Akrobat Pemerintah Jelang Tenggat Waktu Vaksinasi Covid-19

Rizky Alika
4 Januari 2021, 08:42
Petugas mengecek kontainer berisi vaksin COVID-19 saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (6/12/2020). Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin COVID-19 buatan perusahaan farmasi Sinovac, China, tiba di tanah air untuk selanjutnya akan dipros
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/pras.
Petugas mengecek kontainer berisi vaksin COVID-19 saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (6/12/2020). Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin COVID-19 buatan perusahaan farmasi Sinovac, China, tiba di tanah air untuk selanjutnya akan diproses lebih lanjut ke Bio Farma selaku BUMN produsen vaksin.
  • 1,8 juta vaksin Sinovac dari Tiongkok akan tiba di Indonesia hari ini.
  • Hasil uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac belum dirilis.
  • BPOM diminta tak buru-buru mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksin.

Pemerintah terus berupaya mempercepat proses vaksinasi sehingga bisa dilakukan mulai Januari 2021. Hari ini, Menteri Luar Negeri Retno L. P. Marsudi memastikan 1,8 juta juta dosis vaksin Sinovac dari Tiongkok akan tiba di Indonesia. 

"Besok, 1,8 juta dosis juga akan tiba di Indonesia," kata Retno di kantor Bio Farma, Bandung, Rabu (30/12) kemarin.

Advertisement

Vaksin Covid-19 tersebut akan melengkapi stok 1,2 juta vaksin yang telah tiba sebelumnya sehingga jumlahnya akan mencapai 3 juta dosis vaksin. Pada tahap awal, vaksin ini akan disuntikkan kepada tenaga kesehatan yang berjuang di garis depan selama pandemi.

Selain itu, Indonesia akan menerima kiriman 122,5 juta dosis vaksin Sinovac dalam bentuk bahan baku pada Januari 2021. Nantinya, bahan baku tersebut akan diproses menjadi vaksin oleh PT Bio Farma (Persero).

Retno pun mengatakan, sejak awal pandemi, Kementerian Luar Negeri terus berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan dan kementerian/lembaga lain untuk mengamankan akses vaksin.

Kementerian Kesehatan telah menyusun rencana pengadaan vaksinasi Covid-19. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan, pembelian vaksin akan dilakukan dari empat sumber berbeda.

"Kita ada buffer yang cukup kalau ada beberapa sumber yang kemudian gagal uji klinisnya atau tertunda pengirimannya," kata Budi di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (29/12).

Pertama, pembelian akan dilakukan melalui Sinovac, Tiongkok sebanyak 125 juta dosis untuk pesanan pasti dan 100 juta dosis untuk pesanan opsi. Kemudian, Novavax, Kanada sebanyak 50 juta dosis pesanan pasti dan 80 juta dosis pesanan potensi.

Selanjutnya, vaksin Astrazeneca, Inggris dan vaksin Pfizer, Jerman-AS. Keduanya berjumlah 50 juta dosis pesanan pasti dan 50 juta dosis pesanan opsi.

Selain itu, Indonesia memiliki kerja sama multilateral dengan aliansi global untuk vaksin dan imunisasi (GAVI) sehingga dapat menerima vaksin secara gratis. Dari GAVI, Indonesia bisa mendapat 54 juta dosis vaksin. Meski begitu, jumlah vaksin dari Gavi tersebut masih bisa berubah, antara 3% hingga 20% dari total populasi.

Keseluruhan vaksin tersebut akan tiba secara bertahap. Sebanyak 122,5 juta vaksin Sinovac akan tiba pada Desember 2020-Januari 2022. Sementara, 100 juta vaksin Sinovac pesanan opsi dapat mulai tiba pada September 2021-Maret 2022.

Selanjutnya, vaksin Novavax baik untuk pesanan pasti dan pesanan opsi akan tiba pada rentang Juni 2021-Maret 2022. Selanjutnya, vaksin GAVI diperkirakan sampai pada triwulan II 2021 hingga triwulan I 2022. Untuk vaksin AstraZeneca, waktu tiba diperkirakan pada triwulan 2 2021-triwulan I 2022.

Sementara, vaksin Pfizer akan mendarat di Tanah Air pada triwulan III 2021-triwulan I 2022. Adapun, total kebutuhan vaksin di Indonesia mencapai 426,8 juta dosis.

Kebutuhan tersebut dengan memperhitungkan target vaksinasi kepada 181 juta rakyat yang bisa divaksin untuk mencapai kekebalan komunitas (herd immunity). Yang mana, setiap orang perlu divaksinasi sebanyak dua kali. Selain itu, perlu ada vaksin cadangan (wastage rate) sebanyak 15%.

Adapun, proses vaksinasi terbagi menjadi dua gelombang, yaitu gelombang pertama pada Januari-April 2021 dan gelombang kedua pada April 2021-Maret 2022.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement