Ahli Sebut Obat Covid-19 Belum Ada yang Definitif Saat Ini

Image title
27 Oktober 2021, 18:43
Apoteker memperlihatkan salah satu obat COVID-19 di salah satu apotek di Manado, Sulawesi Utara, Minggu (25/7/2021). Apoteker mewajibkan warga yang ingin membeli sebelas jenis obat-obatan COVID-19 dengan membawa resep dokter sebagai upaya menjaga ketersed
ANTARA FOTO/Adwit B Pramono
Apoteker memperlihatkan salah satu obat COVID-19 di salah satu apotek di Manado, Sulawesi Utara, Minggu (25/7/2021). Apoteker mewajibkan warga yang ingin membeli sebelas jenis obat-obatan COVID-19 dengan membawa resep dokter sebagai upaya menjaga ketersediaan stok obat yang terbatas, serta untuk mencegah pembelian dalam jumlah banyak yang berpotensi dijual kembali melebihi HET (harga eceran tertinggi) yang telah ditentukan pemerintah. ANTARA FOTO/Adwit B Pramono/hp.

Obat untuk menyembuhkan pasien Covid-19 belum ada yang definitif karena penyebaran virus ini masih terhitung baru.

Menurut Ahli Pulmonologi dan Respirasi RSUP Persahabatan Erlina Burhan, bahkan obat untuk pasien Covid-19 mengalami perubahan indikasi dari ketentuan sebelumnya. Kerja sama antara industri farmasi, institusi penelitian dan regulator seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berperan penting untuk mempercepat proses penemuan obat.

Advertisement

"Memang ini penyakit baru. Obat-obatan belum ada yang definitif sehingga perkembangan yang sangat cepat semua ingin menemukan obat-obat baru," ujar Erlina dalam diskusi daring pada Rabu (27/10).

Kerja sama tersebut dapat mempercepat proses dengan menggunakan desain penelitian yang disebut platform trial berupa multi arm dan multi stage. Tata cara ini memungkinkan agar saat dalam proses uji klinis untuk obat Covid-19 yang dinilai tidak bermanfaat dapat langsung diturunkan dan diganti obat lain.

"Sehingga penelitian sangat efisien karena memungkinkan meneliti obat secara bersamaan," kata Erlina.

Perubahan Covid-19 yang cepat menyebabkan terjadinya beberapa kali revisi dalam proses uji klinis. Selain itu ilmu pengetahuan yang terbatas pada saat munculnya pandemi juga menjadi kendala tersendiri.

Erlina menyatakan, single trial dengan meta analysis memberikan hasil tertinggi dalam proses penelitian sehingga menjadi lebih mudah untuk diterima publik. Keputusan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sudah berubah untuk uji klinis terbaru dalam tingkat nasional.

Halaman:
Reporter: Nuhansa Mikrefin

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement