Harga Batu Bara Melemah, Laba Adaro Turun 3% pada 2019

Martha Ruth Thertina
4 Maret 2020, 16:48
Adaro Energy, Laba 2019
KATADATA/

Adaro Energy mencatatkan penurunan laba tahun lalu. Laba bersih tercatat US$ 404,19 juta, lebih rendah 3,24% dari tahun sebelumnya US$ 417,72 juta. Hal ini seiring rata-rata harga jual batu bara yang melemah 13%.

Perusahaan membukukan pendapatan usaha US$ 3,46 miliar, turun 4,41% dari tahun sebelumnya US$ 3,62 miliar. Meski begitu, perusahaan berhasil menurunkan beban pokok 3,32% menjadi US$ 2,49 miliar, dari sebelumnya US$ 2,41 miliar. Ini terutama karena kenaikan volume produksi.

Adaro memproduksi batu bara sebesar 58,03 juta ton tahun lalu, naik 7% dari tahun sebelumnya. Sedangkan realisasi penjualan 59,19 juta ton, lebih tinggi 9% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan demikian, penurunan harga jual batu bara diofset dengan kenaikan volume penjualan.

(Baca: Pemerintah Percepat Proyek Gasifikasi Batu Bara Meski Ada Virus Corona)

Presiden Direktur Adaro Energi Garibaldi Thohir menilai positif pencapaian bisnis di tengah kondisi pasar yang tengah sulit. “Kami berhasil mencetak kinerja finansial yang solid berkat pertumbuhan volume tahunan yang tinggi dan pengendalian biaya yang berkelanjutan,” kata dia seperti dikutip dari keterangan pers, Rabu (4/3).

Ia menambahkan, capaian positif perusahaan di 2019 juga termasuk keberhasilan penerbitan obligasi dan dimulainya operasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap berkapasitas 2x100 Megawatt yang dikelola anak usaha yaitu Tanjung Power Indonesia.

Di tengah perkembangan bisnis tersebut, arus kas operasi tercatat mengalami kenaikan 1% menjadi US$ 917 juta tahun lalu. Hal ini imbas penurunan royalti dan pajak penghasilan yang masing-masing sebesar 7% dan 25%.

(Baca: Tambang Cucu Usaha Disita karena Kasus Jiwasraya, TRAM Klaim Merugi)

Likuiditas perusahaan tercatat longgar, dengan aset lancar US$ 2,11 miliar, sedangkan liabilitas jangka pendek yang jatuh tempo kurang dari satu tahun sebesar US$ 1,23 miliar. Secara total, aset perusahaan tercatat US$ 7,22 miliar, liabilitas US$ 3,23 miliar, dan ekuitas US$ 3,98 miliar. Ekuitas tercatat tergerus 7,44% dari tahun sebelumnya US$ 4,3 miliar.

Tahun ini, Garibaldi memperkirakan kondisi pasar masih tetap sulit. “Kami akan melanjutkan fokus terhadap upaya peningkatan keunggulan operasional, pengendalian biaya dan efisieansi, serta eksekusi strategi demi kelangsungan bisnis,” kata dia.  

Perusahaan merencanakan produksi berada di kisaran 54-58 juta ton tahun ini. Sedangkan belanja modal ditargetkan berkisar US$ 300 juta - US$ 400 juta, di bawah kisaran tahun lalu.

Tahun lalu, sasaran perusahaan US$ 450 juta - US$ 600 juta, dengan realisasi US$ 489 juta, turun 1% dari tahun sebelumnya. Belanja modal terutama untuk pembelian dan penggantian alat berat dan pengembangan AMC.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...