Pembangunan Stasiun Kereta Cepat Walini Tidak Batal, Hanya Ditunda
Presiden Direktur PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan pihaknya tidak membatalkan sepenuhnya Stasiun Walini sebagai salah satu stasiun pelayanan Kereta Cepat Jakarta Bandung.
KCIC hanya belum memasukan Stasiun Walini sebagai salah satu stasiun pelayanan pada fase pertama pengoperasian kereta cepat.
Langkah itu diambil dengan mempertimbangkan aspek komersial dan kondisi perseroan yang sedang melakukan efisiensi.
Meski demikian, dia menekankan bukan berarti pengerjaan konstruksi di Walini dibatalkan. Perusahaan bisa saja melakukan pembangunan di stasiun tersebut pada fase selanjutnya sesuai arahan pemegang saham.
"Penundaan pembangunan ini bukan berarti pengerjaan konstruksi di Walini batal. Namun hanya ditunda sementara waktu," ujar Diwyana, seperti dilansir dari Antara, Jumat (22/10).
Sebelumnya, KCIC memutuskan untuk memangkas jumlah stasiun dalam proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung. Hanya ada empat stasiun dalam proyek patungan Indonesia-Cina sepanjang 142,3 kilometer tersebut.
Stasiun keberangkatan sekaligus kedatangan kereta cepat berada di wilayah Jakarta, yakni di Stasiun Halim. Setelah Halim, ada Stasiun Karawang, Stasiun Hub Padalarang dan Stasiun Tegalluar.
Walini merupakan kawasan yang didominasi perkebunan teh milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII. Kawasan ini merupakan salah satu opsi calon daerah yang menjadi ibu kota baru Jawa Barat yang hendak dikembangkan sebagai kota metropolitan baru bila dilewati kereta cepat.
Dwiyana mengatakan, hingga saat ini, PT KCIC terus melakukan percepatan pembangunan di 237 titik konstruksi secara komprehensif.
Fokus konstruksi yang menjadi prioritas antara lain penyelesaian pengeboran tiga terowongan dari 13 terowongan yang ada di trase KCJB, menyelesaikan erection girder untuk konstruksi elevated track, terutama yang berada di daerah Batununggal, Bandung, serta pengerjaan subgrade #18, #19, dan #20 di perbatasan antara Karawang dan Purwakarta.
Percepatan pembangunan juga dilakukan di pabrik China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) Sifang yang berada di Qingdao, Tiongkok.
"Selaras dengan upaya percepatan pembangunan KCJB, kami juga melakukan persiapan dokumen-dokumen penunjang operasional dengan melakukan koordinasi bersama kementerian terkait," katanya.
Sementara itu, Dwiyana hari ini juga mengumumkan bahwa Kereta Cepat Jakarta Bandung akan terintegrasi dengan kereta lain yang selama ini sudah dioperasikan PT Kereta Api Indonesia.
Integrasi tersebut akan terhubung melalui Stasiun Padalarang. Nantinya, stasiun yang berada di Bandung Barat tersebut akan menjadi hub bagi Kereta Cepat Jakarta Bandung dan bersisian dengan jalur eksisting KAI di Padalarang.
Dilansir dari Antara, Dwiyana mengatakan Stasiun Padalarang akan meningkatkan konektivitas penumpang dari pusat Bandung dan Cimahi yang akan menggunakan kereta cepat.
"Di Stasiun Hub Padalarang ini, akan terjadi konektivitas yang nyaman bagi penumpang KCJB yang ingin langsung melanjutkan perjalanan ke Kota Cimahi dan Bandung dengan KA Feeder yang dilayani oleh PT KAI," katanya.
Penambahan Stasiun Hub di Padalarang dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek, seperti demografi, komersial, dan infrastruktur di area Padalarang, yang memadai dan mampu menyasar penumpang yang berasal dari Bandung bagian barat.
"Stasiun kereta cepat akan berada di sebelah barat stasiun KA Padalarang. Penumpang yang hendak menggunakan layanan kereta cepat dari Padalarang atau sebaliknya akan disediakan KA Konvektivitas menuju Stasiun Cimahi dan Bandung," tuturnya.
KA Feeder akan menggunakan rangkaian kereta rel diesel (KRD) yang didesain seperti KA Bandara. Kereta itu akan melayani rute dari Stasiun Padalarang menuju Stasiun Bandung serta dapat berhenti di stasiun Cimahi.
Rencananya KA Feeder tersebut akan diberangkatkan setiap 20 menit pada jam sibuk dan 30 menit di luar jam sibuk atau menyesuaikan operasional kereta cepat.
Durasi perjalanan dari Stasiun Padalarang ke Stasiun Bandung adalah 18 menit. Jika berhenti di Stasiun Cimahi maka durasi perjalanan menjadi 22 menit.
Sementara itu, pengoperasian Stasiun Tegalluar diharapkan dapat menyasar penumpang di Bandung bagian Timur. Nantinya, statsiun ini akan terhubung dengan Bus Rapid Transit, taksi maupun moda transportasi lainnya.
Stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Tegalluar juga memiliki kemudahan aksesibilitas, mulai dari exit tol Padaleunyi arah Jakarta dan aksesibilitas dari dan menuju Stadion Gelora Bandung Lautan Api.