OPEC+ Sang Kartel Minyak, Bisa Picu Resesi Global Lewat Kebijakannya

Dzulfiqar Fathur Rahman
14 Oktober 2022, 17:15
OPEC
Katadata

Organisasi negara-negara produsen minyak (OPEC) mengambil langkah kontroversial dengan memangkas produksinya hingga 2 juta barel per hari, mulai November mendatang. Pasar segera merespons gelisah keputusan ini. Harga minyak mentah Brent—yang menjadi acuan terutama untuk pasar di Eropa, Afrika, dan Timur Tengah—sempat melonjak 4,87% ke US$ 97,92 per barel pada 7 Oktober 2022.

International Energy Agency (IEA) bahkan menyebut kebijakan OPEC berpotensi mendorong dunia jatuh lebih dalam ke jurang resesi. “Dengan tekanan inflasi yang tak henti-hentinya dan kenaikan suku bunga, harga minyak yang lebih tinggi dapat membuktikan titik kritis bagi ekonomi global yang sudah di ambang resesi,” tulis IEA dalam laporan bulanannya. 

Bukan kali ini saja OPEC menyulut bara dalam konstelasi perekonomian global. Organisasi ini yang didirikan pada 1960 ini secara resmi cuma beranggotakan 13 negara. Namun, belakangan ada 10 negara pengekspor minyak lainnya yang dianggap bagian dari organisasi ini. Dunia menyebutnya sebagai OPEC+, di mana Rusia menjadi salah satu bagian pentingnya. 

Saat didirikan pada 1960, OPEC diinisiasi oleh lima negara yakni Irak, Iran, Kuwait, Arab Saudi, dan Venezuela. Arab Saudi, produsen minyak mentah terbesar di OPEC, dianggap sebagai pemimpin de-facto dari organisasi yang bermarkas di Wina, Australia, itu.

Sebelumnya, Eukuador, Indonesia, dan Qatar sempat menjadi bagian dari organisasi yang didirikan di Baghdad tersebut. Indonesia sendiri bergabung pada 1962.

Indonesia, yang merupakan satu-satunya anggota dari Asia Tenggara saat itu, memutuskan untuk keluar dari organisasi tersebut pada 2008. Ini disebabkan karena Indonesia telah menjadi importir netto minyak mentah seiring dengan kemerosotan produksi. Namun, saat itu anggota OPEC lainnya hanya menonaktifkan keanggotaan Indonesia saja.

Halaman:
Reporter: Dzulfiqar Fathur Rahman
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...