Tren Kenaikan Bitcoin Makin Kuat, Ethereum Melesat
Harga Bitcoin (BTC) naik cukup kencang akhir-akhir ini, mendorong kenaikan harga aset kripto lapis atas lainnya seperti Ethereum (ETH). Para analis pun meyakini bahwa Bitcoin memiliki potensi untuk bergerak ke atas. Keyakinan itu didukung oleh beberapa faktor, termasuk akumulasi Bitcoin yang konsisten dan lingkungan makro ekonomi yang lebih akomodatif.
Mengutip Coinmarketcap, Jumat (10/11) pukul 10.20 WIB, BTC terpantau berada di US$ 36.830 atau menguat 1,13% dalam sehari dan 6,24% selama sepekan. Bahkan ETH naik kencang hingga US$ 2.118 atau menguat 10,49% dalam sehari dan 17,78% selama sepekan
Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengatakan bahwa salah satu faktor yang mendukung harga Bitcoin adalah akumulasi Bitcoin yang konsisten oleh investor jangka panjang. Menurut data Glassnode, jumlah Bitcoin yang dimiliki oleh investor jangka panjang terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
"Pasokan Bitcoin sangat terbatas dan sebagian besar BTC dimiliki oleh orang-orang yang berencana untuk menyimpannya untuk jangka waktu yang lama. Akibatnya ada peningkatan yang luar biasa dalam jumlah Bitcoin yang diakumulasi oleh orang-orang ini seiring berjalannya waktu. Hal ini menyebabkan harga Bitcoin masih kuat," kata Fyqieh dalam risetnya dikutip Jumat (10/11).
Faktor lainnya yang mungkin mendukung harga Bitcoin adalah nada dovish yang disampaikan oleh beberapa pejabat The Fed. Dovish dalam konteks ini mengacu pada sikap Fed yang cenderung lebih memilih kebijakan moneter yang akomodatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Kebijakan ini biasanya berdampak positif terhadap aset berisiko seperti saham dan kripto karena menurunkan daya tarik investasi pada aset yang dianggap lebih aman seperti obligasi.
"Meski demikian, meski ada nada dovish tersebut, Bitcoin tampaknya memilih untuk bergerak sideways atau mendatar, menunjukkan ketidakpastian pasar,” ujar ia.
Para investor sepertinya memilih untuk bersikap hati-hati menjelang perilisan data inflasi Amerika Serikat dan kabar potensi penutupan (shutdown) pemerintah AS. Ketidakpastian pasar yang tinggi membuat investor ragu untuk mengambil posisi yang agresif. Mereka lebih memilih untuk menunggu untuk melihat data dan perkembangan sebelum mengambil keputusan investasi.
Laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) bulan Oktober 2023 akan dirilis pada tanggal 14 November 2023. Inflasi umum secara umum diperkirakan akan terkendali dari bulan ke bulan. Namun, tren yang mendasarinya mungkin masih mengkhawatirkan Federal Reserve menjelang keputusan suku bunga berikutnya yang dijadwalkan pada tanggal 13 Desember.
Terkait dengan isu makroekonomi yang lebih besar, pada tanggal 17 November 2023, pemerintah AS dihadapkan pada batas waktu untuk menemukan sumber utang baru guna menghindari shut down pemerintah. Sejarah telah menunjukkan bahwa kemungkinan akan terjadi penambahan utang baru, yang dapat menjadi faktor positif bagi pasar mata uang kripto termasuk Bitcoin.
"Jika pemerintah AS memutuskan untuk meningkatkan utang, Bitcoin mungkin akan mengalami kenaikan harga. Kedua tanggal ini, tanggal 14 dengan rilis CPI dan tanggal 17 dengan deadline utang pemerintah AS, menjadi momen krusial yang bisa mendefinisikan arah pergerakan Bitcoin dalam waktu dekat," kata Fyqieh.