Kolaborasi, Kunci Pertamina Menuju Kelas Dunia

No image
Oleh
26 Juni 2013, 00:00
No image
Donang Wahyu | KATADATA

KATADATA ? Belum genap sepuluh tahun sebagai korporasi, namun terasa begitu banyak harapan yang digantungkan kepada Pertamina. Kendati sebagai lembaga sudah berusia sekitar 66 tahun, namun sebagai korporat atau entitas bisnis, Pertamina boleh dibilang baru lahir September 2003. Itu seiring dengan ditetapkannya Pertamina sebagai badan usaha milik negara menyusul pemberlakuan UU Minyak dan Gas Bumi No 22/2001. UU ini memisahkan fungsi regulator dari Pertamina sehingga diharapkan fokus sebagai operator.

Sebagai operator bisnis hulu dan hilir migas, Pertamina pun diharapkan mampu bersaing menjadi perusahaan kelas dunia. Sejak itu, secara perlahan Pertamina terus berbenah dan berubah agar mampu mewujudkan visi menjadi 15 besar perusahaan energi di tingkat dunia pada 2025. Pada saat itu, Pertamina ditargetkan mampu meraih pendapatan US$ 200 miliar dan laba US$ 40 miliar.

Selama satu dekade perjalanan Pertamina sebagai korporasei, pencapaian-pencapaian baru telah diraih. Itu terlihat dari sejumlah indikator. Misalnya, dari indeks good corporate governance (GCG), pada saat awal menjadi persero, skor GCG Pertamina masih sekitar 53, namun sekarang jauh melesat ke 93,5. Tingkat kesehatan perusahaan berdasarkan Peraturan Menteri BUMN, juga sudah menyentuh angka 94,5, nyaris berada di peringkat AAA dengan batas terbawah 95.

Dari sisi kinerja, pendapatan Pertamina pada tahun lalu telah mencapai US$ 71 miliar. Perolehan laba terus meningkat dan mencapai US$ 2,76 miliar pada 2012, tertinggi sepanjang sejarah Pertamina. Tahun depan target labanya menjadi US$ 3,4 miliar, lebih dari Rp 30 triliun.

Demikian halnya dari sisi produksi. Bila 10 tahun lalu, Pertamina masih berada di posisi ketiga sebagai produsen minyak dengan pangsa produksi minyak hanya 8 persen, namun sekarang sudah di posisi kedua dengan pangsa produksi jauh melesat menjadi 24 persen. Posisi pertama masih dikendalikan oleh Chevon Pacific Indonesia dengan pangsa lebih dari 40 persen.

Kendati sudah mengalami kemajuan positif, namun bila dibandingkan dengan perusahaan minyak nasional dari negara-negara lain, Pertamina masih kalah jauh. Taruhlah dari 20 national oil company (NOC), Pertamina tetap berada pada posisi paling bawah dari sisi kinerjanya. Padahal, seandainya Pertamina fokus di bisnis hulu saja, BUMN ini bisa menghasilkan keuntungan sebesar US$ 4 miliar.

Itu bisa terjadi lantaran Pertamina berbeda dengan NOC-NOC lainnya. Di sini, Pertamina tidak hanya fokus pada bisnis hulu, melainkan juga bisnis hilir. Pertamina juga dibebani tugas-tugas lainnya, seperti menjalankan tuga pemerintah untuk menjual bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi serta elpiji bersubsidi.

Bahkan, Pertamina harus memikul beban yang tidak seharusnya ditanggung. Contohnya untuk elpiji 12 kilogram, BUMN migas ini harus menanggung defisit Rp 5 triliun setiap tahun. Ironisnya, ini sudah berjalan selama empat tahun berturut-turut. Akibat politik harga yang ditentukan pemerintah, lagi-lagi modal Pertamina harus tererosi kurang lebih Rp 20 triliun. Namun karena sebagai BUMN tak hanya mencari untung, melainkan juga menjadi agent of development, kami terima dengan ikhlas.

Di sisi lain, Pertamina juga harus menyisihkan keuntungannya untuk disetorkan ke pemerintah dalam bentuk dividen. Bahkan, sepanjang 2003-2009, dividen pay out ratio atau proporsi dividen yang dibayarkan Pertamina ke pemerintah mencapai 93 persen. Artinya, setiap satu dolar keuntungan Pertamina, 93 sen diserahkan ke pemerintah dalam bentuk dividen.

Halaman:
No image
Reporter: Redaksi
Editor: Arsip

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke [email protected] disertai dengan CV ringkas dan foto diri.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...