Kasus Covid Prancis Tembus 200.000 Sehari, Menginfeksi 2 Orang/Detik
Prancis terus mencatat rekor kasus harian Covid-19 dalam 24 jam berbarengan dengan lonjakan varian Omicron di beberapa negara Eropa. Pada Rabu (29/12) Perancis melaporkan 208.000 kasus baru, angka ini naik 16% dibanding hari sebelumnya yakni 180.000 kasus.
“Artinya, 24 jam sehari, siang dan malam, setiap detik di negara kita, dua orang Perancis terdiagnosis positif virus corona. Kami belum pernah mengalami situasi seperti itu," kata Menteri Kesehatan Perancis Olivier Veran dikutip dari The Guardian, Kamis (30/12).
Oliver mengatakan, saat ini situasi di rumah sakit sudah mengkhawatirkan karena menyebarnya varian Delta, meskipun gelombang kasus akibat varian Omicron belum terjadi, Oliver memperkirakan gelombang itu akan terjadi dalam waktu dekat.
"Saya tidak akan menyebut Omicron sebagai gelombang lagi. Saya menyebutnya sebagai gelombang besar. Dengan melihat perkembangan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir, kita sekarang sedang membicarakan longsor yang akan terjadi,"tutur Oliver.
Menyusul lonjakan kasus Covid-19, pemerintah Kota Paris kembali mewajibkan pemakaian masker di luar ruangan.
Oliver menjelaskan 10% dari total populasi Prancis yang berjumlah 67,4 juta kemungkinan sudah kontak dengan kasus Covid-19. Risiko terbesar dari gelombang ini adalah mereka yang belum mendapatkan vaksinasi.
Prancis telah memperpendek jarak suntikan booster dari empat bulan menjadi tiga bulan untuk mencegah meningkatnya kasus Covid-19.
Pasalnya, jumlah kasus diperkirakan akan terus melonjak menyusul meningkatnya mobilitas masyarakat saat liburan panjang Natal dan Tahun Baru.
Kasus Covid-19 di Prancis pertama kali menembus angka 100 ribu per hari pada saat Natal (25/12). Angka ini terus bertambah cepat dalam hitungan hari.
Anggota parlemen Prancis tengah mendiskusikan aturan baru yang hanya mengizinkan orang yang sudah divaksinasi untuk memasuki bar, restoran, bioskop, museum, arena olahraga, dan tempat umum lainnya.
Sementara itu, hasil tes negatif Covid tidak lagi diperlukan jika berkunjung ke tempat-tempat publik.
Eropa saat ini tengah menghadapi lonjakan kasus Covid-19, Inggris, Italia, Spanyol, Portugal, Denmark dan Yunani juga telah melaporkan catatan kasus baru minggu ini.
Sementara di luar Eropa, Amerika Serikat (AS) mencapai kasus tertinggi sebanyak 267.000 kasus pada hari Selasa (30/12), di mana varian Omicron menyumbang 59% dari kasus tersebut.
Australia juga mencatat kenaikan kasus hampir 18.300 kasus pada Rabu (29/12), melampaui angka tertinggi sebelumnya sekitar 11.300 kasus dalam sehari.
Tingkat penularan yang cepat dari varian baru tersebut membuat pemerintah di berbagai negara kembali menerapkan pembatasan untuk melindungi sistem kesehatan dari lonjakan pasien, namun tetap menjaga aktivitas ekonomi.
Pemerintah Italia memutuskan pada Rabu (29/12) malam untuk membatalkan periode isolasi bagi orang-orang yang telah menerima tiga suntikan vaksin Covid. Namun, pemerintah setempat tetap memperketat tindakan bagi mereka yang tidak divaksinasi.
Mulai 10 Januari mendatang, bukti vaksinasi dan hasil tes negatif dari virus corona akan diperlukan saat bepergian dengan bus, metro, kereta api, dan penerbangan domestik. Italia mencatat tambahan 98.030 kasus pada Rabu (29/12).
Kemudian, Yunani juga telah melarang perayaan Natal dan tahun baru di tempat umum, dan memberlakukan pembatasan baru pada sektor perhotelan.
Sebelumnya pembatasan ini baru akan berlaku pada Januari mendatang. Yunani mencatat rekor harian baru sebanyak 21.657 kasus pada Senin (27/12).
Bar, klub malam, dan restoran harus tutup pada tengah malam, tanpa pelanggan tetap dan tanpa musik, dengan pengecualian Malam Tahun Baru ketika mereka dapat tetap buka hingga pukul 2 pagi.
“Langkah-langkah ini, jika diterapkan secara keseluruhan, akan memungkinkan kita mulai pertengahan Januari untuk kembali ke kehidupan normal kita,” kata Menteri Kesehatan Yunani Thanos Plevris.
Dilansir dari The Guardian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, sirkulasi simultan varian Delta dan Omicron mendorong gelombang infeksi yang mengkhawatirkan dan dapat menyebabkan peningkatan pasien rawat inap dan kematian.
WHO mengatakan, Omicron menimbulkan risiko yang sangat tinggi dan dapat menumbangkan sistem kesehatan di berbagai negara.
"Sangat memprihatinkan bahwa Omicron menyebar pada saat yang sama dengan Delta, sehingga menyebabkan tsunami kasus Covid-19," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan