Migrasi Angkutan Barang Lewat Jalur Kereta Api Butuh Waktu

Cahya Puteri Abdi Rabbi
15 November 2021, 19:08
kereta, barang, logistik
cargo.kai.id
Proses pemuatan angkutan Batu Bara menggunakan Kontainer dengan alat muat Gantry Crane di Sumatera Selatan

Pengangkutan barang dengan menggunakan jalur kereta api terus ditingkatkan.  Selain lebih murah dan efisien, pengangkutan barang dengan cara tersebut bisa mempercepat upaya pemerintah dalam menerapkan zero Angkutan Mobil Barang yang Over Dimension and Over Load (ODOL).

Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Barat Erni Basri mengatakan masih dibutuhkan kesabaran.

Pasalnya,  penyiapan infrastruktur harus dilakukan secara bertahap, terutama konektivitas antara jalur kereta dengan titik-titik industri dan pelabuhan.

"Harus sabar, karena memang butuh waktu. Tapi untuk (konektivitas) ke titik-titik industri dan pelabuhan itu under process," kata Erni dalam sebuah webinar, Senin (15/11).

Selain itu, untuk membuat jalur kereta api terhubung dengan pelabuhan dan pusat industri masih menjumpai sejumlah tantangan.

 Tantangan tersebut di antaranya penolakan masyarakat sekitar pelabuhan dan pusat industri terkait lahan yang akan dibangun jalur kereta api.

Meski demikian, Erni mengatakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus melakukan negoisasi dengan masyarakat untuk bisa segera menuntaskan pembangunan jalur kereta api, agar tujuan zero ODOL dapat tercapai.

Hingga saat ini, angkutan barang melalui jalur darat masih mendominasi dalam sistem logistik, dengan porsi peran mencapai 90% dari total moda transportasi yang lain.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah barang yang diangkut kereta api pada September 2021 sebanyak 4,8 juta ton atau naik 2,48% dibanding bulan sebelumnya.

Sebagian besar barang yang diangkut tersebut tercatat di wilayah Sumatera sebanyak 3,8 juta ton atau 78,48 persen dari total barang yang diangkut dengan kereta api.

 Peningkatan jumlah barang terjadi di wilayah Jawa nonJabodetabek sebesar 13,67%, sebaliknya wilayah Sumatera mengalami penurunan 0,21%.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...