Pelaku Pasar Modal Bersinergi Mendorong Pemulihan Ekonomi

Padjar Iswara
Oleh Padjar Iswara - Tim Publikasi Katadata
16 Agustus 2021, 09:47
SEKOLAH PASAR MODAL DARING
ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/hp.

Jakarta-- Otoritas Jasa Keuangan bersama Self Regulatory Organization (SRO) Pasar Modal, yaitu PT Bursa Efek Indonesia, PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia, dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia) berkomitmen untuk terus membangun industri pasar modal yang tangguh dan mendorong pemulihan ekonomi nasional.

Di tengah optimisme terhadap pasar modal Indonesia yang terlihat dari peningkatan indikator-indikator ekonomi serta jumlah investor domestik dan milenial yang signifikan, Presiden Joko Widodo meminta agar momentum tersebut harus terus dijaga. “Peningkatan kepercayaan terhadap pasar modal harus menjadi prioritas,” kata Presiden Joko Widodo dalam sambutannya pada HUT Pasar Modal ke-44.

Presiden melanjutkan, digitalisasi juga harus dipercepat, produk, produktivitas dan kualitas pelayanan harus terus diperbaiki. Selan itu, penegakan hukum harus dilakukan  secara tegas dan transparan, serta ekosistem perekonomian nasional harus bersama-sama diperbaiki.

”Para pelaku pasar model dapat bersama-sama meningkatkan daya saing Indonesia di tengah kompetisi global untuk mempercepat Indonesia maju yang kita cita-citakan,” ujarnya.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam sambutannya pada pembukaan perdagangan untuk memperingati 44 tahun diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia di Jakarta, Selasa (10/8) mengatakan antusiasme dan optimisme penghimpunan dana melalui pasar modal diharapkan dapat menjadikan pasar modal sebagai motor penggerak pemulihan ekonomi nasional. “Hal ini sejalan dengan tema peringatan ulang tahun pasar modal kali ini, yaitu Sinergi Pasar Modal Bagi Pemulihan Ekonomi,” kata dia.  Hadir dalam perayaan virtual tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, jajaran Anggota Dewan Komisioner OJK, dan pimpinan SRO Pasar Modal.

Pasar modal Indonesia masih mampu bertahan dari dampak pandemi dan menunjukkan kinerja yang stabil dan terus membaik. IHSG hingga 9 Agustus 2021 tercatat menguat ke level 6.127,46 atau tumbuh 2,48 persen year to date (ytd) dengan aliran dana non-residen tercatat masuk sebesar Rp18,24 T (ytd).

Penghimpunan dana melalui pasar modal hingga 3 Agustus 2021 juga tumbuh sebesar 99,36 persen (yoy) atau sebesar Rp117,94 triliun dari 27 emiten baru yang melakukan penawaran umum. Angka ini belum termasuk realisasi IPO perusahaan start-up, yaitu Bukalapak yang baru saja efektif per 6 Agustus 2021.

“Capaian ini hampir melampaui perolehan tahun 2020 yang sebesar Rp118,7 triliun dan kami yakin dapat kembali mencapai level sebelum pandemi di akhir tahun 2021,” kata Wimboh.

Hingga saat ini terdapat 83 penawaran umum dalam proses (pipeline) senilai total Rp52,56 triliun dengan 40 penawaran umum di antaranya akan dilakukan melalui mekanisme IPO. Ke depan, OJK akan terus berupaya meningkatkan basis supply antara lain dengan mengakomodir calon emiten dari new economy/start-up yang diharapkan dapat turut meramaikan perdagangan saham di BEI.

Dari sisi demand, terjadi peningkatan jumlah investor yang sangat signifikan. Per Juli 2021, jumlah SID tercatat sebanyak 5,82 juta atau meningkat dua kali lipat sejak awal pandemi yang menunjukkan tingginya optimism investor terhadap pasar modal Indonesia.

Berbagai kebijakan pengawasan Pasar Modal telah dan akan terus dilakukan OJK antara lain:

1. Pendalaman Pasar, dengan meningkat jumlah emiten dan nilai emisi yang tercatat di Bursa

Per 9 Agustus 2021, jumlah rasio kapitalisasi pasar modal Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) 2020 sebesar 47,87 persen. Masih lebih kecil dibandingkan negara-negara tetangga. OJK bersama SRO dan pelaku industri pasar modal lainnya terus berupaya melakukan sosialisasi kepada calon Emiten korporasi agar memanfaatkan pasar modal sebagai alternatif pembiayaan.

Masuknya unicorn dan decacorn ke bursa saham domestik diharapkan dapat mendongkrak market cap saham emiten di BEI dan menarik lebih banyak investor, termasuk investor asing. Masuknya perusahaan-perusahaan startup tersebut diprediksi bakal lebih menggairahkan perdagangan saham di bursa dalam negeri.

OJK bersama Bursa Efek Indonesia tengah menyiapkan regulasi yang sesuai dengan karakteristik unicorn/decacorn tersebut, antara lain penyusunan pengaturan dual class share dengan multiple voting shares (MVS) yang memungkinkan para pendiri unicorn/decacorn menjaga pengendaliannya sehingga dapat membangun dan mengembangkan bisnisnya sesuai dengan visi misi yang sudah direncanakan. Penerapan MVS tersebut perlu dilakukan dengan tetap memperhatikan perlindungan kepada pemegang saham minoritas.

2. Memberikan Kemudahan Bagi UMKM

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...