% menjadi Rp12,2 triliun, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 5,4%. Secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp 49,3 triliun atau naik 20,5%. Seiring dengan peningkatan kualitas aset, biaya provisi tercatat turun Rp 1,8 triliun dibandingkan tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, laba bersih tumbuh 34% menjadi Rp 24,2 triliun.

“Rasio pengembalian terhadap ekuitas BCA tercatat sebesar 24,2% di semester I 2023, menyentuh level tertinggi sejak akhir tahun 2014,” ujar Jahja.

Rasio pengembalian terhadap aset juga tercatat sebesar 3,7% atau menjadi level tertinggi pasca pandemi. Cost to income ratio (CIR) tercatat sebesar 32,9% di semester I 2023, turun dari 34,3% di periode yang sama tahun sebelumnya. 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...