Gaet Remaja, Facebook Bakal Rilis Aplikasi Pesaing Tik Tok
Raksasa teknologi Facebook dikabarkan bakal merilis aplikasi baru bernama Lasso. Aplikasi tersebut kabarnya bakal menjadi pesaing Tik Tok untuk memperebutkan pasar remaja.
Pengguna Lasso bisa merekam kegiatannya sambil menari dan melakukan sinkronisasi bibir atau lip sync lagu yang tengah diputar. "Ini (Lasso) pada dasarnya mirip Tik Tok. Tampilan aplikasi ini layar penuh, dibuat untuk remaja, lucu, menyenangkan, dan fokus pada kreasi," ujar salah seorang sumber dikutip dari Tech Crunch, akhir pekan lalu (27/10).
Aplikasi ini tampaknya memang dirancang untuk menjadi pesaing Tik Tok, sebab Facebook melihat pasarnya cukup besar. Musical.ly misalnya, memiliki 60 juta pengguna aktif bulanan, yang merupakan remaja dan pra-remaja. Sementara Tik Tok kini memiliki lebih dari 300 juta pengguna. "Banyak yang mereka (remaja) lakukan untuk menjadi keren," ujarnya.
Sumber yang merupakan pegawai Facebook tersebut mengatakan, aplikasi ini dikembangkan oleh anggota tim Video and Watch Facebook. Proyek ini dipimpin oleh Principal Lead Product Designer mereka, Brady Voss.
Voss sebelumnya bekerja di aplikasi TV Facebook dan Hello yang baru-baru ini ditutup. Ia sempat mengembangkan teknologi yang disebut Montage, yang menyajikan foto dalam satu unggahan pada saat pertemuan para penggiat teknologi atau Hackathon, 2016 lalu. Kini, ia kembali membuat proyek kreatif lewat Lasso. "Brady hebat dalam hal (fitur) kamera dan video yang menyenangkan," kata dia.
(Baca juga: Facebook Bangun Pusat Data di Singapura Senilai Hampir Rp 15 Triliun)
Adapun Facebook sudah mengkaji Musical.ly sejak 2016. Facebook juga dikabarkan telah membuat kesepakatan dengan beberapa perusahaan rekaman besar di Amerika Serikat (AS) untuk menggunakan musik mereka dalam aplikasi Lasso.
Facebook sebelumnya juga pernah merilis fitur Lip Sync Live untuk menyasar pasar remaja. Namun, belakangan fitur itu dibuat mandiri menjadi bagian dari aplikasi Lasso. Karena sudah mendapat lisensi dari sejumlah label besar, Facebook pun bisa memberi akses lagu lebih panjang daripada Tik Tok yang dibatasi 15 detik.
Langkah ini diambil karena survei Piper Jaffray menunjukkan, hanya 5% dari remaja AS yang menjadikan Facebook sebagai platform sosial favorit mereka. Prosentase penggunaan setiap bulannya turun dari 60% menjadi 36% sejak Musim Semi 2016. Untuk itu, Facebook butuh cara baru untuk menggaet para remaja di luar Instagram dan WhatsApp.
Sekadar informasi, Musical.ly dan Tik Tok dikembangkan oleh perusahaan perangkat lunak Bytedance di Beijing, Tiongkok. Musical.ly diuncurkan pada 2014 dan populer di kalangan remaja AS dan Eropa. Sementara Tik Tok diluncurkan pada 2016, yang populer di Asia termasuk Indonesia. Namun Musical.ly ditutup pada Desember 2017. Bytedance pun memindahkan seluruh pengguna Musical.ly ke Tik Tok.