Pertamina Bidik Kapasitas Terpasang Energi Bersih Capai 3,2 GW di 2022
Pertamina terus mempercepat proses transisi energi. Sebagai bagian dari langkah tersebut, Pertamina subholding Power & NRE (Pertamina NRE) menargetkan energi bersih dengan total kapasitas terpasang 3,2 GW (gigawatt) pada tahun 2022.
Kapasitas sebesar itu diperoleh dari berbagai sumber energi mulai dari gas to power, geothermal, dan energi baru terbarukan (EBT).
Sebanyak 1,8 GW diharapkan disumbang gas to power, 908 MW dari geothermal, dan 480 MW dari energi baru terbarukan.
Corporate Secretary Pertamina NRE Dicky Septriadi mengatakan beberapa proyek yang dijadwalkan selesai pada tahun depan di antaranya adalah penyediaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di wilayah kerja Rokan yang potensinya mencapai 200 MWp.
Kapasitas sebesar 40 MWp ditargetkan akan beroperasi pada kuartal I tahun 2022.
Proyek PLTS internal Pertamina lainnya untuk tahun depan adalah di Terminal BBM Tanjung Uban, Terminal BBM Pulau Sambu, dan Terminal LPG Tanjung Sekong yang potensi kapasitasnya mencapai 5 MWp serta 8 MWh battery energy storage system (BESS).
Proyek tersebut diharapkan sudah memasuki jadwal beroperasi komersial (COD) pada kuartal I tahun depan.
Proyek lainnya adalah PLTS Atap SPBU Total 1500 titik dengan kapasitas 9,7 MWp COD.
Sebagai informasi, untuk tahun 2021, Pertamina NRE mentargetkan kapasitas terpasang energi bersih sebesar 1,9 GW.
Beberapa proyek yang sudah selesai adalah penyediaan PLTS Sei Mangkei sebesar 2 MWp, PLTS Cilacap sebesar 1,34 MWp, dan PLTS Atap SPBU 99 titik 668 kWp,
Proyek yang masih yang masih berjalan dan diharapkan selesai tahun ini adalah PLTS Dumai sebesar 2 MWp, PLTS Atap SPBU 51 titik sebesar306 kWp, dan PLTS Logistic Builsing PIS 127,5 kWp.
Dicky mengatakan pemanfaatan EBT yang masih sangat kecil serta dorongan yang besar untuk bertransisi ke energi ramah lingkungan menjadi peluang yang besar bagi Pertamina NRE untuk mengejar pertumbuhan.
Terlebih, Presiden Joko Widodo telah meminta Pertamina untuk mempercepat transisi energi dari fosil ke energi bersih.
Pertamina mentargetkan total kapasitas terpasang mencapai 10 GW pad tahun 2026.
Kapasitas sebesar itu diharapkan bisa dikontribusikan di antaranya dari gas to power sebesar 4 GW dan energi terbarukan sebesar 5 GW di mana di dalamnya termasuk geothermal.
“Pertamina NRE mengejar pertumbuhan untuk mencapai aspirasi 10 GW pada tahun 2026. Untuk mencapai itu, pengembangan bisnis dan investasi akan dilakukan melalui optimalisasi peluang di internal maupun eksternal Pertamina,” jelas Dicky Septriadi, saat media gathering Kamis (25/11).
Selain itu, Pertamina juga terus berupaya meningkatkan portofolio energi hijau mereka.
Di antaranya adalah proyek gasifikasi batu bara. Bersama PT Bukit Asam, Pertamina akan mengolah batu bara menjadi methanol dengan kapasitas 1.000 KTPA dan diharapkan sudah beroperasi pada 2025.
Pertamina juga akan memproduksi hidrogen hijau dari pans bumi dengan potensi mencapai 8.600 kg hidrogen per hari.