Pelaku UMKM Dorong E-commerce Ikuti Shopee Tutup Akses Impor Tekstil
Pelaku industri tekstil dan produk tekstil riang gembira atas keputusan Shopee Indonesia yang menutup akses 13 kategori barang impor. Produk-produk tersebut di antaranya hijab, atasan dan bawahan muslim perempuan serta atasan dan bawahan muslim pria.
Impor tekstil lain yang ditutup ada outwear muslim, mukena, pakaian muslim, pakaian muslim anak, aksesoris muslim, alat-alat solat, batik, dan kebaya. “Kami berharap Shopee benar-benar menutup akses impornya, bukan hanya pelapak asingnya,” kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wiraswasta kepada Katadata.co.id, Kamis (20/5).
Jika Shopee konsisten menutup akses produk impor tersebut, industri tekstil diprediksi dapat pulih pada akhir kuartal kedua 2021. Redma juga berharap ada kategori impor lain yang aksesnya turut ditutup. Efeknya, barang-barang Tanah Air bisa dijual lebih banyak di platform Shopee.
Meski Shopee mengklaim jumlah produk impor yang dipasarkan terbilang kecil, tetapi produk dari luar negeri terbukti merusak harga pasar hingga mematikan produk lokal.
Ikhsan Ingratubun juga memberikan apresiasi kepada Shopee. Ketua Umum Asosiasi UMKM (Akumindo) ini menilai, banyak marketplace yang kebablasan menjual produk impor dengan harga sangat murah. “Kami menyambut baik, tapi harus diawasi apakah 13 kategori produk tersebut benar-benar sudah hilang dari platform mereka,” kata Ikhsan kepada Katadata.co.id, Kamis (20/5).
Ia juga mengharapkan marketplace lain untuk mengikuti jejak Shopee, dan tidak hanya menutup akses kategori fesyen muslim semata. “Pemerintah juga harus hadir untuk mengontrol marketplace-marketplace ini tidak kebablasan. Kalau sampai kebablasan mempersilakan produk impor merajalela di Indonesia, ya shutdown!” kata Ikhsan.
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki juga mengapresiasi langkah Shopee Indonesia yang dianggap mendukung pertumbuhan serta kelangsungan bisnis UMKM. “Ini perlu diapresiasi, sebagai tindak lanjut antara pertemuan Kementerian Koperasi UMKM dan Shopee,” kata Teten dalam konferensi pers virtual, Selasa (18/5).
Menurut Teten, potensi produk UMKM cukup besar yakni sekitar Rp 300 triliun per tahun. Untuk produk fesyen muslim, nilainya Rp 280 triliun per tahun dan produk batik sebesar Rp 4,89 triliun per tahun.
Sementara itu, Direktur Shopee Indonesia Handika Jahja menyatakan Shopee membatasi akses 13 kategori produk ini yang meliputi seluruh negara penjual di luar negeri. Di antaranya penjual dari Tiongkok dan Korea Selatan.
“Negara mana saja yang dibatasi, ini dari seluruh negara dan penjual dari luar negeri ditutup untuk menjaga penjual lokal di tanah air,” kata dia.