Mengenal George Floyd yang Kematiannya Memicu Unjuk Rasa Besar di AS

Pingit Aria
1 Juni 2020, 09:55
Leah Millis Seorang pengunjuk rasa menyemprotkan grafiti saat protes atas kematian seorang pria Afrika-Amerika George Floyd saat ditahan polisi Minneapolis, di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Sabtu (30/5/2020).
ANTARA FOTO/REUTERS/Leah Millis/foc/cf
Leah Millis Seorang pengunjuk rasa menyemprotkan grafiti saat protes atas kematian seorang pria Afrika-Amerika George Floyd saat ditahan polisi Minneapolis, di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Sabtu (30/5/2020).

Kematian George Floyd telah memicu unjuk rasa besar-besaran di seluruh Amerika Serikat (AS). Di berbagai kota, dari New York, Los Angeles hingga Washington, demonstran turun ke jalan dengan tuntutan mengakhiri kebrutalan polisi dan kekerasan rasial.

George Floyd meninggal dunia setelah seorang polisi menindih lehernya dengan lutut saat melakukan penangkapan pada 25 Mei 2020. Di AS, ini bukan kali pertama warga kulit hitam meninggal dunia di tangan polisi.

George Floyd lahir di North Carolina, lalu menghabiskan masa mudanya di Houston, Texas. Dengan tubuh besar setinggi 2 meter, Floyd dikenal sebagai "raksasa lembut". Ia adalah atlet sepak bola dan bola basket berbakat selama di sekolah.

Salah satu mantan teman sekelas Floyd, Donnell Cooper, mengatakan ia memiliki kepribadian yang bersemangat, tapi sangat lembut. Kehidupan yang sulit membuat Floyd tidak menyelesaikan sekolah dan mulai membuat musik dengan grup hip-hop yang bernama Screwed Up Click.

(Baca: Harga Minyak Anjlok karena Pasar Khawatir Kerusuhan di AS)

Pada 2007, Floyd ditangkap polisi setelah melakukan perampokan bersenjata. Dia dijatuhi hukuman lima tahun penjara setelah mengajukan banding pada tahun 2009.

Dikutip dari Sky News, 30 Mei 2020, George Floyd pindah ke Minneapolis dari Houston untuk mengubah hidupnya. Ia menjalani dua pekerjaan, satu sebagai pengemudi truk dan satu lagi sebagai penjaga keamanan di restoran Conga Latin Bistro.

Seorang pelanggan Conga, Jessi Zendejas mengenal Floyd sebagai seorang yang ramah. “Dia menyukai pelukan. Dia senang menyambut orang-orang dan melibat mereka Bahagia,” katanya.

Floyd merupakan ayah dari seorang anak perempuan berusia enam tahun yang tinggal di Houston bersama ibunya, Roxie Washington. Kepada Houston Chronicle, Washington menyatakan bahwa ia adalah ayah yang baik ketika mereka membesarkan putri mereka, Gianna, bersama-sama.

Floyd juga meninggalkan seorang pacar, Courteney Ross, yang mengatakan terpukul atas kematiannya. Menurutnya, Floyd menyukai Minneapolis karena orang-orangnya. "Bangun pagi ini untuk melihat Minneapolis terbakar adalah sesuatu yang akan menghancurkan Floyd," katanya kepada Star Tribune.

(Baca: 25 Kota di AS Berlakukan Jam Malam Akibat Meluasnya Kerusuhan)

Penangkapan George Floyd

George Floyd ditangkap setelah seorang pemilik toko melaporkan dugaan pemalsuan cek senilai US$ 20 atau sekitar Rp 300 ribu. Dalam video viral berdurasi sekitar 8 menit, Floyd dengan tangan terborgol di punggungnya terus merintih kesakitan.

"Tolong, tolong, saya tidak bisa bernapas". "Perut saya sakit. Leher saya sakit. Tolong, tolong. Saya tidak bisa bernafas," ujarnya dengan kepala ditekan ke aspal.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...