Usai Debut IPO di BEI, MSJA Siapkan Pembangunan Pabrik di Sidoarjo

Nur Hana Putri Nabila
10 Januari 2024, 11:14
Usai Debut IPO di BEI, MSJA Siapkan Pembangunan Pabrik di Sidoarjo
Dokumentasi perseroan
Button AI Summarize

PT Multi Spunindo Jaya Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui initial public offering (IPO) saham, Rabu (10/1). Perusahaan dengan kode emiten MSJA tersebut merupakan emiten ke-4 di 2024.

Direktur Utama Multi Spunindo Jaya, Sasongko Basuki mengatakan bahwa kini kapasitas produksi perseroan telah terpasang 54.000 ton. Lalu dengan penambahan mesin barunya, maka kapasitas produksi akan bertambah sekitar 20%. Adapun untuk pembangunan pabrik baru tersebut terletak di Sidoarjo, Jawa Timur dan pembangunan akan dimulai semester dua 2024.

"Jadi mungkin akhir dari kuartal empat pabrik kami sudah bisa selesai," kata Sasongko usai pencatatan saham perdana di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (10/1). 

Adapun kapasitas produksi dari pabrik baru itu mencapai 20.000 ton. Di mana distributornya akan menyasar pasar domestik dan ekspor. Ekspor mulai dari Asia, termasuk Jepang, Cina, Australia, New Zealand, Amerika, New Zealand, serta Eropa. 

“Kalau lokal masih yang terbesar, tapi ekspor terbesar masih ke negara Jepang,” ucap Sasongko. 

Pada debut perdananya saham MSJA sempat dibuka naik 20% ke level Rp 360 per lembar. Namun sayangnya sesaat kemudian turun 2,67% ke level Rp 292 per lembar. Adapun pada pukul 09.06 WIB, saham emiten sektor consumer non-cyclicals itu berada di level Rp 304 per saham. 

Volume saham yang diperdagangkan tercatat 75,40 juta dengan nilai transaksinya Rp 22,90 miliar. Sementara frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 8.261 kali. Adapun kapitalisasi pasar Multi Spunindo Jaya tercatat senilai Rp 1,79 triliun. 

“Tujuan kami masuk ke bursa adalah untuk mencapai transparansi, efisiensi serta akuntabilitas dari setiap kegiatan usaha kami," kata Sasongko.

Jumlah saham yang akan ditawarkan adalah sebanyak-banyaknya 882,35 juta atau setara 15% dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO. Perseroan menawarkan harga Rp 300 per lembar. Sehingga MSJA bisa meraup dana hingga Rp 308,8 miliar dalam aksi korporasi ini.

Sasongko mengatakan, dana IPO sekitar 40% akan dipergunakan untuk pengembangan usaha. Sekitar 30% untuk modal kerja perseroan. Sisanya sekitar 30% akan digunakan untuk pembayaran seluruh dan sebagian pinjaman bank.

Ia menambahkan, perseroan antusias dalam melakukan IPO dan optimis dalam pengembangan bisnis ke depan. Terlebih melihat nilai ekonomi dari pasar nonwoven pada tahun 2023 diperkirakan mencapai US$ 53,90 miliar. Pihaknya meyakini bahwa dalam kurun waktu lima tahun ke depan akan mencapai US$ 72,19 miliar, tumbuh pada CAGR sebesar 6,02%. 

Perseroan merupakan suatu perusahaan terbatas yang memiliki kegiatan usaha utama di bidang industri nonwoven secara business to business. Selain itu MSJA memproduksi produk nonwoven sheet yang digunakan sebagai salah satu bahan baku produk jadi di berbagai sektor. Mulai dari sektor kesehatan seperti pembalut, popok, masker, hingga sektor konstruksi dan agrikultur.

Sampai saat ini, perseroan memiliki 12 lini produksi yang terdiri atas sembilan lini produksi dengan teknologi spunbond dan spunmelt, tiga dengan teknologi meltblown, dan satu dengan teknologi needlepunc.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Lona Olavia

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...