Industri Logam dan Perumahan Jadi Favorit Investor di 2021

Andi M. Arief
27 Januari 2022, 16:12
investasi, industri, logam
ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/hp.
Pekerja menyelesaikan pembuatan mesin penggilingan dan pengeringan teh, di salahsatu industri logam di Tegal, Jawa Tengah, Selasa (29/9/2020). Meskipun ditengah pandemi COVID-19 sejumlah industri logam di Kota Tegal masih tetap berproduksi dan tidak menghambat produktivitas ekonomi.

 Kementerian Investasi (Kemenves) mendata realisasi investasi sepanjang 2021 menembus Rp 901 triliun, atau melebihi target yang ditetapkan sebesar Rp 900 triliun. Industri logam, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya menjadi sektor paling favorit bagi investor pada tahun lalu. 

Secara total, investasi ke industri logam mencapai Rp 117,5 triliun pada 2021 atau 13% dari total investasi yang masuk ke Indonesia tahun lalu. Realisasi tersebut naik 23,94% dari capaian 2020 senilai Rp 94,8 triliun. 

Advertisement

Industri logam melompat dari urutan ke 12 pada tahun 2020 ke urutan pertama pada tahun 2021.
Nilainya melonjak dari Rp 94,8 triliun di tahun 2020 menjadi Rp 117, 5 triliun di tahun 2021.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengatakan Bahlil Lahadalia mengatakan melonjaknya investasi di sektor industrilogam adalah bukti berhasilnya kebijakan hilirisasi.

"Memang kita dorong ke manufaktur yang bisa memberi nilai tambah dan hilirisasi," tutur Bahlil, pada saat konferensi pers, Kamis (27/1).

Industri perumahan, kawasan industri, dan perkantoran menduduki peringkat kedua dalam daftar sektor penerima investasi tahun lalu.
Jumlah investasi yang masuk ke sektor tersebut mencapai Rp 117,4 triliun atau 11,5% dari total investasi.

Pada tahun 2020, sektor tersebut hanya mampu menggaet investasi sebesar Rp 76,4 triiun.

Peningkatan investasi pada sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran sejalan dengan perbaikan permintaah kredit serta pelonggaran mobilitas di tempat kerja.

Sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi yang mendapatkan investasi terbesar pada tahun 2020 bergeser ke posisi tiga.

Nilai investasi sektor tersebut mencapai Rp 144,8 triliun atau berkontribusi sebanyak 17,5% dari total investasi.

Pada 2021, sektor ini menduduki peringkat sektor terfavorit ketiga senilai Rp 107,4 triliun atau 11,9%. 

"Jadi memang ada perbedaan kalau investasi masuk sekalipun besar, tapi di sektor yang tidak (besar) nilai tambah. Multiplier (effect)-nya beda dengan di sektor manufaktur," kata Bahlil.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement