Kelangkaan Bitcoin dan Ethereum Picu Investor Menahan Aset Kripto
Meskipun volume transaksi aset kripto di Indonesia menurun, para investor tetap optimistis terhadap pasar untuk menahan aset digital tersebut. Menurut Crypto Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin, harga aset kripto terutama Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) tumbuh signifikan seiring dengan meningkatnya tingkat kelangkaan.
Fahmi menjelaskan saat ini lebih dari 93% Bitcoin telah ditambang dan jumlah Ethereum menurun karena adopsi sistem konsensus Proof of Stake (PoS). Ia menyebut kenaikan nilai kelangkaan pada BTC dan ETH dapat memberikan insentif bagi investor demi mempertahankan aset kripto.
“Fenomena tersebut sebenarnya justru menunjukkan optimisme dan kepercayaan diri para investor, yang dapat menjadi modal penting bagi pasar kripto untuk menjalani fase bullish berikutnya,” kata Fahmi dalam rilis resmi, Rabu (8/11).
Ia juga menyebut minggu ini pasar kemungkinan akan mulai berspekulasi tentang keputusan ETF Bitcoin Spot yang diajukan oleh Franklin dan Hashdex, dengan deadline pertama pada 17 November atau akhir pekan depan.
Selain itu, deadline kedua untuk ETF Bitcoin Spot yang diajukan oleh Global X akan dilakukan pada 21 November 2023 mendatang. Hal ini merupakan batas waktu terakhir untuk persetujuan ETF Bitcoin Spot di tahun ini.
Meskipun keputusan mengenai pengajuan ETF masih belum pasti, optimisme meningkat berkat kemenangan Grayscale GBTC dan pencatatan Blackrock iShare di depositori NASDAQ, yang meningkatkan optimisme terhadap potensi apresiasi pasar kripto.