Prospek Bisnis Digital 2019: Primadonanya Masih E-Commerce dan Fintech

Desy Setyowati
31 Desember 2018, 06:00
Katadata 6
Katadata
Diskusi KatadataForum dengan tema "Transformasi Indonesia Menuju Raksasa Ekonomi Digital" di Jakarta, Selasa, (08/05)

Tren positif bisnis financial technology (Fintech) dan e-commerce sepanjang tahun ini diperkirakan akan berlanjut pada 2019. Kedua sektor ini, ditambah lini bisnis digital lain diprediksi akan terus menarik minat investor.

"Di luar fintech dan e-commerce, ada agritech yang berkembang cepat," kata Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Bhima Yudhistira kepada Katadata, Kamis (27/12). Sebab, ia melihat sektor pertanian membutuhkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas.

Advertisement

Untuk e-commerce, menurutnya persaingan antara platform besar seperti Tokopedia, Bukalapak, Lazada, dan Shopee akan semakin ketat. Oleh karenanya, ia memproyeksikan peningkatan jumlah platform e-commerce tidak akan signifikan ke depan.

Data  iPrice, Tokopedia dan Bukalapak yang menjadi jawara di Indonesia berada di peringkat 3 dan 4 sebagai e-commerce  dengan pengunjung desktop dan mobile web terbanyak di Asia Tenggara. Keduanya mendekati pemain regional seperti Lazada dan Shopee masih bertengger di posisi 1 dan 2.

Grafik:

Menurut Bhima, kunci bagi e-commerce agar bisa bersaing adalah suntikan modal yang besar. Tambahan modal ini penting untuk meningkatkan promosi. "Total transaksi e-commerce pada 2019 diperkirakan tembus Rp 120 triliun," kata dia.

Yang menarik, ia memperkirakan kinerja Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berjualan di e-commerce juga akan meningkat signifikan. Indikasinya, pada Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2018, 12 Desember lalu, lembaga riset pasar Nielsen Indonesia memperkirakan, jumlah pembelian produk UMKM lokal mencapai 46% atau Rp 3,1 triliun dari total Rp 6,8 triliun.

Pertumbuhan bisnis belanja daring di Indonesia sejalan dengan yang terjadi di Asia Tenggara. Riset Google Temasek menunjukkan bahwa nilai transaksi (Gross Merchandise Value/GMV) e-commerce di kawasan Asia Tenggara bisa mencapai US$ 23,2 miliar atau Rp 335 triliun pada 2018.

Tercatat, laju pertumbuhan majemuk tahunan (Compound Annual Growth Rate/CAGR) e-commerce naik 62% dari US$ 5,5 miliar pada 2015. Saat itu, jumlah transaksi e-commerce regional nilainya diproyeksi mencapai US$ 102 miliar atau Rp 1.469 triliun.

(Baca: Kilas Balik E-Commerce 2018: Tokopedia dan Bukalapak Terus Mendominasi)

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement