Tak Tertolong Lebaran, Industri Tekstil Merosot Akibat Serbuan Impor

Cahya Puteri Abdi Rabbi
17 Mei 2021, 16:14
Pedagang menata kain tekstil dagangannya di Cipadu, Kota Tangerang, Banten, Kamis (16/4/2020). Sekretaris Jendras Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mengatakan ekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) secara keseluruhan ke global turun sebesar 30-40 per
ANTARA FOTO/Fauzan/aww.
Pedagang menata kain tekstil dagangannya di Cipadu, Kota Tangerang, Banten, Kamis (16/4/2020). Sekretaris Jendras Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mengatakan ekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) secara keseluruhan ke global turun sebesar 30-40 persen akibat wabah COVID-19.

Kebiasaan masyarakat memakai baju baru pada momen Hari Raya Idulfitri secara tidak langsung dapat mendorong kinerja industri tekstil. Namun, fenomena itu belum terasa signifikan pada lebaran tahun ini.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wiraswasta mengatakan, maraknya penjualan produk pakaian jadi impor jelang lebaran menjadi salah satu faktor menurunnya penjualan produk tekstil dalam negeri.

Redma menyebut, selama periode lebaran ini justru penjualan bahan baku tekstil merosot hingga 30%. “Utilisasi juga turun menjadi 70% untuk serat dan 65% untuk benang. Padahal sebelumnya, utilisasi di Maret 2021  itu hampir 90% untuk polyester dan 75% untuk filamen,” kata Redma kepada Katadata, Senin (17/5).

Redma menjelaskan, pasar tekstil lokal memang terus mengalami penurunan sejak akhir Maret 2021, terutama di hilir seperti tenun dan pakaian jadi.  Ia mengatakan, masyarakat lebih memilih membeli pakaian jadi impor secara online dibanding  produk tekstil lokal secara offline.

Kondisi ini telah terjadi beberapa tahun terakhir. Simak Databoks berikut: 

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...