Mahasiswa Demo ke Istana, Jokowi Tinjau Food Estate di Kalimantan

Rizky Alika
8 Oktober 2020, 08:49
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kanan) meninjau kesiapan irigasi lahan pertanian yang akan dijadikan pengembangan 'food estate' di Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Kamis (
ANTARA FOTO/Makna Zaezar/aww.
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kanan) meninjau kesiapan irigasi lahan pertanian yang akan dijadikan pengembangan 'food estate' di Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Kamis (9/7/2020).

Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia akan melakukan unjuk rasa ke Istana Negara untuk menuntut Undang-Undang Cipta Kerja atau omnibus law. Namun, Presiden Joko Widodo memilih untuk bertolak ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah untuk meninjau proyek lumbung pangan atau food estate.

Kepala Biro Protokol, Pers, dan Media Setpres, Bey Machmudin menampik kunjungan kerja tersebut dalam rangka menghindari aksi mahasiswa.

“Tidak, agenda Presiden untuk food estate sudah dijadwalkan jauh-jauh hari. Jadi sama sekali tidak ada kaitan dengan aksi besok,” kata Bey dalam keterangannya seperti dikutip pada Kamis (8/10).

Menurutnya, Jokowi memang menaruh perhatian pada ketahanan pangan nasional. Sebab, Organisasi Pangan Dunia (FAO) telah memberikan peringatan mengenai risiko kelangkaan pangan akibat pandemi. Oleh karenanya, lanjut dia, Jokowi ingin meninjau langsung perkembangan lumbung pangan tersebut.

Adapun, Jokowi telah bertolak dari Jakarta sejak Rabu (7/10) sore. Bey menyebutkan, Presiden terbang ke Yogyakarta untuk kemudian melanjutkan perjalanan darat ke Solo. Di Solo, agenda Jokowi ialah berziarah ke makam ibunya. 

Malam harinya, Mantan Walikota Solo tersebut kembali ke Jogja untuk menginap di Istana Kepresidenan Gedung Agung bersama rombongan. 

Dikutip dari akun Instagram Aliansi BEM Seluruh Indonesia, mahasiswa akan melakukan aksi ke Istana Negara, Jakarta pada pukul 10.00 WIB. Tuntutan yang diajukan ialah cabut omnibus law.

Selain itu, aksi mogok nasional juga dilakukan oleh serikat pekerja selama tiga hari, yaitu pada Selasa (6/10) hingga Kamis (8/10). Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyampaikan bahwa pihaknya bersama 32 federasi dan konfederasi serikat pekerja yang lain masih melanjutkan mogok nasional pada hari ini.

Aksi ini dilakukan untuk mendesak agar pemerintah mencabut UU Cipta Kerja yang beberapa waktu lalu sudah disahkan. Seperti diketahui, KSPI mempermasalahkan pembahasan omnibus law yang terburu-buru  dan dinilai seperti "kejar tayang". Di samping itu, ada berbagai permasalahan mendasar yang dinilai merugikan hak buruh dan berdampak pada kepastian kerja, kepastian pendapatan, dan jaminan sosial.

Berdasarkan catatan KSPI, aksi pada Rabu (7/10) semakin membesar dengan jumlah elemen yang ikut turun ke jalan makin bertambah. Beberapa daerah yang melakukan pergerakan besar, antara lain terjadi di Tangerang, Jakarta, Bogor, Karawang, Bekasi, Purwakarta, Bandung, Subang, Lampung, Gresik, Surabaya, Batam, sebagainya.

"Tanggal 8 Oktober 2020 adalah hari terakhir mogok nasional KSPI dan KSPSI AGN serta 32 federasi serikat pekerja, sesuai hasil kesepakatan dan instruksi organisasi yang sudah diedarkan beberapa waktu lalu," kata Said Iqbal.

Menurutnya, mogok nasional di hari ketiga ini tetap dilakukan di kabupaten/kota masing-masing, serta dilakukan secara damai, tertib, dan tidak anarkis.

"Masih sesuai rencana semula, lokasi aksi mogok nasional adalah di sekitar lingkungan pabrik atau daerah sekitarnya yang ditentukan pimpinan cabang setempat," ujarnya.

Reporter: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...