Pembukaan Terowongan Istiqlal - Katedral Tunggu Aba-aba Kemenag
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan konstruksi Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan area parkir di basement Masjid Istiqlal dengan halaman Gereja Katedral Jakarta.
Pemanfaatan terowongan tersebut kini tinggal menunggu langkah dari Kementerian Agama.
Terowongan tersebut memungkinkan area parkir basement di Masjid Istiqlal bisa digunakan bersama dengan umat Khatolik di Gereja Katedral yang letaknya dipisahkan jalan kecil.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, penghubung antara dua rumah ibadah ini secara teknis bisa saja menggunakan jembatan penyeberangan,
”Karena faktor keamanan dan keselamatan desain yang dipilih adalah terowongan bawah tanah," kata Menteri Basuki dalam keterangan resminya, Selasa (26/10).
Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti mengatakan, dibangunnya Terowongan Silahturahmi merupakan contoh kerukunan umat beragama di Indonesia.
"Alhamdulillah konstruksinya sudah selesai dan akan segera kita serahkan ke Kementerian Agama agar bisa secepatnya dimanfaatkan," kata Diana Kusumastuti saat menyampaikan penjelasan kepada media, Senin (25/10).
Terowongan Silaturahmi tersambung dengan basement parkir lantai satu di Masjid Istiqlal yang dapat menampung 500 unit mobil.
Kehadiran terowongan ini diharapkan dapat memudahkan jemaah kedua rumah ibadah untuk menggunakan lahan parkir secara bersama.
Terowongan Silaturahmi ini bisa digunakan multifungsi. Kalau Jumat bisa digunakan jamaah Masjid Istiqlal, sedangkan pada hari Minggu bisa dipakai jemaat Gereja Katedral Jakarta.
“Untuk itu dinamakan Terowongan Silaturahmi, saling memberikan pertolongan untuk kebutuhan masing-masing,” ujarnya.
Pembangunan Terowongan ini dimulai sejak 15 Desember 2020 lalu dan telah rampung 100% sesuai target pada 20 September 2021 dengan anggaran senilai Rp 37,3 miliar yang dikerjakan oleh kontraktor PT Waskita Karya, manajemen konstruksi PT Virama Karya dan perencana PT Yodya Karya.
Terowongan Silaturahmi dibangun dengan panjang tunnel 28,3 meter, tinggi 3 meter, lebar 4,1 meter dengan total luas terowongan area tunnel 136 meter persegi dengan total luas shelter dan tunnel 226 meter persegi.
Jarak terdekat pintu masuk terowongan dengan Gereja Katedral Jakarta yakni 32 meter.
Hal ini guna memastikan keamanan struktur Katedral. Sementara jarak terdekat terowongan dengan gerbang Masjid Istiqlal adalah 16 meter.
Arsitektur entrance terowongan ini dibangun dengan gaya modern dimana eksteriornya menggunakan material transparan sehingga kecantikan desain Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta yang merupakan bangunan cagar budaya tidak terhalang.
Sementara itu, bagian interior dibuat senada dengan interior Masjid Istiqlal menggunakan marmer.
Selain faktor keamanan pengguna, Terowongan Silaturahmi juga dibangun dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan bangunan.
Baik Masjid Istiqlal dan Katedral merupakan dua rumah ibadah yang sudah sangat tua dan merupakan cagar budaya.
Karena itulah, konstruksi yang dibangun harus benar-benar dipastikan aman. Istiqlal yang merupakan salah satu masjid terbesar di dunia dan kebanggaan Umat Islam Indonesia dibangun pada era Presiden Soekarno pada tahun 1961.
Adalah arsitektur Frederich Silaban yang merancang bangunan berkapasitas 200.000 jamaah tersebut.
Sementara itu, Gereja Katedral resmi digunakan pada 1901. Gereja kebanggan Umat Katolik Indonesia tersebut dibangun dengan arsitektur neo-gotik. Gereja ini pernah menjadi korban pengeboman pada saat Malam Natal tahun 2000.
Sebagai mana diketahui, Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral hanya dipisahkan sebuah jalan kecil.
Karena letaknya yang berdekatan, di beberapa kesempatan, jamaah dari Masjid Istiqlal ataupun Gereja Katedral saling bergantian menggunakan tempat mereka untuk parkir.
Sikap yang saling mau membantu inilah yang kerap dilambangkan sebagai bentuk silaturahmi dan kebhinekaan Indonesia sesungguhnya.