Lima Hotel di Bali Jadi Karantina Bubble Turis, Tarif Rp 10-15 Juta
Lima hotel di Bali ditunjuk sebagai pilot project karantina dengan sistem bubble bagi wisatawan mancanengara (wisman). Tarif karantina berkisar 10-15 juta.
Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Nia Niscaya mengatakan kelima hotel tersebut adalah Grand Hyatt Nusa Dua (Dua), Westin Resort (Nusa Dua), Griya Santrian (Sanur), Viceroy (Ubud), dan Royal Tulip (Jimbaran).
Nia menjelaskan karantina sistem bubble memungkinkan wisman untuk bisa beraktivitas tidak hanya di kamar. Mereka bisa melakukan berbagai aktivitas di area bubble yang khusus disiapkan pengelola hotel.
"Mereka merasa tidak seperti dalam karantina karena bisa ngobrol, bisa ke pantai, berenang atau pingpong,"tutur Nia, dalam weekly briefing, Senin (7/2).
Nia menjelaskan jumlah hotel karantina yang akan menerapkan sistem bubble akan terus bertambah. Pasalnya, banyak hotel yang telah mendaftarkan diri dan mempersiapkan diri untuk menawarkan karantina dengan sistem bubble.
"Ada 66 hotel yang siap tapi yang lima ini sudah masuk form application, 61 hotel yang lain bisa tapi sistem karantina seperti di Jakarta, di dalam kamar,"ujarnya.
Dia menambahkan tidak semua hotel di Bali bisa menjalankan sistem karantina bubble karena diperlukan area, sistem kerja, dan pengawasan khusus.
Selain memiliki area yang cukup untuk dijadikan bubble, hotel juga harus bisa menyediakan kamar atau tempat menginap bagi karyawan yang bekerja.
Pasalnya, mereka yang bekerja melayani tamu yang tengah menjalani karantina sistem bubble tidak diperkenankan pulang ke rumah.
Nia mengatakan lima hotel yang menjadi pilot project karantina sistem bubble menawarkan tarif yang bervariasi antara Rp 10 juta-15 juta untuk paket lima hari empat malam.
Berdasarka penelusuran Katadata, hotel Grand Hyatt Nusa Dua menawarkan paket karantina dengan harga termurah Rp 10,5 juta sementara termahal seharga Rp 19 juta.
Paket karantina termasuk makan tiga kali sehari, laundry lima lembar bahu, tes PCR dua kali dan transport dari bandara.
Sementara itu, hotel Westin menawarkan paket karantina dari harga Rp 10,33 juta- Rp 15,5 juta.
Nia mengatakan karantina sistem bubble merupakan program warm up vacation yang bertujuan agar wisman tidak merasa menjalani karantina tetapi lebih pada sedang menjalani pemanasan untuk persiapan liburannya di Bali.
"Saat ini kita harus mencapatkan kepercayaan (wisman) kembali. Jangan sampai kita kehilangan magic-nya Bali sebagai destinasi wisata,"ujarnya.
Sebagai informasi, setelah dibuka untuk penerbangan internasional pada pertengahan Oktober 2021, Bandara I Gusti Ngurah Rai akhirnya menerima kedatangan wisman pada Kamis (3/2).
Sebanyak enam turis berkewarganegaraan Jepang mendarat di Bandara Ngurah Rai dan menandai dibukanya kembali Bali untuk wisman.
Nia mengatakan, ke depan, pemerintah juga akan terus menjalin komunikasi dengan sejumlah pihak agar wisman yang datang tidak hanya terbatas dari Jepang.
"Tidak menutup kemungkinan dengan Cina dan Hong Kong apalagi sebelum Covid wisman Cina adalah number one di Bali,"tuturnya.