Jokowi Minta Belanja APBN 2021 Dilakukan Mulai Awal Tahun

Rizky Alika
1 Desember 2020, 19:29
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan tol Serang-Panimbang di Rangkasbitung, Lebak, Banten, Kamis (5/11/2020). Kementerian PUPR mencatat realisasi penyerapan anggaran belanja infrastruktur hingga 1 November 2020 mencapai 68 persen atau sebesar Rp59,47
ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/agr/aww.
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan tol Serang-Panimbang di Rangkasbitung, Lebak, Banten, Kamis (5/11/2020). Kementerian PUPR mencatat realisasi penyerapan anggaran belanja infrastruktur hingga 1 November 2020 mencapai 68 persen atau sebesar Rp59,47 triliun dari total pagu anggaran tahun 2020 sebesar Rp87,76 triliun.

Presiden Joko Widodo meminta belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 dilakukan sejak awal tahun. Hal ini perlu dilakukan utamanya bagi kementerian dan lembaga dengan jumlah anggaran yang besar.

"Segera membelanjakan anggarannya di awal Januari, di awal tahun. Jangan sampai masuk ke Februari baru belanja," kata Jokowi dalam pembukaan Sidang Kabinet Paripurna Strategi Implementasi APBN 2021 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (1/12).

Ia pun meminta kementerian dan lembaga segera melakukan lelang karena telah menerima daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) 2021. Mantan Walikota Solo itu juga menekankan agar lelang segera dilakukan sehingga belanja aggaran bisa dilaksanakan pada awal tahun.

Tak hanya itu, ia juga meminta para menteri untuk fokus pada realisasi belanja tahun ini. "Ini tinggal kurang lebih 3 minggu. Semuanya saya minta konsentrasi kepada yang namanya realisasi belanja 2020," ujar dia.

Sebagaimana diketahui, realisasi belanja negara dalam APBN hingga Oktober 2020 mencapai Rp 2.041,8 triliun. Angka ini meningkat 13,6% dari periode yang sama pada 2019 sebesar Rp 1.797,7 triliun.

Secara rinci, belanja kementerian/lembaga (K/L) tumbuh 14,6% menjadi Rp 725,7 triliun, sedangkan belanja non-K/L naik 26,8% mencapai Rp 618,2 triliun.

Angka Kematian Covid-19 Tinggi

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga menyoroti angka kematian Covid-19 di Indonesia. Ia mencatat, pada 30 November, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia mencapai 3,1% atau lebih tinggi dari rata-rata angka kematian di dunia sebesar 2,32%.

"Saya kira ini di awal karena keterlambatan ventilator dan lain-lain," ujar dia. Namun, ia tidak ingin masalah itu terus berlanjut.

Jokowi memastikan, ia akan memberikan peringatan setiap ada peningkatan kasus kematian. Hal ini perlu segera di perbaiki, terutama di sejumlah kota atau kabupaten yang mengalami peningkatan kasus kematian Covid-19.

Meski begitu, ia mencatat kasus aktif di Indonesia terus membaik. pada September, kasus aktif nasional mencapai 16,69%, kemudian menurun pada Oktober menjadi 14,26% dan November 13,75%. Saat ini, kasus aktif virus corona mencapai 13,25% atau lebih baik dari rata-rata dunia sebesar 28,55%.

Sementara, angka kesembuhan kasus Covid-19 di Indonesia sebesar 83,6%. "Ini lebih baik dari rata-rata angka kesembuhan dunia di angka 69,03%," ujar Jokowi.

Berikut adalah Databoks angka kematian akibat Covid-19 di berbagai daerah:

Reporter: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...