Kontrak Penjualan Minyak dan Gas Turun, Laba Medco Energi Merosot 39%
PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mencatatkan laba bersih senilai US$ 242,37 juta atau Rp 3,84 triliun. Laba tersebut anjlok 39,5% dibanding periode yang sama tahun 2022 yang mampu meraup US$ 400,92 atau sebanyak Rp 6,36 triliun.
Dalam keterbukaan informasi BEI dikutip Kamis (2/11) penurunan itu disebabkan jumlah pendapatan MEDC yang merosot dari US$ 1,74 miliar atau Rp 27,74 trilun pada periode kuartal tiga 2022, menjadi US$ 1,66 miliar atau Rp 26,49 triliun pada kuartal tiga 2023.
Secara rinci, pendapatan MEDC dari kontrak penjualan minyak dan gas bumi turun 13,3% menjadi US$ 1,43 miliar. Demikian pula, nilai kontrak operasi dan jasa pelayanan turun 8,4% menjadi US$ 18,44 juta.
Namun nilai kontrak konstruksi melonjak hingga 991% secara tahunan, mencapai US$ 131,91 juta pada akhir September 2023. Selain itu, penjualan listrik meningkat sebesar 55,1% menjadi US$ 37,432 juta.
Sedangkan jumlah beban pokok pendapatan dan biaya langsung lainnya meningkat 8,8% dari US$ 861,22 juta atau senilai Rp 13,66 triliun pada September 2022, menjadi US$ 937,13 juta atau sebanyak Rp 14,32 triliun pada akhir September 2023.
Biaya produksi dan lifting juga naik 15,9% menjadi US$ 284,41 juta. Adapun biaya pokok penjualan tenaga listrik dan jasa terkait melonjak hingga 376% menjadi US$ 162,48 juta atau Rp 2,57 triliun dari periode yang sama sebelumnya. Akibatnya, laba kotor menurun sebesar 17,4% secara tahunan, mencapai US$ 732,67 juta pada akhir September 2023.
Di sisi lain, total ekuitas perusahaan meningkat sebesar 14,1% dibandingkan dengan akhir tahun 2022, mencapai US$ 1,995 miliar atau sebanyak Rp 36,11 triliun pada akhir kuartal tiga 2023.