Mengenal Penyakit Ain, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Image title
6 Oktober 2021, 13:19
Ilustrasi orang beribadah yang bisa menjadi sara pengobatan penyakit ain
ANTARA FOTO/REUTERS/Lim Huey Teng/WSJ/sa.
Ilustrasi orang beribadah yang bisa menjadi sara pengobatan penyakit ain

Di era serba modern saat ini aneka ragam penyakit masih menghantui, baik fisik maupun non-fisik. Di antara penyebab sakit pun beraneka ragam dari yang disebabkan bencana hingga penurunan kondisi tubuh, dan juga berbagai faktor lainya.

Demi menjaga kesehatan, tak hanya memperhatikan fisik, tapi harus juga diimbangi dengan kesehatan mental. Mental yang sehat akan menjauhkan seseorang dari gangguan stres dan kecemasan. Sehingga menjaga kesehatan itu lebih penting dari pada mengobatinya. Dari mengatur pola makan, kerja dan istirahat yang seimbang.

Namun ada satu penyakit yang tidak kasat mata dan dapat menimpa manusia, siapapun orangnya. Penyakit itu bernama ain. Sejak zaman Nabi Muhammad SAW, penyakit ain sudah muncul dan tentunya membawa dampak kepada penderitanya.

Arti Penyakit Ain

Mengutip buku Thibbun Nabawi yang ditulis oleh Saifudin Hakim dan Siti Aisyah Ismail, penyakit ain berarti untuk menjaga kesehatan, tak hanya memperhatikan fisik, tapi juga harus diimbangi dengan kesehatan mental. Mental yang sehat akan menjauhkan seseorang dari gangguan stres dan kecemasan.

Dalam Islam juga meyakini penyakit ini menimbulkan gangguan dalam kehidupan. Penyakit ini muncul karena ada campur tangan setan dan pengaruh kejahatannya. Pengaruh itu timbul dari kekuatan yang mungkin dimiliki manusia untuk melakukan dosa. Kejahatan semuanya negatif, bertentangan dan berlawanan dengan semua kebaikan yang positif.

Secara bahasa penyakit ain berasal dari kata 'aana ya'iinu yang berarti terkena sesuatu hal dari mata. Sebuah pandangan mata yang menyebabkan penyakit ain adalah pandangan yang diikuti respons jiwa yang negatif. Pandangan mata tersebut menjadi jalan dan dimanfaatkan oleh setan untuk menciptakan sifat iri dan dengki.

Kepercayaan pada mata jahat atau penyakit ain adalah kepercayaan pada kekuatan iri dan kecemburuan yang dapat menyebabkan bahaya, kehancuran, dan keputusasaan dalam diri manusia. Namun, penyakit ain juga dapat terjadi karena rasa takjub atau cinta terhadap yang dipandang.

Manusia di bawah obsesi ini, dapat membahayakan sesamanya, baik sengaja maupun tidak sengaja. Dalam kasus yang khusus, penyakit ain bahkan dapat terjadi meski tanpa melihat langsung korbannya semisal melalui foto atau video.

Kesimpulannya, penyakit ain dapat terjadi karena adanya hasad atau perasaan iri dan dengki atas nikmat yang dimiliki orang lain. Orang yang memiliki hasad kepada orang lain, akan memandang orang tersebut dengan penuh kebencian. Hal inilah yang bisa menyebabkan berbagai gangguan ain yang mengancam kesehatan hingga nyawa seseorang.

Di masa modern saat ini banyak orang yang tidak percaya dengan keberadaan penyakit ain. Meskipun Rasulullah SAW telah menjelaskan dalam hadisnya yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam bersabda:

"Ain itu benar-benar ada. Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh 'ain itu bisa." (HR. Muslim No.2188).

Gejala Penderita Penyakit ain

Salah seorang ulama bernama Syaikh Abdul Aziz As-Sadhan, menyebut beberapa ciri manusia yang mengalami gangguan penyakit ain.

1. Sakit kepala yang berpindah-pindah.

2. Wajah pucat.

3. Sering berkeringat dan buang air kecil.

4. Nafsu makan lemah.

5. Mati rasa.

6. Panas atau dingin di anggota badan.

7. Detak jantung yang cepat dan tidak beraturan.

8. Rasa sakit yang berpindah dari bawah punggung dan bahu.

9. Bersedih dan merasa sempit (sesak) di dada.

10. Berkeringat di malam hari.

11. Perilaku (emosi) berlebihan.

Halaman:
Editor: Safrezi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...