Strategi Anies Kendalikan Mobilitas Penduduk Jakarta Saat Liburan

Rizky Alika
21 Desember 2020, 14:59
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tiba di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (17/11/2020). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dipanggil pihak kepolisian untuk dimintai keterangan terkait pelanggaran protokol kesehatan pada acara Maulid Nabi di Petambu
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tiba di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (17/11/2020). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dipanggil pihak kepolisian untuk dimintai keterangan terkait pelanggaran protokol kesehatan pada acara Maulid Nabi di Petamburan, Jakarta Pusat yang menimbulkan kerumunan.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan memantau dan mengendalikan mobilitas penduduk selama liburan Natal dan tahun baru. Hal ini untuk mencegah penularan Covid-19.

“Mobilitas penduduk ini akan kami pantau dan dikendalikan agar tak terjadi penularan, baik orang dari luar ke Jakarta maupun sebaliknya," kata Anies seperti dikutip dari keterangan pers, Senin (21/12).

Ia pun mengimbau warga untuk menahan diri tidak melakukan aktivitas liburan ke luar rumah, terlebih keluar dari Jakarta.

Imbauan tersebut didasari oleh klaster keluarga dan perkantoran yang saat ini mendominasi penambahan kasus positif Covid-19 di Jakarta. Pada 7-13 Desember 2020, ada penambahan jumlah positif sebesar 3.821 kasus pada klaster keluarga dan 313 kasus pada klaster perkantoran.

Di sisi lain, kasus Covid-19 di DKI Jakarta ada kecenderungan meningkat mulai 7 November 2020. Beberapa kasus diidentifikasi memiliki riwayat berpergian ke luar DKI Jakarta selama cuti bersama.

Data dari Facebook Data for Good, pada 8 Desember 2020 atau sehari sebelum pilkada menunjukkan, ada pergerakan penduduk dari dalam Jadebotabek ke luar Jadebotabek. Hal ini berimplikasi pada pergerakan kembali penduduk ke Jabodetabek.

Kondisi serupa dapat berlaku jika pada periode libur akhir tahun ini masyarakat tetap melakukan liburan dan berpotensi terjadi penularan.

Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta telah melakukan penanganan ekstra guna mencegah lonjakan kasus akibat libur akhir tahun ini. Salah satunya, penerbitan Intruksi Gubernur No 64 tahun 2020 tentang pelaksanaan pengendalian, serta Seruan Gubernur No 17 tahun 2020 tentang pengendalian kegiatan masyarakat.

Anies berharap, aturan ini akan mampu mengendalikan mobilitas penduduk sehingga tidak terjadi lonjakan kasus akibat libur akhir tahun. "Jangan sampai liburan yang senangnya mungkin hanya sementara malah membuat orang-orang yang kita sayangi beresiko terpapar Covid-19,” kata Anies.

Tak hanya itu, Pemprov DKI Jakarta juga memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Masa Transisi hingga 3 Januari 2021. Dalam perpanjangan PSBB Masa Transisi tersebut, Pemprov DKI juga akan mengendalikan mobilitas penduduk.

Kebijakan untuk memperpanjang PSBB masa transisi ini didasari pertimbangan atas pertambahan kasus positif Covid-19 yang belum belum ada tanda-tanda penurunan, sekaligus merupakan langkah antisipasi lonjakan kasus akibat libur Natal dan tahun baru.

Berikut adalah Databoks perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia:

 

Kapasitas Ruang Isolasi

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, persentase pertambahan total kasus terkonfirmasi positif menunjukkan tren kenaikan selama empat pekan terakhir. Per 20 Desember 2020, kasus konfirmasi positif di Jakarta mencapai 163.111 atau meningkat 13,3% dibandingkan dua pekan sebelumnya dari 143.961 kasus pada 6 Desember.

“Kenaikan persentase kasus terkonfirmasi positif signifikan mulai terjadi sejak pertengahan bulan November dan kini stabil di angka 13%,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Widyastuti, Minggu (20/12).

Widyastuti juga memaparkan kenaikan persentase keterisian tempat tidur isolasi harian maupun ruang ICU di 98 RS Rujukan Covid-19 di DKI Jakarta. Per 20 Desember 2020, dari 6.663 tempat tidur isolasi, kini sudah ditempati sebanyak 5.691 pasien. Ini artinya, kapasitasnya sudah mencapai 85%.

Begitu juga kondisi Ruang ICU dengan jumlah tempat tidur ICU, keterisiannya sudah mencapai 722 dari 907 tempat tidur atau persentasenya 80%. Namun, Pemprov DKI Jakarta berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas tempat tidur isolasi dan ICU.

Pemprov DKI menargetkan peningkatan kapasitas tempat tidur isolasi sebanyak 7.171 dan ICU sebanyak 1.020 di RS Rujukan COVID-19 Jakarta, khususnya RSUD. "Peningkatan kapasitas fasilitas ini pula diiringi dengan peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan," kata Widyastuti.

Sementara itu, rata-rata positivity rate harian per bulan di DKI Jakarta tercatat stabil di angka 9% selama 3 bulan terakhir, yaitu 9,6% (Oktober), 9,1% (November), dan 9,6% (Desember). Adapun standar aman positivity rate dari WHO adalah di bawah 5%.

Sedangkan Nilai reproduksi efektif (Rt) yang menjadi indikasi tingkat penularan di masyarakat menunjukkan skor 1,06 per 19 Desember 2020. Nilai Rt harus berada di bawah 1 agar wabah virus corona terkendali dengan baik.

Selain itu, indikator dari BNPB menunjukkan perubahan transisi risiko dari sedang menjadi tinggi dengan skor pada minggu sebelumnya sebesar 1,8975 menjadi 1,8025 pada minggu ini. "Ini diakibatkan dari kenaikan kasus positif dan kasus positif yang dirawat di rumah sakit,” kata dia.

Protokol Kesehatan

Sementara itu, Satgas Penanganan Covid-19 kembali mengingatkan masyarakat untuk patuh dan disiplin menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Karena, kunci utama memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 adalah Gerakan 3M, memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut kepatuhan terhadap protokol kesehatan secara dapat lebih efektif mencegah penularan jika dilakukan secara kolektif. "Kalau kita sudah patuh pada protokol kesehatan, jangan lupa mengingatkan orang lain untuk patuh pada protokol kesehatan," ujarnya.

Wiku menunjukkan bahwa beberapa jurnal internasional menyatakan bahwa mencuci tangan dengan sabun dapat menurunkan risiko penularan sebesar 35%. Sedangkan memakai masker kain dapat menurunkan risiko penularan sebesar 45%, dan masker bedah dapat menurunkan risiko penularan hingga 70%. Yang paling utama, menjaga jarak minimal 1 meter dapat menurunkan risiko penularan sampai dengan 85%.

Reporter: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...