Tiga Capaian Buruk Pendidikan di Indonesia sejak Tahun 2000

Luhur Bima
Oleh Luhur Bima
20 Agustus 2021, 08:15
Luhur Bima
Ilustrator: Joshua Siringoringo | Katadata
Siswa kelas enam mengikuti ujian kelulusan yang dilaksanakan secara mandiri oleh satuan pendidikan di SDN Lawangan Daya 2, Pamekasan, Jawa Timur, Sabtu (29/5/2021). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan Surat Edaran Mendikbud Nomor 1 Tahun 2021 Tentang Peniadaan Ujian Nasional dan Ujian Kesetaraan serta Pelaksanaan Ujian Sekolah dalam masa Darurat Penyebaran Covid-19.

Capaian pendidikan Indonesia masih rendah dalam beberapa tahun belakangan – berdasarkan standar dunia maupun nasional. Padahal, pemerintah setiap tahun mengalokasikan anggaran negara sebesar 20 % untuk pendidikan, sesuai amanat undang-undang.

Indonesia menempati posisi tujuh terbawah dari hampir 80 negara dalam asesmen global Program for International Students Assessment (PISA) tahun 2018. Hanya satu dari tiga anak Indonesia memenuhi level minimal untuk kemampuan membaca. Laporan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2015 juga menunjukkan 27 % anak Indonesia di jenjang kelas empat tidak memiliki pengetahuan matematika dasar yang memadai.

Berbagai analisis di tingkat nasional juga menyebutkan bagaimana lemahnya kompetensi guru dan kebijakan pendidikan di daerah menyebabkan capaian belajar siswa Indonesia senantiasa rendah.

Untuk memahami lebih dalam tentang mandeknya capaian pendidikan ini, penelitian terbaru kami untuk program Research on Improving Systems of Education (RISE) berupaya melakukan analisis profil pembelajaran anak di Indonesia.

Kami memetakan kemampuan berhitung siswa menggunakan data Survei Kehidupan Keluarga Indonesia (IFLS) selama periode 2000–2014.

Sayangnya, kami menemukan beberapa tren buruk dalam capaian pendidikan nasional. Bahkan, riset kami mengungkap bahwa hasil belajar anak Indonesia pada 2014 lebih rendah dari tahun 2000.

Naik Kelas tapi Tidak Belajar

Dalam melakukan analisis, tim kami baru menggunakan data IFLS yang tersedia sampai tahun 2014. Data survei berikutnya, yang harusnya dilakukan pada 2020, sayangnya tertunda akibat pandemi.

Meski demikian, penelitian kami tetap mengungkap setidaknya tiga tren yang sangat mengkhawatirkan terkait capaian belajar anak Indonesia.

Pertama, analisis kami terhadap data IFLS 2014 menunjukkan masih banyak anak sekolah yang tidak mampu menjawab soal berhitung yang seharusnya sudah mereka kuasai di jenjang kelas yang lebih rendah.

Pada Gambar 1, misalnya, hanya dua pertiga anak di jenjang kelas tiga yang mampu menjawab pertanyaan pengurangan “49-23” secara tepat. Padahal, ini setara dengan kemampuan berhitung untuk anak di jenjang kelas satu.

Rendahnya capaian belajar anak semakin terlihat pada pertanyaan yang lebih sulit. Misalnya, hanya sekitar 35 % siswa di jenjang kelas 12 yang mampu menjawab dengan benar pertanyaan tingkat kelas lima terkait penghitungan bunga uang – tujuh jenjang di bawah level mereka.

Data Tiga Capaian Buruk Pendidikan 1
Data Tiga Capaian Buruk Pendidikan 1 (Katadata | Istimewa: The Conversation)

Kedua, kami juga melihat bahwa peningkatan kemampuan anak semakin mengecil seiring naik jenjang kelas yang ditempuh.

Gambar 2 memperlihatkan bahwa anak mengalami peningkatan kemampuan berhitung yang signifikan pada jenjang kelas 1 sampai dengan kelas 6. Namun, tren peningkatan tersebut melambat dan menjadi cenderung datar setelah memasuki jenjang kelas 7 ke atas.

Dari sini, kita dapat menarik kesimpulan bahwa kemampuan anak tidak mengalami peningkatan kemampuan yang signifikan ketika dia beranjak remaja dan belajar di jenjang sekolah menengah pertama (SMP) maupun sekolah menengah atas (SMA).

Halaman:
Luhur Bima
Luhur Bima
Senior Researcher, SMERU Research Institute
Artikel ini terbit pertama kali di:

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke [email protected] disertai dengan CV ringkas dan foto diri.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...