Ekonom Wanti-Wanti Dampak Kenaikan Tarif Ojol Terhadap Inflasi dan PDB

Rezza Aji Pratama
11 September 2022, 18:12
Pengemudi ojek online yang tergabung dalam Paguyuban Gojek Driver Jogjakarta (Pagodja) melakukan aksi damai di depan kantor Gojek, Umbulharjo, Yogyakarta, Kamis (24/3/2022). Dalam aksi itu mereka menuntut manajemen Gojek untuk mengembalikan tarif minimal
ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/hp.
Pengemudi ojek online yang tergabung dalam Paguyuban Gojek Driver Jogjakarta (Pagodja) melakukan aksi damai di depan kantor Gojek, Umbulharjo, Yogyakarta, Kamis (24/3/2022).

Kenaikan tarif ojek online diprediksi bisa memicu peningkatan inflasi, penurunan produk domestik bruto (PDB), hingga pertambahan jumlah penduduk miskin.

Ekonom Indef Nailul Huda mengatakan kenaikan BBM yang diikuti dengan kenaikan tarif ojol berpotensi mengerek inflasi lebih tinggi. Pada Agustus 2002. inflasi tahunan sudah mencapai 4,96% yang menurut Nailul, angka ini sudah cukup tinggi.

“Sektor transportasi merupakan penyumbang inflasi tertinggi kedua setelah makanan, minuman dan tembakau,” kata Nailul, dalam paparan rilis survei Polling Institute soal kenaikan tarif ojek online, Minggu (11/9).

Nailul mengatakan ada beberapa skenario dalam hitung-hitungan inflasi. Jika tarif baru ojol memicu kenaikan inflasi hingga 2%, maka kondisi ini akan mengurangi PDB hingga Rp 1,76.

"Selain itu ada potensi penurunan jumlah tenaga kerja sebanyak 14.000 jiwa dan ada potensi kenaikan jumlah penduduk miskin 0,14 %," katanya.

Halaman:
Reporter: Rezza Aji Pratama
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...