Laba Adaro Melonjak di Tengah Kejatuhan Kinerja Emiten Batu Bara

Image title
19 Agustus 2019, 11:01
laba bersih, adaro, batu bara, harga batu bara
KATADATA/
PT Adaro Energy Tbk membukukan peningkatan kinerja di tengah kinerja emiten batu bara lainnya yang mengalami penurunan, bahkan hingga merugi.

PT Adaro Energy Tbk mencatatkan peningkatan laba bersih pada kuartal I 2019 sebesar 58% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (year on year/yoy). Naiknya laba bersih Adaro saat empat emiten batu bara lainnya mengalami penurunan kinerja, bahkan ada yang mencatat kerugian.

Laba bersih Adaro melonjak menjadi US$ 118 juta atau Rp 1,7 triliun (dengan kurs Rp 14.225 per dolar Amerika Serikat). Peningkatan laba bersih Adaro ditopang oleh pendapatan yang naik 11% menjadi Rp 2,8 triliun, sedangkan beban pokok hanya naik 8% menjadi Rp 7,6 triliun. Sehingga, laba usaha perseroan naik 19% yoy menjadi Rp 2,8 triliun.

Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Febriati Nadira mengatakan pencapaian tersebut berkat efisiensi di seluruh rantai bisnis perusahaan.

"Perusahaan bisa menghasilkan kinerja operasional yang solid dan mampu mempertahankan marjin yang sehat," ujarnya kepada Katadata.co.id, Minggu (18/8).

(Baca: Adaro Pastikan Ada Dua PLTU Beroperasi Hingga 2020)

Seperti diketahui, Adaro memperluas lini bisnisnya bukan hanya pada sektor pertambangan, tetapi juga logistik, listrik, bahkan air bersih, di antaranya Adaro Power, Adaro Water, Adaro Logistic, Adaro Land.

Kinerja Emiten Batu Bara Lainnya Turun

Empat emiten batu bara mengalami penurunan kinerja yaitu PT Bukit Asam Tbk, PT Bayan Resources Tbk, dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG). Bahkan PT ABM Investama Tbk kinerjanya anjlok dengan membukukan kerugian walaupun tahun lalu masih membukukan laba.

Pada periode tiga bulan pertama tahun ini ABM Investama mencatat kerugian sebesar Rp 2,8 miliar. Padahal pada akhir tahun lalu laba bersih ABM Investama masih mencapai Rp 99,5 miliar.

Anjloknya kinerja perusahaan tambang ini disebabkan oleh menurunnya pendapatan sebesar 21% menjadi Rp 2 triliun. Walaupun beban usaha juga mengalami penurunan sebesar 16% menjadi Rp 170 miliar. Laba usahanya pun susut sebesar 53,2% yoy menjadi Rp 166 miliar.

(Baca: Biaya Penambangan Naik, Laba Bersih Indo Tambangraya Anjlok 31%)

Halaman:
Reporter: Fariha Sulmaihati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...